Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Heartgasm

Saya dan mama, pergi ke depok. Seperti biasa, saya adalah supirnya mama. (*Ngga perlu ditanya dan diragukan lagi) Perjalanan perginya aman dan lancar jaya. Ketika balik, mulai "ramai" lancar. Hingga sampai di dekatnya Kalibata. Saya melihat seorang bapak kesusahan membawa gerobak dagangannya sementara disebelahnya ada seorang ibu yang sudah renta menggendong dagangannya, mereka mau menyebrang. Tapi kebanyakan mobil yang lwat tidak mau berhenti. Saya menghentikan mobil di lajur tenngah. Saya mengangguk dan mempersilahkan mereka lewat. Sayangnya, beberapa motor masih aja ada yang lewat. (*Gemeeeessssh) tiba2 buah2an si nenek jatuh. Reflex saya keluar dari mobil dan membantu memungutnya. Beberapa mobil sudah mengklakson, cukup lama memang mengantar mereka menyebrang jalan yang lebarnya kurang dari 6 meter itu. Pelan. Harus pelan. Saya sempat mendengar teriakan beberapa pengendara motor, walaupun ada juga yang bersimpati dan sabar menunggu. Hingga, dia ada. Cowo itu keluar da...

Melepasmu.

Bila dia menginginkanmu , Dia akan tinggal , Sehebat apapun tantangannya , Dia akan selalu menemukan alasan untuk menetap . Karna kamu terlalu berharga untuk dilepaskan. Namun, bila dia menyerah. Menyerah pada KITA. Sekuat apapun kita saling mempertahankann dan memperjuangkan, Dia akan selalu menemukan alasan untuk pergi. Perpisahan terjadi bukan hanya karena orang ketiga, keempat, kelima, Tapi karena kita, Kamu dan aku, menyerah untuk menyelamatkan kita. Karena kita, tidak siap menghadapi masalah. Karena kita, belum cukup dewasa untuk berpikir tentang KITA. Karena kita, kita tidak menghargai sebuah komitmen "kenapa kita memilih untuk bersama?" Perpisahan terjadi karena ego yang mengental, Karna salah satu dari kita, menyerah pada keadaan. Membiarkan celah bagi masalah dan orang lain mengambil alih. Karena kita, terlalu fokus pada apa yang kita kejar sebagai individu, Bukan sebagai pasangan. Karena kita, kehilangan "rasa memiliki" yang ...

The Shape of Water

In love. Ternyata, cinta itu bisa jatuh pada siapa saja. Pada orang yang sosoknya biasa saja. Pada orang yang bahkan tidak masuk dalam kriteria. Pada orang yang "mustahil" membuat orang lain tertarik. Tidak selamanya, jatuh cinta selalu tentang fisik. Rupa. Cantik. Ganteng. Hidung mancung. Apalagi? Pasti banyak ya kriteria yang bakalan kita sebutin. Namun, diantara yang banyak itu. Ada satu hal yang sering luput dari perhatian kita. Perasaan diterima. Didengarkan. Dicintai. Dihargai dengan layak. Perasaan diterima adalah hadiah terbaik dari sebuah pengakuan akan rasa jatuh cinta. Ketika dunia melihatmu dengan "aneh" bahkan melirikpun terasa enggan, ada dia, dia yang menerimamu sebagaimana ada mu. Ada dia, dia yang tidak pernah mempertanyakan keunikkan yang kamu miliki. Ada dia, dia yang tinggal tetap dengan cinta yang sama. Ada dia, dia yang menatapmu seutuhnya tanpa mengecualikan keunikkanmu. Perasaan diterima itulah yang membuat orang mengabaikan ...

Tentang Noke #51 (*my dumb)

Im innocent. Ketololan saya. Iya,saya. Sangking terlalu gembiranya, karna mau nonton Sheila On 7. Jadi saya agak *ehm... Kurang fokus! Fak. Saya panasin mobil. Lalu saya nyalain semua lampu. Sayangnya, saya lupa matiin lampu depan. Daaaaan, mama baru bilang itu 2 jam setelahnya. FYI, saya panasin mobil jam 4 sore dengan asumsi bahwa jam 7 an bakalan jalan. Jadiiii, saya ngga perlu panasin lagi. Deal ya? 07.50 Pas mau distater, mobil ngga bisa nyala. Crack! Thats my falls. Im totaly dumb. Akhirnya kita naik grab. But, thats not the point. Hahahahahhahahaha... The point is im flawless. as a lways. Ketika mereka tau, saya salah. Tidak ada yang "menyalahkan" atauu "marah" atau "grumpy", semuanya cuman ketawa. Yep, im innocent. Mama : coba kalo kurcaci2 dua yang salah. Kaka pasti ngamuk. Amor : iya,ma. Kaka selalu dibela. Iyakan? Kalo papa ada, kaka tetap tidak boleh disalahkan. Eset : kalo papa, pasti marahin amor dan saya kalo udah gini. Papa...

Tentang Noke #50

1 minggu yang lalu, mama di telpon oleh Penerbitan dan salah satu pendeta yang kerja di bagian administrasi Sinode, bahwa mama ditunjuk sebagai salah satu editor untuk penulisan sabda2. Sebelum itu berjalan ada pelatihan dan/atau seminar tentang "editor". Editor penulis sabda-sabda di GPIB. Kerjasama antara Penerbitan GPIB dan Sinode. Terdengar lucu di telinga saya. Kayak ngelawak. Kenapa? Gini ya, dulu, papa saya duduk sebagai dirut penerbitan selama kurang lebih 9 tahunan, beliau mengerjakan segala bentuk editing itu sendiri. Saat itu beliau satu2nya pendeta disiti, sekaligus dirutnya. Beliau kerja siang malam untuk nge-edit tulisan orang2. Bahkan memperbaiki tata bahasanya, menambahkan sisi teologinya, juga merampungkan tulisan2 yang telat masuknya. Sendirian! Beliau menerbitkan tulisan pagi dan sore, menambahkan tata ibadah pada tiap hari besar gerejawi, dan tidak pernah ada yang komplain tentang tulisannya. Pada masa itu, saya, kami, kita ber4 adalah orang-orang yan...

PS. I love you

"I love you" Kalimat  sederhana. Bagi sebagian orang seperti sebuah mantra tak bermakna. 3 kata sederhana. Bagi sebagian orang lagu wajib yang terus di dengungkan tanpa dimaknai. I love you. Kamu tidak perlu mengatakannya beratus kali, hingga aku hafal. Kamu juga tidak perlu membuatnya terlihat murah dengan mengumbarnya setiap kali kita bertemu. I love you. Bila kamu tidak bisa memaknainya dengan benar dan mengartikannya dengan rasa. Jangan sembarangan berucap! Kalimat itu sederhana namun memiliki kekuatan magis. Yang dalam tiap pelafalannya, mampu mengejutkan seluruh sistem simpatis. Yang bahkan, ketika kamu mengucapkannya tanpa makna apapun, kamu telah melumpuhkan seseorang yang ada di hadapanmu. Yang bahkan, saat kamu melantunkannya dengan bohongpun, kamu telah memenangkan hati si pemilik senyum itu. Jangan, jangan sembarangan mengucapkannya. Aku bukan manusia yang percaya akan kebetulan-kebetulan. Semua sudah ada dalam rancangannya. Manusia menebak, menerka...

Tentang Noke #49

Pernah disuatu masa, beliau menimang saya hingga tertidur lalu kami tertidur berdua. Diluar penampakannya yang " garang ", beliau mau untuk mengganti popok, mengajak saya ke kuliahnya, membuatkan susu dan mengajar saya. Beliau tau betul, saya suka dingin dan bila saya tidur lampu harus mati. Beliau selalu mengkondisikan seperti itu, setiap kali saya tidur. (* Sampai saya se-besar ini ) Pernah disuatu masa, beliau panik ketika saya jatuh dari sepeda dan pipi saya lecet besar. Beliau adalah pembela terhebat saya, dengannya saya tidak bisa kalah dan tidak akan salah. Pernah disuatu masa, beliau menjadikan saya asistennya untuk menemani pada setiap pembinaan yang beliau pimpin. Lalu pulangnya , kita berdua akan makan di puncak , Rindu Alam. Untuk saya , papa selalu memberikan semua hal terbaik . Pernah disuatu masa, kami duduk dipinggir jalan, memakan seafood gerobak di menteng, sambil bercerita tentang masa depan. Beliau teman nongkrong yang asik . Pernah...

Karna kamu tidak bertanya.

Karna kamu tidak bertanya. Dia tidak perlu menjelaskan, apa yang dirasa. Bahkan untuk semua orang yang merasa dekat dengannya. Shes introvert. Badly introvert. Dia tidak merasa wajib untuk bercerita tentang kesedihannya pada orang lain. Begitu juga berita bahagianya. Anda tidak bertanya? Diapun enggan beercerita. Bahkan ketika anda bertanyapun, dia benar2 mempertimbangkan "perlu ga" anda tau, hal yang tidak setiap orang harus tau. Dia sangat menjaga privacynya. Terhadap siapa saja dan tentang apa saja. Dia tidak sembarangan bercerita tentang hal2 yang tidak mungkin kita tertawakan bersama. Apalagi kita tangisi bersama. Dia menangis sendiri. Tertawapun lebih menyenangkan sendiri. Mungkin, dia butuh beberapa orang yang di percaya utk berbagi kesenangan. Tapi tidak kesedihan. She's introvert. Bahkan ketika kediamannya mengganggu sebagian orang. Karna bagi mereka, berita sedih, cerita ttg "musibah" atau "cobaan" sebaiknya dibagi, bukan dipendam. Nam...

Kopi pagi ini.

Pagi ini saya terbangun , diatas ranjang penyesalan . Bergegas membasuh perih yang menggantung . Menyapu bersih rindu yang menggantung, sisa semalam. Berdiri kembali setelah terjatuh. Kembali menjadi saya yang mereka tau. Mencari saya didalam keramaian kota ini. Entah dimana, saya yang dulu itu. Entah bagaimana menemukan saya yang itu. Kopi saya tak pernah lagi senikmat kala itu. Dimana saya masih mampu menyombongkan diri pada sang waktu. Dan menendang roboh setiap kekalutan yang singgah. Kopi pagi ini rasanya pahit. Entah bagaimana cerita sore nanti. Yang saya tau, pagi ini harus dihidupi dulu. Karena untuk mencapai senja, kamu harus merangkak melewati keramaian pagi. Dan untuk memasuki kelamnya malam, kamu harus menjalani temaramnya senja. Begitulah hidup. Seperti kopi waktu itu, manisnya terasa menghidupkan, lalu hari ini, kopi itu masih sama menyesapkan pesan untuk tetap berlari menatap esok. Hanya saja, rasanya begitu pahit, menyentuh langit2 mulut. Entah ...

Kehilangan Teman Hidup

Kehilangan seorang teman hidup adalah duka yang menyakitkan. Teman hidup, yang biasanya ada ketika terbangun. Yang selalu menemani juga menanti kita pulang. Yang suara menenangkan kekalutan dan membisikkan sayang. Teman hidup, yang terbiasa menghangatkan suasana, membiaskan takut dan membuncah semangat. Kehilangan, dia, yang biasanya ada disamping, menggenggam, mendengarkan, memeluk, merangkul, rasanya kosong. Pedih yang tidak berkesudahan, kekosongan yang menyakitkan. Bila kamu terbiasa mencintai banyak perempuan, kamu tidak akan bisa menghargai rasanya memiliki belahan jiwa, satu2nya perempuan yang menemanimu seumur hidupnya. Teruntuk, Bapak SBY... Saya turut merasakan duka bapak dan keluarga besar, kehilangan sosok yang begitu dicintai dan mencintai kalian. Sosok yang selalu menjadi penopang, penolong dan penganyom di dalam keluarga. Saya tidak mampu mengatakan agar bapak jangan bersedih, karena sampai hari ini pun, ibu saya masih sering menangis karena kehilangan ayah say...