#TentangNoke & Nona-nya (*Sinsi)
Noke adalah manusia dengan kepribadian yang unik.
Sinsi?
Sinsi adalah penolong sepadan yang ditempatkan oleh semesta untuk melengkapi keunikkan Noke, ops... bukan lebih tepatnya menyempurnakan semua keunikkan Noke.
Semua orang mengenal Noke sebagai orang yang tempramen, namun disaat lain beliau bisa sangat heartsional, kasar, namun beliau bisa menjadi sangat lembut, tegas, disiplin, bossy, otoriter, dan diktator.
Lalu, apa yang membuat Sinsi tetap tinggal dan kuat menghadapi keunikkan Noke?
Cinta dan Kasih sayang. Sabar dan pengertian.
Mereka berdua memang diciptakan untuk saling menemukan dan memiliki.
Tidak ada alasan yang paling kuat dan paling besar selain Cinta. Noke mencintai Yesus, jauh lebih dulu, jauh lebih besar, dengan pemahamannya, dengan imannya, dengan akal budinya, lalu Yesus menempatkan Sinsi disisinya.
Sinsi mencintai Yesus, jauh lebih dulu, jauh lebih hebat, jauh lebih dalam, dengan perasaannya, dengan imannya, dengan akal budinya, lalu Yesus mengantarnya menemukan Noke, pada suatu sore di tempat praktek dokter gigi.
Kisah yang anehkan?
Noke dan Sinsi (*Nona-nya Noke) menikah pada usia 31 tahun & 30 tahun. Noke meninggal setelah 31 tahun bersama.
Sebagian orang yang mengenal mereka, pasti mengatakan bahwa Sinsi adalah perempuan paling hebat dan paling sabar. Perempuan paling kuat dan paling tepat untuk Noke.
31 tahun. Ada banyak hal yang terjadi. Hal2 yang kadang mempertanyakan cinta dan pengabdian tentang keluarga. Dalam pelayanan dan kesaksian sebagai hamba Tuhan, semua akibat2 harus Sinsi terima, sebagai bentuk support yang penuh untuk Noke, itu dimulai pada hari mereka berdiri didepan altar dan mengatakan "Ya, saya bersedia"
Tidak pernah ada yang menjanjikan pernikahan itu adem ayem, bahagia selalu, sehat terus, bukan... Dalam suka dan duka, dalam malang dan untung, ketika sakit dan sehat. Bahagia? Bahagia itu selamanya, bukan selalu. Karna dalam setiap riak kecil sebuah cerita pernikahan, selalu ada makna yang tersirat, selalu ada kekuatan cinta dan kasih yang dilipat gandakan, pada akhir dari hari yang runyam, Noke selalu menemukan Sinsi sebagai tempatnya kembali, dikala dunia bahkan meragukan dia.
Orang lain boleh berpendapat apapun tentang Noke, namun Sinsi, dia selalu berhasil menegakkan kepala Noke untuk menghadapi tantangan. Sinsi selalu menenangkan Noke, sebesar apapun badai yang mereka lewati. Sehebat apapun tantangan yang menggoyahkan. Sinsi selalu ada untuk Noke, dia menunjukkan kualitasnya sebagai seorang istri dan ibu beriman, yang selalu berhasil mengendalikan situasi dan meredamkan amarah.
Sinsi selalu tersenyum. Sinsi selalu menyapa. Noke? Kadang, Noke juga seramah Sinsi. Namun, jauh lebih sering Noke menunjukkan muka "keras"nya, sehingga untuk masuk ke Noke, kebanyakkan orang harus melewati "gerbang"nya, Sinsi.
Noke dan Sinsi, selalu mendiskusikan segala hal. Apa saja. Mulai dari pelayanan, masalah sekolah kita, uang belanja besok, permintaan kita ber3, apapun itu. Tidak ada rahasia diantara mereka.
Aturan main, yang ditegakkan Noke untuk Sinsi, Noke akan menceritakan apapun tentang pelayanan dan tantangan yang dihadapi, tapi Sinsi tidak boleh melanggar police line yang dibuat Noke. Sinsi adalah Ibu Jemaat, ditempat Noke bertugas, dia selalu mendengarkan banyak keluh kesah jemaat, menanggapi dengan bijak, namun tidak berjalan melewati aturan Noke.
"Kamu dengan jemaatmu, aku dengan jemaatku. Satu hal yang pasti, kita saling mendukung. Namun kita tidak boleh saling mengatur wilayah kerja masing2"
Pelayanan selalu menjadi No.1 diatas apapun, didalam rumah kita. Tidak peduli apa yang sedang terjadi, apakah amor sakit, saya sakit, atau eset sakit, atau Noke dan Sinsi yang sakit. Selama masih ada kekuatan dari Yesus, mereka selalu berusaha untuk melayani DIA dengan benaar dan baik.
Sinsi adalah "rumah" nya Noke. Tempat ternyaman untuk kembali disaat hari buruk menyapa. Tempatnya kembali dikala Noke tau segala hal tidak berjalan sesuai dengan yang beliau mau.
3 hal yang selalu menguatkan Noke, Yesus, Nona-nya dan Anak2nya.
Noke sangat beruntung atau kalimat yang lebih baik "sangat diberkati" karna Yesus menempatkan Sinsi disampingnya.
Sinsi mengenal dan mengetahui Noke dengan baik. Dengan sangat detail. Bahkan lirikan mata Noke-pun memiliki arti yang sangat jelas untuk Sinsi. Sinsi tau, kapan Noke harus dibuatkan teh manis, kapan Noke mau makan, dan apa makanan yang Noke suka. Sinsi sangat paham, baju mana yang Noke akan pakai. Bagaimana moodnya Noke hari itu. Obat2 Noke dari A-Z. Apa yang ada dipikiran Noke, bahkan waktu Noke "tidak menyenangi" seseorangpun, Sinsi tau. Sinsi selalu tau. Sama seperti Noke yang jauh lebih tenang, lebih santai, bila Sinsi ada disampingnya.
Noke tidak perlu berbicara, gesturenya sudah sangat dipahami oleh Nona-nya. Tolong catat, sangat dipahami oleh Sinsi.
Lalu Noke?
Noke melarang Sinsi belajar menyetir, kenapa? Karna untuk Noke, Sinsi harus duduk dengan terhormat disampingnya, bukan sebagai Supirnya.
Noke yang selalu tertawa mendengar cerita lucu Sinsi tentang apa saja, apa saja. Noke selalu menunggu Nona pulang. Noke yang selalu harus mendengarkan suara Sinsi. Noke yang wajib menelpon Sinsi, dimanapun dia berada, hanya untuk menceritakan "apa yang terjadi dengannya hari ini"
Bagi Noke, Sinsi adalah dunia yang dimilikinya. Karna sejauh apapun, Noke pergi bertugas, akan ada kalimat "Jang bungkus lai, maitua dirumah juga su masak" dan "mama masak apa hari ini? Papa pulang makan dulu ya?"
Itulah mengapa saya sangat mengagumi, cara Sinsi mencintai Noke. Cara Sinsi menceritakan cerita tentang Noke, membuat siapa saja akan jatuh hati pada sosok Noke. Noke-nya Sinsi.
Saya tidak perlu mencari contoh diluar rumah. Karna saya mendapati dua figure yang sangat kuat didalam rumah. Noke dengan ketegasan, kedisiplinan, kepintaran, konsistensi, loyal. Dan... Sinsi yang penuh kelemah lembutan, pengasihan, keibuan, pengertian.
Cara Noke dan Sinsi memandang sebuah masalah berbeda, tapi tetap pada tujuan yang sama. Kalian mau tau, kenapa kita b3 sangat menghormati Noke? Bukan hanya karna ketegasan, kekerasan dan kedisiplinannya saja. Namun, lebih jauh dari itu, karna kita melihat cara Sinsi memperlakukan dan menghormati Noke, sebagai suami dan kepala keluarga. Sinsi yang selalu menghormati keputusan apapun yang Noke buat didalam rumah. Keputusan Noke adalah aturan baku yang wajib dijalankan. Sinsi yang tidak pernah menyela atau membentak Noke. Sinsi yang selalu netral, ketika Noke "mendidik dan menempa" kita. Sinsi yang tidak pernah melewati "kepala" Noke. Sinsi yang selalu membutuhkan izin Noke atau anggukkan setuju dari Noke. (*Bahkan untuk setiap pakaian yang mau Sinsi pake) Karna dengan Noke, segala hal harus rapi, teratur dan berkelas.
Cara Sinsi menghormati Suaminya, membuat kita mengagumi Dia, bukan hanya sebagai Ibu yang beriman, namun juga Istri yang takut akan Tuhan.
Bagi Noke, Sinsi adalah perempuan paling taat yang pernah dia temui.
Tidak banyak yang tau, setelah Noke pergi. Sinsi kehilangan "satu sayap"nya. Dia adalah orang yang paling terpukul dan kehilangan. Sinsi selalu terbangun pada jam2 subuh, jam dimana Noke terbangun untuk berdoa subuh. Sinsi selalu menangis didalam keheningan pagi sambil membaca sms dari Noke.
Orang hanya melihat sisi Noke yang buruk, namun Sinsi mencintai setiap sisi yang diciptakan Tuhan dalam diri Noke. Sinsi tidak pernah meragukan Noke. Setitikpun tidak. Sinsi tau bagaimana caranya menghormati pilihan hidupnya. Sinsi tau, bagaimana caranya mencintai kekurangan Noke.
Hingga saya menulis catatan bodoh ini, Sinsi masih selalu memanggil nama Noke. Belahan Jiwanya. Menyanyikan lagu Happy Birthday, dihari ulang tahunnya kemarin 29 Juli. Dalam keremangan senja, kami masih duduk mendengarkan Sinsi bercerita tentang kisah pelayanan Noke. Perjuangannya. Dedikasinya. Semua hal tentang Noke. Semua yang ada pada Noke adalah milik Sinsi.
Seperti yang sering Noke tulis dan bilang "Bila Yesus harus memanggil salah satu dari kita, Noke akan minta, Noke aja duluan. Noke ga bisa bayangin hidup sendiri tanpa Nona. Nona itu perempuan kuat. Nona pasti bisa menjaga 3 anak sendiri. Tapi Noke? Noke tidak bisa apa2 kalo tidak ada Nona"
Dan, bila kamu ada dan tinggal didalam rumah kami, kamu akan mendengar Noke menyebutkan nama "NONA" atau "Mama" ribuan kali. Untuk setiap hal kecil yang dia butuhkan. Atau pertanyaan wajib "mama mana?", "Mama udah pulang?", "Kok mama lama banget ya pulangnya?" Mungkin itu terasa annoying, namun saat Noke sudah pergi, panggilan itu selalu dirindukan.
Dan Sinsi?
Seperti biasa, Dia selalu tersenyum. Selalu siap. Selalu mengerti Noke.
Bila hidup punya cetakan ke 2, saya tidak akan mengganti apapun dari hidup saya saat ini. Bila diizinkan bernegosiasi, mungkin Yesus bisa menambahkan umur Noke lebih lama lagi.
Bila suatu hari nanti, saya menemukan seseorang, saya ingin mencintainya, seperti cara Sinsi mencintai Noke. Tanpa ragu. Tanpa kecuali.
Dan saya, selalu jatuh hati, setiap kali melihat Noke pulang lalu makan makanannya Sinsi. Mungkin terlihat sangat sederhana kan?
(*Mau tau sebuah rahasia? Noke jarang makan diluar. Bahkan, saat Noke sudah makan diluarpun, Noke tidak pernah melewatkan masakannya Nona.)
Sejauh yang saya tau, saya selalu ingin menjadi hebat seperti Sinsi. Sejauh yang saya mau, saya selalu ingin pulang dirumah dan menemukan kembali masa dimana, Sinsi dan Noke duduk sarapan pagi bersama sambil membahas segala hal. Atau menemukan mereka sedang duduk diteras menunggu kita bertiga pulang.
Atau mungkin, saya sangat ingin kembali, ke masa dimana, Noke dan Sinsi hanya memiliki saya. Anak pertamanya. Anak tunggalnya. Ketika Goel, Amor, Chesed, dan Astrid, masih direncanakan.
Bagaimana mungkin kamu tidak jatuh hati saat mendengar Sinsi menceritakan kisah tentang Noke?
Perhatikan lebih seksama bukan hanya bibirnya yang bertutur, namun matanya berbinar, lihat lebih jauh, ada Noke yang selalu hidup didalam sana.
Benyada Remals "dyzcabz"
I love both. (*Noke dan Nona-nya)
Suatu sore, 2 tahun lalu, Noke, Sinsi dan Saya, jalan2 ke McDonald Thamrin. Noke merangkul saya, seperti biasa, dan Sinsi menggandeng saya. Saat itu, hidup sedang baik2 saja. Sedang baik2 saja. Baik2 saja. Baik2. Saja.
See Nok? Dalam setiap gerakan Sinsi, ada rindu yang sulit dibendung. Dalam setiap cerita Sinsi tentangMu, selalu ada cinta yang menyala sekalipun maut telah memisahkan kalian.
Saya pernah bilang kepada beliau "di balik suami yang sukses ada istri yang hebat" itulah mama kamu. Saya sungguh mengagumi mereka sebagai pasangan yang hebat dan hamba Tuhan yang patut dicontoh.
BalasHapus