Langsung ke konten utama

Kembali siap #trauma


Kalau kamu pernah mengalami sebuah trauma, kamu akan mengerti mengapa ada segelintir orang, yang memilih untuk "meniadakan" dirinya didalam keramaian.

Mungkin, kalian akan bilang... "Yaelah, dilawan dong", "masa kalah", "cemen amat gitu aja lemah" dan kalimat2 meremehkan yang melemahkan.

Karna kalian tidak berada didalam posisi mereka. Mungkin kalian ber-empati, ber-simpati, namun itu tidak lantas membuat kalian akan "menjalani alur cerita yang sama". Kalian boleh mengatakan, "iya gue ngerti", "iya gue paham", namun kalian bukan "the actor" yang sedang menghadapi trauma itu. Kamu boleh pernah mengalami, namun psikis tiap manusia itu berbeda-beda.

Mungkin, saat kamu menghadapi trauma yang sama, kamu jauh lebih kuat, pikiranmu matang, dewasa, bijak. Kamu dapat keluar dari "cangkang" itu dan bersikap seperti biasa lagi.

Namun, ada orang lain, yang akan menutup dirinya, dan mematikan "euforia" terhadap apapun itu. Mereka menciptakan tembok pembatas yang kadang sulit untuk dibuka. Kenapa?

Karna mereka tidak siap untuk kembali gagal. Untuk kembali lagi dalam kesalahan dan cerita yang mungkin saja sama. Dalam cinta, mencintai saja tidak pernah cukup.

Bila kamu, pernah mencintai dengan segenap hatimu, lalu dia membuatmu trauma sehebat itu, dan trauma itu membekas. Seperti bekas luka yang selalu menngikuti kita. Menempel dan ada terus disana.

Kadang hanya sebagai pengingat, namun lebih sering sebagai barier. Alarm sign. "Hati2 gunakaan hatimu agar tidak kembali patah hati"

Cinta tidak menyembuhkan. Cinta justru menggelisahkan. Cinta justru menakuti. Waktu memudarkan. Walau belum tentu mengilangkan.

Ada yang bilang pada saya, ketika kamu mencintai seseorang, kamu memberikan hak untuk dia, hak untuk mematahkan hatimu atau menyempurnakan impianmu.

Note tolol ini dibuat, ketika seorang teman baik saya, akhirnya "keluar" dari dunia warasnya dan kembali menyambut hari baru.

Sayangnya, "kegilaan" yang pernah membuatnya meredup, kembali mengambangkan keberaniannya untuk memulai lagi, bukan karena sudah terlalu lama dia bersembunyi, hanya saja teriknya siang terlalu menyakitkan langkahnya. Hingga kadanng, luka itu berdenyut kembali. Tidak sampai terluka lagi, bernanahpun tidak. Hanya saja, cukup untuk menerbitkan sebuah "alarm" dan menahan langkah ringannya untuk maju.

Menerbitkan sebuah tanya "sudah bisakah saya?" Lalu hatinya mengenalkannya pada rasa lama dengan cara yang baru, mencintai dengan keterbatasannya. Mencintai dengan ketakutannya. Menyudahi dengan keterlambatannya.

Setiap cinta, patut diperjuangkan 'kan? Sampai dibatas mana, logikamu bermain dan hatimu membekukan rasa. Rasanya, cinta tidak pernah keliru memilih jalannya.

Hanya saja, manusia kadang keliru memaknai sebuah rasa. "Mungkin itu cinta?"


Benyada Remals "dyzcabz"

Note bodoh ini dibuat sambil menemani Sinsi ke salah satu tempat favoritenya di Pasar Baru. Makan es potong coklat. Menunggu Sinsi selesai belanja.

Bila ada cinta yang mampu membangkitkan kematian, seharusnya dan selayaknya, sebuah trauma bukanlah sebuah momok. Dia hadir sebagai penngingat, bukan penghalang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...