Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Tentang Noke #10

29 Juli. Mengingat hari lahirnya, orang yang sudah pergi dalam kemuliaan. Harinya papa. Have a goodday up there,dad!!!! Hmmmm... Let me ask you something, did u plan it? To celebrate it with Jesus? So you can eat all of it? Coca cola? Teh Manis? And many kind of food? Mungkin, kata yang tepat bukan lagi "merayakan" atau "merayakan kehilangan"??? Buat saya, 29 Juli akan selamanya menjadi milik papa, ada atau tidak adanya papa disini. Hari ini, selamanya akan selalu kami kenang sebagai harinya papa. Bukan lagi kelahiran, namun kehadiran dan kenangannya yang akan tinggal bersama kami, selamanya. Walau waktu berganti, tahun berjalan, kenangan selamanya ada, hidup disetiap gerakan-hidup kita. Kenangan akan selalu menjelaskan, juga mengingatkan, Papa pernah menemani kita untuk melewati berbagai cerita. Selamat merayakan harinya papa disana. Semoga diatas sana, tidak ada lagi "pengawasan" tentang apa yang boleh papa makan. 😂😂&...

Tentang Noke #9

16 hari tanpa papa. Orang menguatkan saya. Mereka mengatakan mereka bisa merasakan. Tapi bagi saya, tidak ada yang bisa merasakan, menggambarkan, bahkan memahami bagaimana rasanya kehilangan seorang noke. . . Papa memahami saya. Bahkan disaat kita berdebat tentang banyak hal. Papa mengerti saya, bahkan disaat kekerasan kepala saya dan ego saya, membuat papa marah. Papa mengalah untuk saya. Saya tidak perlu meminta, karna Papa selalu memberi, tepat disaat saya menginginkan. Papa tidak mengeluh bahkan disaat saya terlalu banyak menuntut lebih dari amor dan eset. Papa selalu mendahulukan saya, memenangkan ego saya. Saya selalu tau, papa ada dipihak saya. . . Komandan. Boss. My banker of everything. Teman cerita. Guru untuk ngecengin orang. Bodyguard. My unconditional love. Lawan diskusi yang alot. Pasien yang "ngeyel". Mr.Cocacola & Tn. Teh Manis. Teman satu tongkrongan (*Ohlala always) My favorite "Pendeta" forever. Penasehat yang bijak. Tempat ngadu saya. ...

Tentang Noke #8

69 hari tanpa noke. Amor's bornday,pa. Ulang tahun pertama dari kita b4 tanpa papa disini. Tanpa papa. Untuk pertama kalinya, kita merayakannya b4. Pa, tanpa papa, kita merayakan ke tempat dimana papa selalu ajak kita. Oh la la kafe. Tempat yang wajib kita datangi setiap kali, salah satu dari kita ulang tahun. Kita duduk disana, dengan formasi tidak lengkap, karna papa tidak ada lagi. Tanpa papa. Pa, hari ini untuk pertama kalinya, kita merayakannya tanpa papa. Selalu ada hal yang pertamakan,pa? Supaya perlahan saya belajar menjalani hari2nya tanpa papa.  Tidak mudah,pa. Awalnya selalu lebih berat,pa. Biasanya berhadapan diseberang meja dengan papa. Mendengar nasehat papa. Menertawai rasa haru papa yang tiba2 terbit. Dengan papa, selalu ada cerita. Selalu ada peristiwa kocak yang selamanya akan kita kenang. Pa, duduk disana, membuat saya memutar kembali kenangan kita. Saya seperti masuk kedalam waktu dimana, papa duduk ditengah kita. Bercanda. Menerbitkan rind...

Tentang Noke #7

"Lo ga foto bareng bokap buat yang terakhir kali?" udah, cuman untuk saya aja. Bahkan untuk menunjukkan dan melihatkan foto saya bersama papa untuk yang terakhir kali, adalah hal yang sulit. Bukan karna saya tidak mau menerima. Saya hanya ingin menghidupkan kenangan bersama beliau dimasa hidupnya. Bukan 3 hari yang lalu. 3 hari yang memisahkan kita selamanya. 3 hari yang memeteraikan saya sebagai anak yatim. Hanya foto keluarga disamping peti papa yang saya mau untuk "ada" didalam foto itu. Tapi kebanyakkan orang yang meminta saya untuk berfoto di peti papa, saya tolak. Saya hanya ingin memiliki kenangan yang hidup. Bukan ketika beliau terbaring kaku dipeti kayu dan mulutnya tidak lagi memanggil saya. Saya tidak membenci keadaan. Juga tidak merutuki keputusan semesta. Saya hanya ingin mengenang papa, sebagai orang yang selalu saya banggakan. Energiknya. Nyentriknya. Grumpynya. Ngeyelnya. Ketawanya. Kekonyolannya. Kematian adalah perjalanan setelah hidup yang p...

Tentang Noke #6

Sejak papa pergi. Saya mulai jarang, duduk sendiri di teras. Karna teras selalu menjadi tempat kita b2, b3 atau b5 menghabiskan sore, malam atau waktu2 luang bersama. Teras adalah tempat papa menunggu saya pulang. Tempat minum teh sore dan menikmati jajanan sore bersama. Tempat berkumpul dan bercerita tentang banyak hal dengan papa. Papa selalu menciptakan rumah yang "bercerita". Duduk sendiri diteras itu cukup menyakitkan pa. Karna saya terbiasa memandang papa diseberang saya. Duduk dengan kaos kebangsaan, lalu mendengar papa bercerita tentang banyak hal. Lalu, tertawa tentang lelucon konyol khas papa. Bahkan hal sesederhana duduk diteras saja, mampu menerbitkan rindu yang menyakitkan. (*Saya bukan mengulur waktu untuk menjadi biasa. Saya sedang belajar, bagaimana menjadi biasa sejak ketiadaan mengambil separuh kekuatan saya untuk memandang hidup dengan biasa kembali) Karna sehebat apapun saya berkuat, kehilangan ini membuat saya tidak lagi biasa,pa. Untuk kembali menja...

Tentang Noke #5

Saya ingat 1 hari sebelum papa meninggal.   Saya datang melihat papa, setelah abis jaga. Papa jauh lebih kurus dan pucat. Namun senyum khasnya tidak luntur. Senyum hangat yang selalu menyambut saya pulang. Senyum yang meneduhkan. Papa memeluk saya. Saya menangis. Papa menenangkan saya, "Semua ini harus papa tanggung. Papa harus menghadapi ini semua. Tidak boleh sedih. Tuhan Yesus ada." Itu saat terakhir saya melihat papa bernafas. "Nafas itu bukan oksigen,nona. Nafas itu dari Tuhan. Semua karna Kasih Tuhan." Lalu, papa meminta mama berdoa. Selesai itu mama menyanyi beberapa lagu dan papa pulang pada Yesus. Tidak banyak yang tau, bahwa papa meninggal dalam posisi berdoa, duduk dengan tangan telipat sambil bersandar pada dinding. Bagaimana seseorang bisa tidak takut menghadapi kematiannya? Beliau tau, bahwa Yesus sudah menyambutnya.  Sebab disaat mama berdua dengan papa, lalu papa bilang ke mama "Saya sudah melihat jalan Tuhan untuk saya" Baga...

#justnoted

Waktu Tuhan. Bukan waktu kita. Tuhan berkehendak, bukan kita. Bila segala sesuatu selalu dikaitkan dengan "waktu Tuhan", apa orang yang bunuh diri juga merupakan waktu Tuhan? Apa anak yang menelantarkan ibunya hingga meninggal, juga waktu Tuhan? Atau Ibu yang membunuh bayi dari kandungannya sendiri, memberikannya pada anjing dipinggir jalan, juga waktu Tuhan? Kita mengatas-namakan Tuhan, untuk segala sesuatu yang tidak kita pahami jawabannya. Hanya untuk melindungi kita dari rasa sakit sebuah peristiwa. Kenapa tidak kita bilang saja, salahnya sendiri. Itu pembunuhan. Itu kriminal. Kenapa kita harus menguatkan orang dengan kata2 itu? "Ini sudah waktu Tuhan", "Tuhan punya maksud", "Ini sudah rencana Tuhan", dan semua kalimat itu. Mati bunuh diri? Tuhan marah. Karna belum waktu Tuhan. Karna manusia berkehendak diluar kewenangannya. Mati karna OD narkoba, bukan waktu Tuhan. Karna kebodohannya, ke"isengan"nya, manusia terjerumus dal...

Tentang Noke #4

Ada banyak cara manusia merefleksikan kehilangan dan membiaskan rasa sakit. Tidak selalu dengan menangis. Tidak juga dengan merengek. Kadang, ada yang tetap terjaga dan bekerja jauh lebih keras. Agar hatinya membeku-kan kekosongan yang me-nga-nga, mengendapkan tangis dan sakit, melemparnya jauh pada sudut terdalam hatinya, hingga nanti saat dia sudah mulai berdamai dengan kehilangan itu, kekosongan itu terlihat selayaknya sebuah kaca. Tempatnya bercermin, bahwa suatu waktu dulu, Tuhan mengijinkan perpisahan itu terjadi. Bukan untuk membuatnya terpuruk, namun membuatnya sadar bahwa ada kuasa yang jauh lebih hebat. TuhanNYA. Jadilah kehendakNYA dibumi seperti disorga. Sebuah perkara seharusnya tidak melunturkan iman dan pengharapan. Sebaliknya, menguatkan dan mengokohkan, hidup atau mati, segalanya adalah kehendak Bapa. Tidak menangis bukan berarti tidak bersedih. Rasta : "menjadi cengeng dan absurd, ga bakalan buat noke hidup'kan?" Tom2 : "setiap manusi...

Tentang Noke #3

40 hari. Banyak yang bertanya "ada ibadah?" Lalu dengan santai plus kocak, kita menjawab "ga perlu, papa udah jadi abu" Mungkin sebagian orang akan terkejut, tapi papa akan tertawa. Karna begitulah papa berpikir. Seperti ketika oma, opa, meninggal. Papa bilang "yang sudah mati, sudah selesai dibumi, tidak perlu ada banyak ibadah2, cukup pengucapan syukur setelah duka". Sisi teologinya? Aduh, yang pakarnya udah di guci, bukan kompetensi saya menjelaskan. Intinya, 40 harinya Noke, kami hanya berdoa saja dirumah. Mama, amor, eset, Tante Telly. Thats it. Tidak ada perayaan apapun. Cukup kita dan Yesus. Semangat, didikan, cinta, kasih sayang, prinsip hidup, semua yang papa ajarkan selamanya tinggal didalam kita. Bertumbuh lalu berkembang menjadi jauh lebih baik dari kemaren. Menghidupkan noke2 junior dalam versi yang "jauh lebih hebat". Yesus tidak akan menggantikan papa, karna Yesus sudah ada disini lebih dulu, juga ketika papa ada. Ye...

Tentang Noke #2

Sore ini, saya duduk di teras dengan secangkir chococino ala saya (*Hot Chocolate + Capucino) Ritual sore hari, ketika sedang libur. Secangkir chococino, papa, obrolan santai dan jajanan sore. Kebiasaan papa yang selalu bikin "gemash" itu tiba2 minum chococino. Trus blg "Non, papa juga mau dong. Bikin papa juga,dong" "Ini ada kopinya pa." Papa : "ngga ah, rasa coklat kok" (*seeeee ngeyel ya?) Saya mengalah, buatin papa 1 gelas. Lalu, kita b2 bakalan ngobrol sampe semua orang pulang dan ikut nimbrung. Ngobrol sama papa itu ga pernah 1 jam. Selalu lebih dari 4 jam. Karna, papa selalu punya cerita dan menjadi pendengar yang baik. Dan pelawak konyol bin kocak. Kalo kamu kangen dan raganya ada, itu menyenangkan sekaligus menggelisahkan. Jarak hanya pemisah. Namun, saat raganya tidak lagi ada, kangen itu menyiksa. Karna jarak bukan hanya pemisah, tapi penumbra. Bahkan dalam segelas chococino ada kenangan noke. (*How cant i not miss you?) ...

Tentang Noke #1

Hari2 setelah Mu, Tidak selalu menyenangkan, Walaupun tidak menyedihkan juga. Harus tetap dihidupi juga dilewati. Hari2 setelah Mu, Tidak selalu terasa kosong, Namun tidak juga penuh "kekonyolan" Harus selalu disyukuri. Itulah esensi hidup,nok. Esensi hidup yang papa ajar dan tanamkan, hidup adalah karya, karna itu setiap gerak harus bermakna. Membiasakan diri dengan ketidakbiasaan bahwa kamu tidak lagi disini, cukup sulit. Sangat sulit.  Karna setiap kali memasuki pagar rumah, teras itu adalah tempat papa menyambut saya pulang jaga, meneriakkan nama saya, memeluk saya lalu duduk bercerita. 28 hari,pa. Hari2 tanpa Mu, Yesus selalu ada. Yesus disini. Menemani saya, seperti biasanya. Seperti sebelumnya. Papa ada disini, terlihat, tapi tidak tersentuh. Ada, namun tidak lagi berbicara. Kehilangan bukan hanya mengajarkan tentang bagaimana menguatkan hati. Namun, jauh lebih dalam, kehilangan menunjukkan saya, bahwa kegilaan yang paling waras untuk dimengerti ...