Langsung ke konten utama

Postingan

Selamat 35 tahun, Sinsi!!!

Selamat 35 tahun menjadi Pelayan Firman dan Sakramen, Sinsi! Yesus senantiasa menyertai, menguatkan, melindungi mama dalam tugas, pelayanan dan panggilan di GPIB Jemaat Sion. Terima kasih selalu menjadi contoh yang benar dan baik. Yesus memakai mama untuk menjadi berkat bagi sesama, di mana pun mama ditempatkan. NB : kalo kamu kira NOKE itu keras, sangar, nakutin, kamu salah. Didalam kekerasannya terkadang NOKE masih bisa berkompromi. Kalo SINSI? Sekali beliau bilang tidak, sampe langit runtuh, ya TIDAK. Bagi saya, mama itu keras dengan kelembutannya, kalo papa itu lembut dalam balutan kekerasannya. Yesus tidak pernah salah menempatkan pasangan hidup seseorang, Sinsi dan Noke membuktikan itu.  Sinsi adalah penolong yang sepadan untuk Noke. Noke adalah pengingat untuk Sinsi. Dalam pelayanan mereka bukan hanya rekan sepelayanan tapi juga mitra kerja Allah dalam menggumuli kehidupan jemaat yang dilayani. Noke bisa kuat, karena Nonanya ada. Sinsi bisa tegar, karena di...

Tentang Noke #62 (i still miss you, papa)

Pagi ini, saya terbangun di kamar jaga. Mbak dapur membangunkan saya dan bertanya, sarapan apa yang saya mau. Setelah beliau keluar, saya terduduk dengan langsit di tempat tidur. Biasanya papa akan bertanya pada saya, pulang jam berapa?  Atau, udah mulai ribut dengan pertanyaan "anak perempuan saya pulang jam berapa?" Lalu, sekarang?  Saya hanya menatap HP saya yang kosong. Tidak ada lagi "grumpy-man" saya yang biasanya reseeee' sepagi ini. Ngga ada lagi yang nanyain ada acara apa hari ini? Mau ikut papa? Bisa temani papa? Mau liat nona punya kebutuhan? Mau papa temani?  Dan, saya menangis lagi, pa... Saya masih se-cengeng ini, papa. Masih.  Setiap kali saya merasa kalah, dan saya sadar, papa tidak lagi dengan saya. Saya selalu menemukan diri saya dalam isak tangis yang memilukan. Saya tau ada Yesus, tidak perlu diulangi. Saya tau. Tapi, saya mau papa. Bahwa sampai detik ini, ketika saya merasa "hilang", seharusnya pelukan papa mengembalikan semua hal ...

Tentang Noke #61 (*Ben-Goel)

CATATAN HARIANKU… HARI SENIN, 16 SEPTEMBER 2011 Ditulis kembali oleh PDT. ARIE A. R. IHALAUW DARI SALATIGA KE JAKARTA. Menjelang pindah dari GPIB Jemaat TAMANSARI di Salatiga, kami berdua dipanggil Sekretaris Umum MS-GPIB : Pdt. C. Wairata, STh, mantan mentor yang sangat kukagumi. Ia menjelaskan strategi MS-GPIB untuk mengijinkan studi lanjut Pendeta GPIB. Kebetulan Sientje seorang Pendeta GPIB, maka MS-GPIB menempatkannya dalam Persekutuan Jemaat GPIB BETH-ABARA di Kampung Ambon – Rawasari. Persekutuan ini terbentuk karena perpecahan dalam GPIB Jemaat MARTHIN LUTHER di Jakarta. Sientje ditempatkan dengan misi untuk mempersatukan kembali persekutuan itu dengan GPIB Jemaat MARTHIN LUTHER di Jakarta di bawah kepemimpinan Pdt. Izak Sealtiel.  Kami berdua menerima usulan MS-GPIB. Bulan Juli 1988, kami meninggalkan Salatiga menuju Jakarta.   MENGGAPAI MASA DEPAN. “Noke, meskipun tantangan yang akan dihadapi cukup berat, ngana harus melanjutkan studi....

Tentang Noke #60

Bulan depan , pa. Kita akan mengantarkan abu papa. Tidur di tempat yang papa mau, sesuai dengan keinginan papa. Ambon . Laut Ambon . 17 bulan tanpa papa. Saya penghitung waktu yang baik ya, pa? Mungkin tepatnya 16 bulan 17 hari, tanpa papa. I miss you, noke. I do miss you. I still miss you. I just miss you, dad. Saya kangen, duduk makan mangga berdua papa di teras. Saya kangen, buatin teh manis papa, walaupun sambil ngedumel sebel. Saya kangen, nemenin papa beli anggrek atau tanduk rusa, atau pakis. Saya kangen, ke mcd malem2 hanya untuk beli french fries and mc sundae berdua dengan papa. Hal-hal sekecil itu pa, membuat saya sulit untuk tidak menangisi kepergian papa. Rasanya selama papa bernafas, saya tidak menggunakan waktu dengan baik untuk menemani papa. Papa selalu ada buat saya. Semarah apapun saya. Secapek apapun papa. Bila itu tentang saya, papa tidak pernah protes. Saya kangen, pa. Bisa balik sebentar aja ngga disini? Sebentar aja. Sebentar. Beberapa har...

Tentang Noke #59

I love tatoo. I do. Tapi, suatu hari, ketika saya bilang untuk papa, bahwa saya mau buat tatoo. Papa marah dan ngomel. Hahahahahahahhaaa... Papa membebaskan saya untuk clubbing, hangout till drop, drunk till shock, but tatoo? Thats another "problems", nyed! Hmmmm... Dan ternyata, saya jauh lebih "menghormati" papa saya, ketimbang keinginan saya membuat tato. Hahahahahahahahahahaaa... Suatu sore menjelang malam, diruang tamu, saya, eset, papa. Eset dan saya sedang tidur-tiduran di sofa. Papa datang dan duduk dengan kami. Saya bilang ke eset "saya mau buat tato dilengan bawah tulisan india, bunyinya in Jesus I trust" Eset bangun, duduk dan bilang ke papa. Papa yang lagi duduk santai, tiba2 menegakkan sandaran kursi kesayangannya. Papa "mau buat apa?" Saya "tatoo, pa. Disini (*nunjukkin lengan bawah) tulisannya in Jesus i trust" Papa "abis buat tato itu, keluar dari rumah saya. Jangan balik lagi." Saya dan eset tert...

Tentang Noke #58

Dunia ternyata "sekecil" ini, pa... Saya sedang nunggu KRL pulang jaga. Disebelah saya, ada seorang cewe, sepertinya dia, Orang Ambon atau Timur lah ya. Hanya kita berdua yang duduk dikursi itu. Dia memulai percakapan. "Pulang kerja, mba?" Saya mengangguk. "Tinggal dimana?" "Kota" "Ooo kota tua. Ada gereja tua disitu ya?" Saya mengangguk. "Mba, aseli jakarta?" Saya : iya, saya lahir dan besar disini. Tapi darah saya, ambon. Dia : ooo, saya juga ambon, tapi merantau disini. Tinggal di manggarai. Ngobrol ngalur ngidul. Entah kenapa kereta belom muncul juga. Sampai pada... Dia : saya sering masuk GPIB, kalo mba? Saya : jarang masuk gereja. Dia mengangguk. "Ada satu pendeta GPIB tapi udah lama sekali. Kalo khotbah suka loncat-loncat dimimbar, lucu orangnya, kalo khotbah ngga ada amin, tapi sudah lama ngga denger beliau khotbah." Saya hanya diam. Dia : kayaknya sih ambon ya, pendeta itu. Kadang suka pak...

Emeritus.

Pelatihan Pra- Emeritus. Pelatihan menjelang pensiun. Apa yang harus dilatih ya? Apa yang harus dipersiapkan ya? Ngapain aja ya? Oh, okay. Katakanlah saya sangat SKEPTIK. Tapi, apa iya, harus ada pelatihan itu? Kok, dulu, waktu papa ada kok ngga ada ya? Atau saya yang baru denger ya? Atau papa yang ngga ikut? Bukankah, melayani hingga umur 65 tahun dalam kepegawaian yang aktif sudah lebih dari cukup? Haruskah atau apakah diperlukan pelatihan pra-emeritus ini? Kenapa? Apa sebagian besar yang emeritus mengalami post power syndrome? Atau? Kebanyakkan senior2 pendeta yang sudah emeritus masih "maniso" ikut campur pelayanan gereja setempat dimana dia berdomisili? Hm? Kalo dibilang persiapan pra-emeritus, mungkin terdengar lebih logis untuk saya. Kenapa? Karna "persiapan" itu bisa digunakan untuk memberitahukan apa saja hak2 yang didapat, apa saja tunjangan, apa saja yang perlu disiapkan untuk mengurus keperluan pensiun, juga penyediaan rumah bagi pendeta yang me...