Ketika mendengar Luna dan Maxime menikah. Happily ever after!
Saya ikut bahagia. Walaupun ga kenal. Bukan fans berat mereka juga, tapi saya turut berbahagia akhirnya mereka berlabuh bersama.
Dulu, diawal-awal mereka digohsepkan memiliki hubungan. Saya seperti dejavu. Seseorang yang begitu saya sayang, pernah berada di posisi itu. Pacaran dengan laki-laki yang lebih muda 10 tahun.
Beliau tidak seberuntung Luna Maya, yang diterima dengan baik di keluarga si laki-laki. Padahal keluarga kami saling mengenal dengan baik. Sangat baik. Bahkan, ayah ibunya si laki-laki itu sempat tinggal di rumah pastori Surabaya selama berobat. Oh, anyway, saya bukan mau mengungkit-ngungkit ya. Walaupun akan terdengar seperti itu.
Hanya saja, sakit sekali mendengar kata-kata ....Siapa yang mau menikah dengan perempuan perawan tua itu? Anak saya bisa cari yang lebih baik. Punya anak jua su seng mungkin....
Kata-kata bangsat ini bukan hanya mematahkan hati beliau, namun menghancurkan hati kami semua. Bahkan Opa Oma saat itu, hanya bisa tersenyum, karna mereka tau. Anaknya memilih apa yang diyakini hatinya. Cinta tidak pernah bisa ditebak kan? Pada siapa hatinya akan dijatuhkan? Pada siapa cintanya yakin dan berlabuh.
Sebagian dari kami, menentangnya. Memarahinya. Memakinya. Beliau tersudut bagai terdakwa yang siap diadili. Laki-laki itu? Diam dan tenang. Tidak membela. Tidak berkutik. Bahkan ketika keluarganya memaki-maki, laki-laki bangsat itu tidak berusaha menghentikannya.
Saat kejadian ini terjadi, saya sudah kuliah. Saya hanya beberapa kali aja mendengar cerita-cerita bodoh, yang mendidihkan kepala.
Hingga suatu hari, Luly menelpon saya. Luly adalah panggilan kesayangan kita semua untuk beliau.
Saya ingat betul hari itu, semester 3 awal. Saya menerima telepon itu di dalam bus yang mengantarkan saya pulang dari kelas Anatomi di Husada. Saya cukup terkejut mendengar suaranya yang lemah. Luly yang saya tau, akan selalu menghidupkan suasana. SELALU.
"Yedijah, ko nda kangen saya kah?
Saya tertawa mendengarnya. "Kenapa lul?"
Luly berdehem2, lalu melanjutkan ...sayang, kuliah baik-baik ya. Jangan pikir apapun ya, jadi dokter yang bener ya. Nanti luly, main ke jakarta ya....
Entah kenapa, tiba-tiba saya menjadi sedih. "Luly udah baikkan? Udah enakkan?"
"ya begitulah non. Nda papa. Luly berusaha kuat ya. Nona, jangan lupa ya, jangan sibuk sampai lupa, kalo nona punya batas waktu untuk menemukan pacar ya. Cari pacar yang menerima nona, keluarganya sayang sama nona, Ya sayang?"
Saya terdiam mendengarnya. Saya mengangguk tanpa kata. "Lul? Harus sembuh dan ke jakarta ya? Biar kita bisa jalan-jalan aja. Ga usah pikir yang susah-susah ya."
Luly tertawa ....iya sayang. Kaka belajar baik-baik ya. Jaga mama, papa. Jadi pintar itu hebat, tapi jangan ngotot, sampai lupa untuk menikmati nona punya hidup ya.
Lalu tiba-tiba telepon itu terputus. Saya tidak lanjut menelpon, karna tidak ada firasat apapun.
3 minggu kemudian, Luly pergi untuk selamanya. Dunia saya terasa runtuh. Karna ini kali pertama. kedukaan menyapa rumah keluarga besar kami. Saya melihat betapa hancurnya Opa dan Oma. Mama dan semua Om Tante sama kacaunya.
Sampai hari ini, setiap kali saya mengenang Luly, saya masih bisa mengingat dengan jelas suaranya, caranya tertawa, caranya bercanda. Tante saya, yang begitu saya cintai.
Ketika saya melihat cerita Luna dan Maxime, saya berandai-andai saja.... Seandainya saja, dulu Luly diterima dengan baik, mungkin saja cerita nya tidak begini. Kejadian itu sudah lewat belasan tahun lalu, namun tetap menyakitkan bila dikenang.
saya tidak menyalahkan siapapun. Saya mencoba memahami, kisah itu dari berbagai sudut. Semua orang tua, ingin yang terbaik untuk anaknya. Setuju kan? Tapi, bila kalian tidak merestui sebuah hubungan, katakanlah dengan baik. Katakan dengan kalimat yang baik. Bukan dengan hinaan dan sumpah serapah. Anak perempuan yang kalian hina itu, adalah kebanggaan dan kesayangan ayah ibunya. Dia dijaga dan dibesarkan dengan baik, oleh keluarganya.
Dan untukmu, laki-laki bangsat yang ga bisa berdiri sebagai penengah yang baik. Kalau kamu tidak bisa memperjuangkan cintamu dengan benar. Katakan dengan gentle. Bukannya ambigu. Dibiarkan berjuang sendiri untuk mendapatkan restu, itu sebuah kebangsatan yang hakiki. Sampai kapanpun, saya tidak akan melupakan semua hal yang kamu buat untuk Luly! Maaf saya tidak akan pernah terbit untukmu dan semua keluargamu!
Tiba-tiba aja, DEJAVU...
Dicintai balik dan diperjuangkan dengan benar itu, salah satunya adalah menemaninya masuk dalam keluargamu. Tidak melepasnya sendirian untuk "meluluhkan" hati keluargamu. Menjaganya.
Noke dan Sinsi juga gitu kok. Oma Tuti tuh dulu ga suka sama mama. Karna Noke udah ditunangkan dengan orang lain. Oma Tuti maunya Noke dengan dokter. Hingga Oma Tuti itu ga suka sama Sinsi. Oma dan Opa tidak datang ke nikahan Noke dan Sinsi. Karna, Oma adalah ornag yang keras.
Tapi Noke bergeming, dia tetap pada pilihannya. Nonanya. Sinsi. Noke membela Sinsi, dia selalu berdiri di depan Sinsi, untuk menjaganya. Bahkan, pada suatu waktu dulu, setelah menikah Sinsi pernah bertamu ke bandung, dan disiram dengan air cucian sama Oma. Sinsi tidak pernah membenci Oma. Sinsi memahami bahwa Oma hanya menginginkan yang terbaik untuk Noke. Kita ga pernah bisa masuk ke rumah Oma dan Opa di Bandung, karena Oma belum menerima mama. Apalagi cucu pertama mereka, adalah perempuan. Oma makin tidak suka. Kalo Opa, beliau sangat sayang sama Sinsi. Opa selalu turun untuk liat kita di Jakarta. Bahkan waktu Sinsi mau melahirkan Amor, yang menemani itu Opa. karna Noke masih ada pelayanan. Opa selalu membela Sinsi.
Noke pun berkeras untuk Ibunya. Hingga suatu hari, ketika amor sudah ada, kami naik lagi ke Bandung. Sinsi berlutut di kaki Oma, memeluk kakinya dan meminta maaf. Tau ga? Di moment itu, Oma akhirnya luluh. Hingga Oma meninggal, Oma selalu bilang ke Sinsi "Nona Sin adalah anak mami yang paling baik dan lembut"
I know, setiap cinta punya kisah. dan setiap kisah punya strugglenya masing-masing kan?
Hanya saja, yang membedakan adalah mental orang-orang yang menjalaninya. Ada orang yang kuat dan sabar, diperlakukan seperti itu. Tapi, ada orang yang tidak bisa menerima perlakuan itu.
Berbahagialah kamu, yang cintanya setara dan sepadan, yang direstui dengan benar oleh semesta dan keluarganya.
Kita tidak bisa memaksa masuk ke dalam keluarga seseorang, ketika sedari awal, pintunya tidak "terbuka" dengan baik.
Sedih ya? Semoga saja, hal-hal ini dijauhkan dari kita.
Papa selalu bilang ke saya ...kalo suatu hari, nona punya pacar, dan keluarganya tidak suka dengan Nona. Secinta apapun nona, sebaiknya pertimbangkan lagi ya? Papa ngga mau, nona dibuat sembarangan sama orang lain. Papa bisa kesana dan ngamuk ke mereka. Cinta harus saling memperjuangkan, non. Tapi, kalo nona rasa susah karena keluarganya membenci nona, mundur sayang. Papa ada untuk nona. Pulang untuk papa. Jangan susah dengan mereka. Papa ngga bisa liat nona susah.
Saya ....gimana kalo keluarganya ga suka karena tingkah saya? Mungkin saya yang ga bisa negur, ga suka senyum, ga ramah. Gimana? Sayakan selalu nyebelin pa?
Papa tertawa. ...Papa percaya, anak papa bisa menempatkan dirinya dengan baik. Pasti. Siapapun yang nanti nona pilih untuk menemani nona. Jangan lupa, papa selalu ada untuk nona ya. Kalo suatu hari nanti, dia ga sayang sama nona, pulang buat papa. Papa yang jaga nona.
Saya tertawa, sekaligus terharu. Pulang buat papa. Papa yang jaga nona.
dear Noke, sorry dad...
Sometimes, I can be so hard. But, Thank you for accepting me, for who am i. No matter what. I love you, Noke.
Lah, jadi mellooooww yak...
Ngga tau, tapi pernikahannya Luna - Maxime itu mengingatkan saya pada Luly.
And, i miss you, Luly.
Kita hidup didalam budaya timur, dimana perempuan yang lebih tua akan selalu dipertanyakan ketika pasangannya lebih muda dari dia. Padahal, di barat, itu bukan sebuah hal besar, apalagi perlu dibesar-besarkan.
Namanya juga+62...
Dear Luly, rest well ya...
Have a goodday up there. Eat choccolate as much as you can. Drink beer. Dance and have fun. Life never get flat rite, Lul? I love you always, lul.
"Mungkin pernikahan tidak ditakdirkan untuk semua orang. Ya gapapa. Karna setiap orang memiliki berkat dan takdir nya masing-masing" Luna Maya at her wedding
untuk memulai suatu hubungan, jatuh cinta dan cinta adalah dasar pijakan yang benar.
namun, untuk melanggengkannya dalam janji suci, cinta saja tidak cukup.
Karna mencintai dan dicintai adalah sepaket, lalu sepakat untuk berkomitmen adalah bahasa lain dari "i love you" yang benar-benar direalisasikan.
Hidup tidak selalu baik-baik saja, i know.
Tapi, selama kita saling memiliki, semua akan baik-baik saja, kan?
Nyed
"i love you" tidak pernah terdengar sesederhana itu bagi saya...
cinta itu sederhana, yang rumit itu.... 😂😂😂😂😂😂
(lo nyed, dengan segala logika tolol lo...) teriak rasta
Komentar
Posting Komentar