Langsung ke konten utama

Tentang Noke #85

Selamat pagi.

Hey, First May.

Bulan kepergiaannya papa. Bulan dimana saya kehilangan ayah. Bulan dimana saya memulai predikat "anak yatim".

Rasanya? Masih sesakit hari itu. 17 Mei 2018.

Bila saya memiliki kekuatan untuk menghentikan waktu. Saya akan menahan laju waktu, hanya sampai 16 Mei. Di malam terakhir saya memeluk papa. Pelukan terakhir yang menenangkan saya, walaupun ketakutan terbesar saya kian menghantui.

Papa, gimana kabarnya?

Have a great day, Nok.

Anak perempuannya cuman kangen aja. Kangen ngobrol sama papa. Kangen denger nasehat papa. Kangen.

Mendingan terpisah jarak, namun bisa mendengar suara, pa. Menemukan papa hanya sejauh jarak. Nyatanya, jarak yang sekarang saya hadapi adalah sebuah kemustahilan, pa. Banget.

Jaraknya adalah nafas hidup. Sesuatu yang tidak bisa saya atur. Sesuatu yang tidak pernah saya perkirakan akan datang secepat itu.

Benyada Remals "dyzcabz"

Mendengar orang lain bercerita tentang papanya, lalu menyebut "papaku", "kalo bapak saya", "bokap gw", rasanya begitu iri pa.

Mereka masih memiliki waktu yang panjang dengan ayah mereka, pa. Mereka masih bisa memanggilnya kapanpun mereka ingin. Memeluknya. Ngobrol. Jalan sama2.

Saya? Saya hanya bisa menghidupkannya dalam semua memory yang saya punya. Papa hidup disana dan menjadi milik saya.

Papa tau, ketika hari itu Rasta datang ke solo. Lalu dia bertanya, apa yang saya takutkan dari kehilangan papa dan apa yang saya rindukan dari kehilangan papa.

Papa tau apa yang saya katakan?

......saya merasa kehilangan orang yang tulus mencintai saya. Sebagaimana adanya saya. Saya kehilangan, orang yang memeluk saya sehebat apapun salah yang saya buat. Orang yang menerima saya dengan semua kekurangan saya. Dia, ayah saya.

......hal yang saya takutkan? Ketika saya memutuskan untuk berjalan di Altar itu, papa tidak ada untuk menemani saya. Tidak ada yang akan menguatkan saya. Tidak akan ada yang bilang "Pulangin anak saya pada ayahnya, kalo kamu tidak bisa lagi menjaganya dan mencintainya". Saya tau, ini terdengar konyol, pa. But.... Kata2 itu membuat saya merasa aman, pa. Saya merasa dijaga, pa. Bahwa bila sesuatu yang buruk menimpa saya, saya akan menemukan papa disana. Papa akan ada untuk saya.

.......ketakutan terbesar saya adalah suatu hari, saat saya meragukan diri saya, tidak akan ada yang memeluk saya dan memastikan bahwa semua akan baik-baik aja, pa.

Papa, kenapa jauh sekali 😔

Ayah saya, Noke namanya. Mungkin bukan manusia yang sempurna, saya memahami itu. Namun, beliau adalah ayah terhebat untuk saya. Bahkan ditahun ke 4 ini, patah hati saya masih terasa sakit setiap kali mengingatnya. Merindukannya.

Setiap kali saya merasa kalah, saya ingin menemukan papa ada. Saya ingin mendengar suaranya, "Ngga papa, anak papa jagoan. Harus belajar lagi. Harus lebih kuat lagi. Orang hebat tidak diciptakan dalam semalam, nona. Nona harus melewati banyak hal. Mengalami banyak hal. Supaya pengalaman2 ini membuat Nona belajar untuk jadi lebih baik. Mintalah hikmat dari Yesus, sebab apa yang nona kerjakan, bukan hanya untuk keberhasilan nona. Ingat, nona memuliakan Yesus dalam setiap gerak yang dilakukan"

Seandainya saja, papa masih disini...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...