Selamat pagi.
Hey, First May.
Bulan kepergiaannya papa. Bulan dimana saya kehilangan ayah. Bulan dimana saya memulai predikat "anak yatim".
Rasanya? Masih sesakit hari itu. 17 Mei 2018.
Bila saya memiliki kekuatan untuk menghentikan waktu. Saya akan menahan laju waktu, hanya sampai 16 Mei. Di malam terakhir saya memeluk papa. Pelukan terakhir yang menenangkan saya, walaupun ketakutan terbesar saya kian menghantui.
Papa, gimana kabarnya?
Have a great day, Nok.
Anak perempuannya cuman kangen aja. Kangen ngobrol sama papa. Kangen denger nasehat papa. Kangen.
Mendingan terpisah jarak, namun bisa mendengar suara, pa. Menemukan papa hanya sejauh jarak. Nyatanya, jarak yang sekarang saya hadapi adalah sebuah kemustahilan, pa. Banget.
Jaraknya adalah nafas hidup. Sesuatu yang tidak bisa saya atur. Sesuatu yang tidak pernah saya perkirakan akan datang secepat itu.
Benyada Remals "dyzcabz"
Mendengar orang lain bercerita tentang papanya, lalu menyebut "papaku", "kalo bapak saya", "bokap gw", rasanya begitu iri pa.
Mereka masih memiliki waktu yang panjang dengan ayah mereka, pa. Mereka masih bisa memanggilnya kapanpun mereka ingin. Memeluknya. Ngobrol. Jalan sama2.
Saya? Saya hanya bisa menghidupkannya dalam semua memory yang saya punya. Papa hidup disana dan menjadi milik saya.
Papa tau, ketika hari itu Rasta datang ke solo. Lalu dia bertanya, apa yang saya takutkan dari kehilangan papa dan apa yang saya rindukan dari kehilangan papa.
Papa tau apa yang saya katakan?
......saya merasa kehilangan orang yang tulus mencintai saya. Sebagaimana adanya saya. Saya kehilangan, orang yang memeluk saya sehebat apapun salah yang saya buat. Orang yang menerima saya dengan semua kekurangan saya. Dia, ayah saya.
......hal yang saya takutkan? Ketika saya memutuskan untuk berjalan di Altar itu, papa tidak ada untuk menemani saya. Tidak ada yang akan menguatkan saya. Tidak akan ada yang bilang "Pulangin anak saya pada ayahnya, kalo kamu tidak bisa lagi menjaganya dan mencintainya". Saya tau, ini terdengar konyol, pa. But.... Kata2 itu membuat saya merasa aman, pa. Saya merasa dijaga, pa. Bahwa bila sesuatu yang buruk menimpa saya, saya akan menemukan papa disana. Papa akan ada untuk saya.
.......ketakutan terbesar saya adalah suatu hari, saat saya meragukan diri saya, tidak akan ada yang memeluk saya dan memastikan bahwa semua akan baik-baik aja, pa.
Papa, kenapa jauh sekali 😔
Ayah saya, Noke namanya. Mungkin bukan manusia yang sempurna, saya memahami itu. Namun, beliau adalah ayah terhebat untuk saya. Bahkan ditahun ke 4 ini, patah hati saya masih terasa sakit setiap kali mengingatnya. Merindukannya.
Setiap kali saya merasa kalah, saya ingin menemukan papa ada. Saya ingin mendengar suaranya, "Ngga papa, anak papa jagoan. Harus belajar lagi. Harus lebih kuat lagi. Orang hebat tidak diciptakan dalam semalam, nona. Nona harus melewati banyak hal. Mengalami banyak hal. Supaya pengalaman2 ini membuat Nona belajar untuk jadi lebih baik. Mintalah hikmat dari Yesus, sebab apa yang nona kerjakan, bukan hanya untuk keberhasilan nona. Ingat, nona memuliakan Yesus dalam setiap gerak yang dilakukan"
Seandainya saja, papa masih disini...
Komentar
Posting Komentar