Langsung ke konten utama

Tentang Noke #81


Hari ini, saya pulang dari RS,
Dan lalu, saya menemukan diri saya menangis.

Saya rindu  papa. Saya mau dengar suara papa. Saya mau peluk papa.

Ngga ada lagi yang bertanya, tentang gimana harinya saya, pa. Ngga ada lagi yang membela saya, pa. Ngga ada yang mendengarkan semua kecengengan tolol saya.

Kapan aja, saya bisa mengeluh pa. Kapan aja. Saya tau, papa saya selalu mendengarkan. Saya ngga pernah merasa sejauh ini dengan papa. Bahkan ketika kita terpisah jarak, pa.

Mereka yang mengenal papa hanya sekedarnya, tidak akan pernah mengerti. Kerinduan saya, papa. 

Saya, bisa menjadi anak kecil dengan papa. Merengek. Manja. Marah. Saya bisa. 
Papa akan memaklumi itu. 

Papa, saya rasa papa jauh sekali pa. 
Jauh sekali, pa...

Saya membuka FB lama saya hanya untuk membaca inbox ini. 

Bahwa suatu saat dulu, saya selalu menjadi anak manjanya papa noke. Dan papa, tidak pernah marah untuk direpotkan. Sedewasa apapun saya. 

Ayah saya, selalu membackup saya.

Benyadanya papa, kangen sama papanya.

Sayang papa sampe mana?
Jantong hati!!!


Benyada Remals "dyzcabz"

Seandainya saja merelakan sebuah kepergian, seringan melepaskan sendal kesayangan saya yang sudah rusak.

Saya tidak mungkin menangisi setiap kerinduan yang datang,
Dan saya tau, bahkan memeluknya saja tidak mungkin...

Ayah saya, noke namanya,
Dia pergi, dia begitu siap untuk pulang pada Yesus,
Namun, tidak pernah bertanya pada kami,
Siapkah kami melangkah tanpa dia.

Memahami pikiran Allah, adalah hal yang masih saya gumuli hingga detik ini.

Papa, apa kabar disana?
Ditahun  ke 3 tanpa kita...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...