Rasanya setiap berhadapan denganmu,
LOGIKA PATAH.
HANCUR.
Pertahanan yang ku buat, tidak mampu ku pertahankan.
Yap, yeah...
Aku kalah. Iya, kalah. Puas?
Kamu tidak menjawab telponmu. Kamu mengabaikan ku. Padahal aku rindu.
Kamu tidak juga membaca pesanku.
Permainan ini lagi. Seperti ini lagi.
beberapa malam ini, aku melihat KITA. Merunut jalan yang kita pilih. Kamu bilang kamu akan mempertahankan kita. Kamu meyakinkan, kamu hanya pergi untuk mempersiapkan waktu yang tepat, untuk kita saling memiliki.
Rasanya, kamu menjauh. Terlampau jauh.
Rasanya, kamu tidak sedang berjuang disana. Kamu hanya butuh waktu untuk mengabarkan sebuah perpisahan. Kamu sedang menjaga jarak kita.
AGar nanti, aku tidak terlalu terkejut dengan sebuah fakta yang kamu katakan.
Cinta tidak bisa dipaksa. Benar ya?
Tapi, cinta juga tidak bisa dipermainkan.
Jarak yang kamu maknai sebagai sebuah cara untuk memantapkan langkahmu, mendekatiku... Terasa kosong.
KIta tidak perlu bertemu setiap hari, hanya untuk menjaga hati. Cinta akan selamanya hidup sekalipun jarak terjauh harus kita lalui.
Kamu, tidak sedang berjuang. Entah apa yang kamu lakukan, untuk kita.
Kenapa tidak jujur pada ku?
Bila tidak bisa bersama, tidak perlu dipaksa. Bila arah yang kita tuju berbeda, kamu tidak perlu menghentikan mimpimu untuk tetap disisiku.
Dalam cangkir kopimu, aku menemukan kamu yang tidak dibahasakan.
Kamu melarikan dirimu, hanya karena sebuah kebersamaan yang tidak lagi menyamankan.
Kamu menarik dirimu, mencari jawab akan tanya yang sebenarnya kamu tau, jawabnya.
Keputusanmu sudah dibuat, hanya saja tekadmu belum kamu bulatkan untuk menyampaikannya.
Kapanpun, kamu mengatakannya, aku akan hancur.
Namun, aku tidak akan menahanmu pergi. Tidak juga mengekangmu. Tidak.
Kamu, memiliki hak untuk memutuskan apa yang terbaik.
Jangan takut menyakiti hanya karena kamu berbicara jujur...
Yang menyakitkan adalah kamu berbicara tentang rasa, namun terasa tidak nyata untukku.
Kamu tidak sedang menyelamatkan kita, kamu justru menenggelamkanku dalam sebuah rasa ambigu yang sulit ku artikan.
Padahal, berkata jujur tidak sulit. Hanya saja memang menyakitkan.
Aku, membebaskanmu. Apapun yang kamu putuskan untuk kita.
Bukankah ini melegakanmu?
Jangan kembali, bila kamu tidak yakin dengan KITA. Bila setelah kamu berusaha mempertahankan dan mempertanyakan KITA, kamu tidak menemukan jawaban apapun.
Benyada Remals "dyzcabz"
Bila suatu hari, kamu menemukan "alarm sign' dari hubungan yang kamu jalani,
Jangan dipertahankan, bila memang tidak membahagiakanmu.
ALARM SIGN itu menjadikanmu belajar, apa yang terbaik dan pantas untuk diperjuangkan.
Dia, yang mencintaimu, akan selalu berjuang untuk "ada" bukan hanya permainan bertahan...
Kalian tidak sedang bermain benteng takesi. Siapa yang kuat, dia yang bertahan.
Hei, cheers up, dude...
DIA yang datang setelah ini, akan jauh lebih memahamimu dengan baik.
Semua kurangmu dan lebihmu. Semua tentangmu, sebagaimana adamu.
dear, Nut...
yang tidak ingin tinggal, akan selalu menemukan alasan terbaik untuk pergi.
Gw pikir, lo tau itu, Nut?
dari obrolan panjang kita...
Kita tidak sedang berada di lintasan bougenville merah, Nut.
Hingga siapapun yang menyentuh garis finish itu, mampu menghancurkan yang lainnya.
Kita berbicara tentang masa depan, kamu dan DIA.
Siapapun yang berusaha mempertahankan, hendaknya tidak saling menyakiti,
atau...pada aknhirnya perpisahan adalah jawaban terburuk, pada setiap sujud yang dilakukan.
Kita, membenci perpisahan, gw paham.
Namun, kita harus memahami situasinya. Cinta tidak bisa kita paksakan.
Jujur sama diri lo, bila lo bertahan sejauh ini, karna CINTA?
atau KASIAN, sudah sejauh ini, sudah selama ini..
I woff you, Nut.
Jangan menyakiti diri sendiri, hidup cuman 1 kali, seperti track bougenville merah dulu,
ngga ada jalan puter balik.
FIX it or LEFT it...
Mengalah ada batasannya, bila perjuangan kita dihargai dengan benar.
Komentar
Posting Komentar