Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2021

Goodbye 2021

Last day in 2021 2021 tidak berjalan dengan baik. Ada suka, ada duka. Kehilangan2 yang mematahkan hati dan meredupkan hari. Ada sungut, ada rengutan, tapi tidak selalu kelabu.  Ada yang terpaksa menjalani, walau tidak sepenuh hati. Ada yang menerima sebuah resiko, tapi berhenti ditengah jalan. Ada yang bersorak di awal lalu menolak kemudian. Ada yang ragu, tapi tetap menjalani dengan penuh tanggung jawab. 2021, rasanya terlalu egois bila dikatakan ini bukan tahun terbaik. Karena banyak rencana baik yang berjalan dengan mulus. Ada mimpi yang terealisasi. Ada tanya yang terjawab dengan tepat.  Setiap tahun adalah cerita bagi yang menjalaninya, skenario dari Sang Sutradara di atas sana. Tugas sang pemain, hanya berperan sebaik mungkin. Mengikuti arahan. Tahun yang berjalan, waktu yang berlari, semua adalah cara semesta mendewasakan kita.  Kehilangan bukan sebuah berita baik, tapi tidak juga harus diratapi sebagai akhir dunia. Walaupun, dijalani dan dihadapi dengan berat, pad...

saya sedang melow

Sepertinya saya sedang melow. Mungkin, karna mendekati natal dan saya kangen Noke. Natal ke 3, tanpa papa. Saya menghitung dengan baik, setiap perayaan yang terlewati, tanpa papa.  Malam ini, saya kedatangan pasien yang kemaren sudah berobat. Mereka menbawa ayahnya datang lagi untuk berobat. Sesak nafas lagi. PPOK. Kalau kemaren, datang karena ayahnya "sesak nafasnya hebat", dan setelah saya anamnesa, dengan polos si Mbah menjawab "saya ndak dikasih makan dari pagi, dokter" Ketika saya bertanya pada anaknya, dengan setengah berteriak dijawab "kami semua kerja. Saya nganterin ibu saya juga, memangnya saya ngga boleh kerja". Saya hanya menatapnya tanpa menjawab apapun. That shit make me broken. Saya tau, ini akan terdengar seperti "judment" yang buat, seolah2 saya sok banget. Seolah2 saya mengerti masalah mereka. Saya memiliki papa, yang begitu keras, diktaktor pada masanya, monster pada jamannya, kami menyebutnya begitu. But, i love him. I do love...

tentang pulang dan tentang noke

Pulang ngga ya? Kalo pulang, bahaya ngga ya? Aman ngga ya? Besok, saya akan pulang ke rumah. Ngga ada yang tahu, kecuali elkhesed. Mama juga ngga. Ini bukan surprise sih ya, cuman saya emang ngga bilang aja. Ngga dadakan juga, karna udah saya pikirin dengan matang.  I miss home. Hanya saja, beberapa hari terakhir ini kok rasanya "nelangsa" aja. Galau, pulang atau ngga. Karna, kasus omicron mulai ada, memang belum meningkat. Hanya saja, "perjalanan pulang" saya menjadi tanya bagi saya, saya mungkkn membawa ngga ya. Jangan sampe saya yang nyebabin orang lain sakit, apalagi orang rumah. Egois ngga sih, saya memaksa untuk harus natalan di rumah. Kenapa saya ngga bisa sabar dulu. Masalahnya saya kangen banget pulang ke rumah. Jakarta. Mama. Amor.. Eset. Disini pun, saya ngga natalan dengan siapa2. Ya, emang ngga harus juga, natalan dengan siapa2. Tapi, terakhir pulang jakarta itu bulan maret kalo ngga salah. Udah sampe hari ini, saya belum balik lagi. Saya manja banget y...

ambon

pa, Entah kapan waktu terbaik untuk pulang ke ambon dan membawa abu papa. entah kapan saat terbaik untuk melarung papa pada tempat yang papa rindukan, AMBON.   rasanya berat, pa.  Berat memikirkan harus ke AMBON untuk berpisah dengan papa, sekalipun dalam bentuk abu. Mungkin, ini salah satu hal, yang membuat saya menghindari ambon.  memulangkan papa, pada tempat kelahiran papa, AMBON.  Melarung abu papa, pada laut ambon. dan lalu, berpisah dengan papa. Bahkan di tahun ke 3, dan saya masih enggan melepaskan papa. Saya membuat banyak alasan untuk menahan papa disini. Saya, bodoh kan pa? Saya, tau papa begitu mencintai ambon, hingga berniat pensiun dan memiliki rumah tepi pantai disana. Hanya saja, Yesus menyediakan cerita lain. Yesus memanggil papa pulang dan menghentikan mimpi papa tentang pensiun di Ambon.  Papa ingin kembali pada AMBON, namun bukan dalam raga yang utuh. ABUnya yang akan dilarung disana. entahlah papa, kapan waktu yang tepat. Setelah amor menjad...

Story of My DAY

besok saya ulang tahun loh. BESOK, 6 Desember 2021 Kita, satu bulankan? Desember, selalu jadi bulan yang spesial ya? dan menjelang malam ini, malam berakhirnya tanggal 5.  Sahabat baik saya, menelpon saya dan menangis histeris. Saya? Termenung mendengar ceritanya, dipenghujung tahun ini. ....nyed, opan selingkuh. Dia selingkuh nyed. isaknya diseberang sana tanpa kalimat pembuka.  Saya yang baru aja bangun di sore hari yang mendung ini, bahkan saya belum ngapa2in. Menikmati hari mengerjakan semua tugas saya yang tertunda, karna besok, saya mau jalan. Seharian saya akan menikmati 6 desember milik saya, tanpa mau diganggu.  ....la, tenang dulu, gw ngga ngerti. gimana? Lo sama opan kenapa? Lala masih terisak diseberang sana. ....nyed, semalam, opan ngaku, kalo dia selingkuh selama ini dengan teman kantornya. Mereka bahkan punya niat nikah, nyed. gw gimana? gw gimana nyed? Saya terdiam. saya tidak tahu dan tidak punya kata untuk menguatkan Lala. bagaimana bisa, seseorang bisa ...

#belumselesai

"Rasanya kita bakalan kalah" ucapku dengan gamang, aku selalu pesimis. "Non, kita ngga bakalan kalah. Kita akan baik2 aja" ucapmu lantang Kamu menatapku. Tersenyum canggung seperti biasa. Menegakkan bahuku seraya berkata ....aku ngga bakalan bikin kita kalah. Dan aku terdiam. Di depanmu. Aku selalu menjadi lemah. Dalam setiap kuat yang aku punya, aku mengijinkan diri ku lemah untukmu. Selelah apapun aku, aku tidak akan mengeluhkannya untuk siapapun. Namun, saat kamu ada, entah kenapa aku merasa "manja". Seperti kesulitan yang kuhadapi kali ini, oh tidak... Kita hadapi kali ini. Mendengarmu berbicara seperti itu, seperti sihir yang mencabut seluruh takutku. Seperti ombak yang menyapu habis semua kegalauanku. Karna aku memiliikimu disisi. Rasanya, tidak ada yang kutakuti. Aku bisa menguatkan diri ku menghaadapi semua soalan. Aku bisa tertawa hingga menutupi sedih dan hancurnya aku dihadapan semua orang. Namun, didepan mu. Mendengar suaramu. Menata...

Persiapan Pernikahan

Cerita tentang persiapan pernikahan... Sepupu saya, Nita, akan menikah tanggal 4 Desember ini. Kami mengawali desember dengan berita bahagia dan acara yang membahagiakan.  Mama berangkat pulang ke Sorong. Lama sekali rasanya, tidak melihat mama begitu excited untuk pulang ke rumahnya. Yang mengantar tentu aja amor dan eset, monet2 kecil. Mama berangkat tanggal 29 subuh, lebih tepatnya 28 tengah malam.  Hari sabtu, tgl 27 november, Nita wa saya, dan lalu, melampirkan hasil labnya dan bertanya "kira2 dia sakit apa" Nope, everything's fine. Saya membalas "semua persiapan lancar toh?" Dan lalu, dia bercerita tentang sepatu heelsnya. Seperti apa yang dia mau dan seperti apa yang sudah dibeli ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi nya. Lalu, dia bilang mama juga sudah beli, hanya saja tidak sesuai dengan apa yang dia mau. Sampai disini, saya mengerti. Sebagai, manusia yang "pemilih dalam segala hal", saya memahami bahwa moment bersejarah sekali dalam seumur...

Memaklumi

Mental illness. Untuk sebagian orang, terlihat begitu sepele. "Yaelah, makanya kuat dong", "ah lebai lo", atau pernyataan sejenis yang kita lontarkan. Sayangnya, kita tidak pernah tau sesiap apa, kondisi dari lawan bicara kita. Atau kepada siapapun perkataan itu kita katakan. Terdengar seperti jokes. Berbunyi seperti candaan. Tapi tidak semua orang, "siap mendengarnya". Mental illness. Hanya saja, pada satu titik tertentu, kamu harus paham, untuk menolong dirimu, kamu butuh "kamu". Bukan hanya bantuan dan "pengertian" orang lain. Kamu harus belajar mengerti dirimu. Mengenal dirimu. Hingga akhirnya, menerima keberadaanmu. Pembicaraan panjang, dengan moodbooster terbaik saya, Well, menjadi sembuh dan sebiasa pada umumnya, butuh perjuangan extra.  Kalaupun, sakitmu tidak bisa kamu atasin dengan baik, minimal kamu kontrol dengan benar. Rasa sakitmu, bukan alasan agar dimengerti oleh banyak orang.  Sebab, orang mau mengerti, sebatas sabar me...

its not sin

jatuh cinta, bukan sebuah dosa kan? Mengagumimu dalam diam, bukan sebuah kesalahan kan? Sebatas itu saja. Aku janji.  Aku tidak akan berusaha menjadi lebih dekat, tidak juga berusaha menjadi teman, cukup menikmatimu dalam jarak yang aku cipta. Jatuh cinta, bukan sebuah kriminal kan? Sehingga aku harus merasa bersalah setiap kali, aku "ingin" melihatmu. Hanya melihat, aku janji, tidak akan berusaha memilikimu.  Tidak dalam khayalku, maupun bila akhirnya semesta mempertemukan kita. Jatuh cinta, rasanya sebuah hal normal.  Aku menyukaimu. Namun, kenapa terasa salah? Kenapa logikaku menyentakku, bahwa ini sebuah kesalahan yang aku mainkan. Ini salah. Ini harus selesai. Apa kamu begitu terganggu? Apa aku begitu jelas? Apa aku, tidak bisa hanya sekedar melihatmu? Jatuh cinta ini, terasa salah untukku. Sebanyak apapun aku meyakinkan diriku, tentangmu. Hatiku tidak membenarkan ini. Logikaku membentakku. Membenturkan ku pada segala ketidakmungkinan dan kegilaan yang ku ciptakan....

Pagi ini, papa.

Pagi ini, 12 November . . . Saya lagi off jaga . Saya terbangun dan kangen papa . Ada banyak hari seperti ini yang saya lewati dalam 3 tahun terakhir, tanpa papa. Saya tidak sehiteris biasanya , beneran ngga . Saya membuka galeri, dan menemukan foto2 beliau. God, im missing him so bad. . . Ada hari, dimana saya ingin kembali ke masa itu. Off jaga . Bangun pagi, menemukan papa dan mama sedang sarapan di meja makan. Morning kiss dari papa, lalu coklat hangat dari mama. Duduk bertiga dan ngobrol sampe capek . Lalu, mama ke kantor. Saya? Jadi supirnya papa ke kantor. Mengantar beliau, menemani, hingga akhirnya nge-mall berdua . Ngeliat anggrek atau bunga yang papa mau. Good old days. . . Good old memories. Seandainya saya masih memiliki waktu, Saya ingin papa ada masih disini. Menemukannya sedang sarapan saat saya bangun pagi. Mendengar omelannya tentang " kemalasan saya untuk makan" dan banyak lagi. Papa, gimana kabarnya? I miss you,...