Mental illness.
Untuk sebagian orang, terlihat begitu sepele. "Yaelah, makanya kuat dong", "ah lebai lo", atau pernyataan sejenis yang kita lontarkan.
Sayangnya, kita tidak pernah tau sesiap apa, kondisi dari lawan bicara kita. Atau kepada siapapun perkataan itu kita katakan. Terdengar seperti jokes. Berbunyi seperti candaan. Tapi tidak semua orang, "siap mendengarnya".
Mental illness.
Hanya saja, pada satu titik tertentu, kamu harus paham, untuk menolong dirimu, kamu butuh "kamu". Bukan hanya bantuan dan "pengertian" orang lain. Kamu harus belajar mengerti dirimu. Mengenal dirimu. Hingga akhirnya, menerima keberadaanmu.
Pembicaraan panjang, dengan moodbooster terbaik saya,
Well, menjadi sembuh dan sebiasa pada umumnya, butuh perjuangan extra.
Kalaupun, sakitmu tidak bisa kamu atasin dengan baik, minimal kamu kontrol dengan benar.
Rasa sakitmu, bukan alasan agar dimengerti oleh banyak orang.
Sebab, orang mau mengerti, sebatas sabar mereka menghadapi.
Sampai kapan, kamu memakai label kasihan untuk memaklumi egomu?
Komentar
Posting Komentar