Langsung ke konten utama

Benerkan, Nok?



Ketika saya mengupload ini di IG story, saya habis cerita panjang kali lebar bersama istrinya Noke.

mengapa saya menuliskan ini?

karna kalimat yang mama ucapkan.... karna itu idenya papa, papa yang membuat konsepnya, mama tau gimana susahnya papa membuat itu. Jadi, siapapun yang mau mengubahnya tanpa dasar yang jelas, mama akan lawan. Karna, saat papa buat pemahaman iman itu, mama yang selalu ada, menemani papa. 
 

Selesai ngobrol dengan mama, saya terharu. Beneran saya terharu dan bangga. 

Bukan tentang "pemahaman iman" yang papa buat. Saya tau bahwa itu papa yang "konsepkan" hingga eksekusikan. Bukan tentang apa yang ayah saya buat. Namun, bagaimana ibu saya, menjaga apa yang menjadi karya suaminya. Thats romantic.

Selama ini, mama selalu menjadi orang yang dikenal, tidak banyak bicara. Tidak juga menjadi orang yang mengatakan "karya" suaminya didepan banyak orang. Namun, pada beberapa kesempatan, mama selalu menjadi back upnya papa. Saat, ada yang menjatuhkan papa, tau siapa yang maju? Sinsi, istrinya Noke. Saat, ada yang menilai papa dengan sembarangan, mama akan meluruskannya. 

Sinsi, tidak pernah takut membela suaminya. Karna, dia mengenal teman hidupnya dengan baik.

Mendengar ucapan mama itu, saya kok jadi "melow" ya pa?

Bahwa, hanya yang benar-benar memilik, yang akan memperjuangkan. Hanya yang benar-benar memiliki, yang akan mempertahankan. 

Karna, DIA yang benar-benar memiliki, memahami, mengerti, bagaimana kekasihnya memperjuangkan karyanya dan memberinya tanpa pamrih. Sekalipun terkadang, orang lain membanggakan diri untuk karya yang tidak mereka buat.


Thats romantic. And i love all about it.

As i say, romantis tidak selalu tentang tempat. Tidak juga dikaitkan dengan segala kemewahan dan glamor. Tidak. Bagi saya, apa yang mama lakukan adalah bentuk "romantis" yang sesungguhnya. Memperjuangkan buah pikiran suaminya, karya kekasihnya, ide, gagasan dan tulisan teman hidupnya, agar mereka yang tidak paham tapi sok mengerti, tidak boleh mengubahnya seenaknya. 

Karna, saat suaminya membuat Pemahaman Iman GPIB, Sinsi adalah teman diskusinya. Sinsi adalah lawan debatnya. Tempat seorang noke berkeluh kesah, hingga berargumen. Mereka mengerjakannya bersama. Tidak ada yang tahu kan? 

Bahwa suatu masa dulu, kami begitu sering tidur sampai larut malam di kantor penerbitan. Menunggu papa. Menemani mama yang mencarikan ayat-ayat untuk papa. Papa selalu tenang saat kita ada didekatnya. Sekalipun melelahkan, namun masa-masa itu, sangat dirindukan.


papa, mungkin ini akan terdengar begitu sombong, pada beberapa orang. Namun, saya memahami apa yang mama rasakan, pa. Mama begitu menjaga apa yang papa buat. Mama begitu menghargai karya papa. Hingga beliau "berargument" untuk mematahkan pendapat yang lain. 

Karna, hanya yang benar-benar memiliki, yang memahami artinya berjuang bersama.


dan, sampai hari ini...

Hati saya terasa hangat, setiap kali mengingat ucapan mama. 


Semoga saja, suatu hari nanti, saya mampu mencintai seseorang, sehebat yang mama lakukan untuk papa. Mencintai tanpa kecuali.

Sweet banget kan?


Ketika, saya post ini di IG story...

Seorang teman saya, DM begini... 

...yed, ini bener sekali. Hanya orang yang memiliki, dia akan tau bagemana mempertahankan miliknya. Orang yang tidak mencintai, mereka tidak akan tau menghargai perasaan orang lain. Yed, ko tau yang menyedihkan itu kalo ko jatuh cinta tapi ngga dibalas. 


okeh...cukup sekian, karna udah ngelindur hahhahahahhahahaaaa...


papa,

Semoga saja, suatu hari nanti, saat saya jatuh hati dan memutuskan untuk menikah,

Saya bisa menjadi seperti Mama. 

Menjadi istri yang memahami suaminya seutuhnya, inginnya, marahnya, jengkelnya, mimpinya, semuanya. 

Menjadi istri yang mampu mengontrol egonya, keras kepalanya, manjanya.

Menjadi istri yang selalu bisa diandalkan, menjadi tempat bersandar suaminya saat segala hal terasa berat untuk dijalani.

Menjadi istri yang selalu bangga dengan pencapaian suaminya.


Seperti papa yang selalu bilang, "Siapa dulu dong istrinya"

Pada ulang tahun pernikahan ke 31, saat papa memberikan sambutannya. Papa bilang gini... "Nona adalah perempuan yang sempurna untuk saya. Saya mengucap syukur karena Yesus, mempertemukan kita."

Saya udah pernah cerita ya, mama tuh tau setiap hal detail tentang papa. Apa yang papa mau. Apa yang papa butuh. Bahkan, "smirk"nya papa aja, mama tuh paham artinya. "Oh, Noke lagi ngga suka", atau "Oh Noke udah bosan", atau "Oh, Noke maunya begini..." 

Thats why, untuk "masuk" ke Noke, kamu harus "kulo nuwun" pada Sinsi.


nih, cerita yang udah lama banget. Banget. Papa terkenal dengan kasar, tegas, keras, ngomong apa adanya. Sekum dulu, dia salah satu "anak didik" papa. Entah apa yang dia buat, sampai papa bilang "Goblok", dan papa mengatakan itu didepan banyak orang. Sekum itu ngadu ke mama hahahahhahhahahahahahaaa... BENER-BENER NGADU, "usi sin, masa bung noke bilang aku goblok"

Setelah acara selesai, mama menegur papa dimobil. Mama selalu punya cara untuk menegur papa. "Nok, kasian tadi si ########## datang ke saya, dia bilang kamu katain dia goblok", Noke ketawa geli. Kampret kan ya, bokap gw. Emang. Emang papa saya begitu. 

Mama "jangan gitu, Nok. Dia itu pimpinan. Biarpun dia salah, caramu jangan gitu." NOke? "Iya, saya tau, tapi kalo udah salah dan ndableg, harus dimaki biar otak tabuka" hahahhahahahahahahhahahaa... tos dulu pa! 


papa, i miss you.


Benyada Remals "dyzcabz"


Rasta... tidak semua yang memiliki, benar-benar memiliki dong?

Mbul... cinta kan bisa dikatakan dimana aja, sama siapa aja. tapi, bisa ngga yang diomongin sesuai dengan tindakannya. Kan belum tentu. Berarti, bener dong "tidak semua yang memiliki, terasa benar-benar memiliki". Bener ngga nyed?

Saya... kalo gw bilang, gw suka sama seseorang yang ngga gw kenal. dan tiba-tiba gw ngerasa "memiliki", gw freak ngga sih?

Mbul... Lo lagi bahas si stranger yang lo buka ignya? 

Saya... lo denger kata "kalo" ngga. 

Rasta... Ngga usah basa basi nyed. Dari awal gw tau, lo suka sama tuh cowo. yang IG nya selalu lo liatin. Preeeet. Ini kan, jelas sekarang. Apaan sih. Lo suka?

Saya tertawa. Geli. 

Mbul... Nyed, dia kan ngga tau lo. Lo gimana ceritanya. Jangan belagak gilak lo. Stop deh,

Saya... Apasih. Gw cuman mau godain lo. LO kan suka banget tuh kalo gw bicarain hal2 absurd kayak gini. Suka sama cowo yang gw ga kenal, hanya lewat IG doang. Lo kan seneng kan? Iyakan? Apalagi kalo tau di ambon, gitu kan? iyakan?

Rasta... Nyed, sehat?

Tiba-tiba Nita gabung dong. "dia suka beneran, gw ngga pernah denger kukang seexcited itu ngobrolin orang yang dia stalker."

Saya tertawa makin geli. "Ngga kok. iseng aja. ga ada yang serius. gw cuman seneng aja. ngga dosa kan? 

Mbul... hidungnya mancungkan? 

Kita semua tertawa geli. Bangsat banget mbul. Dia tau banget, syarat terutama, selain Smiley Eyes adalah HIDUNG MANCUNG.

Nita... "jadi bener-bener berasak milik lo? Hanya karena lo suka mampir di IG storynya? Eh btw ya, tuh orang ngga penasaran gitu, tiba2 ada manusia kampret kayak lo follow dia loh. FOLLOW DIA. At least, lo ngeliat storynya juga. Gw sih kepo loh, kalo ada yang ngeliatin story gw."

Saya... ngga semua orang kayak lo, tong. Ngga semua orang kepo sama orang lain. Gw juga ngga peduli sih, story gw diliat sama siapa aja. Bahkan ngga ada yang liatpun, bodo amat. 

Rasta...  pembicaraan apa ini. Ngapain kita bicarain orang yang ngga "kenal" dan cuman ada di dunia maya doang. Geblek kok yedijah ini. 


Bila hanya iseng, kenapa kok nyenengin ya? eaaaaaaaa....

HAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAAA...


bagian termanis dalam cerita cinta adalah dicintai dengan hebat dan diperjuangkan dengan layak.


BENERKAN, NOK?





Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...