Sepertinya saya sedang melow. Mungkin, karna mendekati natal dan saya kangen Noke. Natal ke 3, tanpa papa. Saya menghitung dengan baik, setiap perayaan yang terlewati, tanpa papa.
Malam ini, saya kedatangan pasien yang kemaren sudah berobat. Mereka menbawa ayahnya datang lagi untuk berobat. Sesak nafas lagi. PPOK. Kalau kemaren, datang karena ayahnya "sesak nafasnya hebat", dan setelah saya anamnesa, dengan polos si Mbah menjawab "saya ndak dikasih makan dari pagi, dokter" Ketika saya bertanya pada anaknya, dengan setengah berteriak dijawab "kami semua kerja. Saya nganterin ibu saya juga, memangnya saya ngga boleh kerja". Saya hanya menatapnya tanpa menjawab apapun.
That shit make me broken. Saya tau, ini akan terdengar seperti "judment" yang buat, seolah2 saya sok banget. Seolah2 saya mengerti masalah mereka.
Saya memiliki papa, yang begitu keras, diktaktor pada masanya, monster pada jamannya, kami menyebutnya begitu. But, i love him. I do love him. Sesibuk apapun saya, saya akan meluangkan waktu untuk mengantar papa berobat. Entah itu untuk gulanya, suntik matanya, atau apapun. Papa dan mama adalah prioritas. See, saya sok menghakimi ya? Seolah2 anak2 itu tidak perhatian pada ayah mereka. Bangke, nyeeed.
Saya memahaminya begini, selama saya melayani, kebanyakan selalu ada "cerita pahit" dibalik tidak perhatiannya anak ke orajg tua mereka. Apapun itu. Entah, bapaknya selingkuh, ibunya ninggalin mereka, sehingga untuk mau merawat, mereka enggan melakukannya dengan benar. What we call it "karma"???
Namun, ada juga, anak yang dableg, dasarnya bangsat, kelakuan laknat, enggak mau repot sama orang tua kandungnya. Bahkan merasa sok sibuk, sok penting, tapi giliran dah meninggal, eh... Drama tanpa jeda. Nangis paling sedih. Kayak yang pernah capek ngurusin aja.
Uang tidak bisa menggantikan kehadiran. Ngga, ngga bisa. Saat mereka renta, dan butuh perhatian, uang mu tidak dihitung sebagai "hadiah", mungkin mereka berterima kasih sudah membantu, sudah mau berbagi, tapi saat kamu tidak disana untuk menguatkan mereka. Merawat mereka. Kamu, terasa hilang sebagai anak. Dewasa, tidak seharusnya, memisahkanmu dari mereka. Jarak juga tidak.
Ketika kamu, menjadi orang tua dari anakmu, kamu harus mengajarkan sikap yang baik. Mencontoh kan hal yang benar. Sebab, selama orangtuamu masih ada, kamu selamanya adalah anak. Sehebat apapun pencapaianmu. Anak adalah anak.
Sejauh yang saya liat, mereka yang diberikan umur panjang, untuk melihat keberhasilan dari keturunannya, tidak pernah meminta lebih. Mereka selalu merasa cukup dengan apa yang mereka miliki. Sehat dan umur panjang, adalah kemewahan hidup bagi mereka yang sudah selesai dengan dirinya.
Papa dulu selalu bilang ini.... "Papa ngga akan minta uang kalian, sepeser pun untuk saya dan istri saya. Kami cukup dari uang pensiun saya. Papa cuman minta, kalian luangin waktu untuk telpon papa dan mama, datang liat kami, karna semakin dewasa, kalian akan memiliki mimpi dan hidup kalian masing2. Papa dan mama, hanyalah orang yang kalian datangi bila kalian butuh nasehat tentang sesuatu. Tapi, kalian harus tau, tanpa kalian datangpun, nama kalian selalu papa sebut dalam setiap doa yang papa naikkan."
I know...
Setiap keluarga punya cerita. Setuju ya? Mereka menyelesaikan masalah dengan caranya sendiri. Ceritanya pun, mereka yang memahami.
Hanya saja, bila saya boleh lancang untuk menasehati...
Sejahat apapun orang tuamu, sebangsat gimanapun kelakukan mereka, anak adalah anak. Kita tidak memilih dari mana kita dilahirkan, Tuhan yang menentukannya. Karna itu, hormatilah ayah ibumu, agar lanjut usiamu.
Sebab, suksesmu, pencapaianmu, semua hal baik yang terjadi padamu, diberikan semesta karna doa ibumu dan kerja keras ayahmu. 2 hal utama yang menjadimu, kamu yang berdiri dengan semua keberhasilanmu.
As i say, menjadi dokter itu menyenangkan. Saya menemukan banyak cerita tempat saya belajar dan berkaca. Ada cerita yang menguatkan, ada juga yang menyedihkan, menjengkelkan, membuat kepala sakit, banyak hal. Sebab yang datang, selalu membawa skenario yang berbeda.
Setiap jaga, selalu ada cerita. 🍺
Noke ....setiap orang tua, punya cara mendidik yang berbeda. Dan cara mereka mendidik, akan membedakan kamu dari sekitarmu. Saya buat anak dan saya bertanggung jawab. Saya mendidik, bukan membunuh. Pada masa nanti, anak akan menjadi dewasa, saat itu kita akan duduk sebagai sahabat. Bercerita tentang masa depan, dan mengenang masa lalu. Anak2 adalah busur panah, pada tangan yang tepat mereka akan melesat mencapai tujuannya. Pada tangan yang salah, mereka hanya megulangi sejarah yang sama....
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar