Rasta menyulut batang rokok terakhirnya ketika Donut tiba-tiba menjatuhkan badannya disebelahnya.
Taman Suropati. 23.30 (* oktober 2019) semoga nda salah....
Beberapa pemusik mengadakan live music a.k.a jamming di sini. Menonton musisi jalanan yang suaranya tidak kalah bagusnya dengan si profesional sungguh kemewahan yang sulit diabaikan. Ada amin?
Dan kami terbiasa menikmati malam dengan cara seperti ini.
Rasta mencolek Donut, "kenapa lo?"
Donut : capek bagiin undangan. Kita serentak menoleh kearahnya. Serempak. Hhahhahahahahhaaa....
Saya : undangan ulang tahun?
Donut menatap nanar ke arah saya, "nikah, njing!"
Saya menatapnya ngeri dan kaget. Ya iyalah kaget dong, saya mengenalnya dengan baik dan dalam 8 bulan terakhir ini tidak ada sama sekali cowo yang deketin dia. Dia pun tidak sedang flirting dengan siapapun. Lalu kenapa tiba-tiba bisa dia bagiin undangan. Cipta membelokkan duduknya dan menaruh kopinya. Dia menghadap donut yang masih bergeming sedari tadi.
Cipta : lo mau married? Eh ga musim prank deh. Jangan ngaco! Lagi mabok lo? Abis ngelem?
Rasta : nge-lem apa sih ta? Nge-lem-parin anak orang?
Donut : ada yang nge-lamar gue melalui nyokap. *terdiam sejenak suaranya pelan dan terdengar berat. Donut a.k.a Donna, manusia ajaib hilang timbul, bak kapal selam amerika yang tiba-tiba muncul diperairan negara sebela, seperti itulah donut.
Dia datang, kalau dia mood. Lalu tidak berkabar lagi, hingga moodnya balik. Hahahhaahaa... But, i love her! Seenggaknya, dia adalah salah satu manusia yang "masuk" dalam daftar orang yang boleh merepotkan saya. BOLEH MEREPOTKAN dan MEREPET saya. BOLEH!
Saya menatapnya. "LO di jodohin?"
Dia mengangguk. Mata bulatnya tidak lagi bersinar nakal seperti biasa. Ada yang meredup disana. Dia mengalihkan tatapannya ke arah si pemain saxophone di seberang sana. "emang gue masih bisa milih?"
Saya : tante?
Donut tertawa getir. I just know, she was broken! "masa dimana gue bebas milih udah lewat. Nyed. Masa dimana kita main-mainin hati orang udah selesai. Nyokap bilang dia udah terlalu tua dan ngga mau ngeliat gue masih sendiri. Lo taukan, parunya jelek. Gue berkeras nolak. Berantem berbulan-bulan hanya untuk ini. Sampe 1 bulan lalu, dia anfal. Gue takut setengah mati."
Cipta : di jodohin ngga salah, nut. But, menikah dengan orang yang akhirnya ngga bisa membuat lo nyaman adalah musibah. Seriously. Kenapa lo punya rumah? Untuk pulang kan? Nah, suami lo harus, eh.... Gini deh, orang yang nantinya hidup sama lo itu, seenggaknya dia harus dan wajib, membuat lo tau, BAHWA DIALAH TUJUAN LO PULANG!
Rasta : anak mana sih?
Donut : kenalan tante gue.
Rasta : kita kenal?
Donut : ngga. Anak baik-baik kayaknya. Anak rumahan.
Saya : eh gimana....gimana? Anak baik? Lah emang kita jahat? Gue loh, anak rumahan kalo ngga lagi nongkrong sama kalian.
Cipta tergelak. "dari muka lo juga orang tau, kang. Se-jahat apa lo."
Donut tertawa mendengarnya. "Are you sure, don?" tanya Rasta pelan setelah meneguk kopi hitamnya.
"nyokap gue mungkin ngga lama, ta. Dan gue capek untuk terus mengelak. Toh gue ga bisa bawa satu aja cowo buat dipamerin ke dia. Seenggaknya gue bisa nangkis caloonnya. Gue cuman beralasan karena ego gue menolak buat dipilihin. Padahal mungkin aja dia memang jodoh gue."
Saya dan Cipta tertawa geli mendengarnya. Saya memang sekampret itu kok. Saya selalu menertawakan penderitaan orang lain. Hahhahahahahahashahaahaa...
Donut : bagian mana yang lucu, nyed?
Saya : lo percaya bahwa dia mungkin jodoh lo. Well, mungkin aja ya, mungkin. Tapi buat gue, ketika lo setuju buat masuk dalam "perjodohan", lo harus berusaha 10 kali lipat lebih gila dan lebih keras ketimbang pasangan "normal" yang memang saling cinta. LO bakalan hidup dengan manusia yang lo ga kenal dengan baik, nut. Okeh, gue ralat, belum kenal baik. Lo setuju untuk menikah. Seperti kesepakatan kita menikah ngga pernah sederhana! Dan lo memilih menjalani itu dengan orang yang bisa jadi suatu hari nanti, memiliki kemungkinan untuk berhenti berjuang, karena dia tidak menemukan apa yang diinginkan dari lo, ataupun sebaliknya! Lo siap?
Rasta menatap saya. "kalo lo?"
Saya : ngga. Gue ga mau di jodohin. Dikenalin oke. Tapi di jodohin? Nope!
Donut : kalo sinsi yang minta?
Saya : nyokap gue kenal gue, nut. Dia tau seperti apa anaknya. Buat apa gue pura-pura bahagia, kalo akhirnya gue merutuki keberadaan dia setiap harinya.
Rasta : ngga semua perjodohan jelek kali, nyed. Ada kok yang survive bahkan langgeng selamanya.
Saya : kan gue ngga bilang kalo itu jelek. Survive atau ngga, itu tergantung apa lo mau sama-sama berjuang atau ngga. Sebelum ngebahagiain orang lain, coba deh, bahagiain diri kita dulu aja. Serius. Ngebahagiain orang tua itu tugas anak, tapi kalo kita ngejalaninnya dengan beban, bukannya itu jauh lebh nyakitin hati mereka ya?
Cipta : tenang, nut. Thats what sex for.
Saya : kenapa sih otak lo itu isinya selalu selangkangan? Udah ngga ada gyrus lain yang aktif? Hm? Apa iya cuman itu doang?
Kalo sex nyelametin pernikahan? Kenapa bahkan RARA ngga bisa bertahan? Kenapa brad-jolie harus pisah? Hm? Kenapa nick and jesica ngga mampu berbaikan? Its not just about sex!
Rasta bertepuk tangan. "lo ngga harus nikah, kalo hanya sex yang lo butuh."
Saya ber-high-five dengan Rasta. "yeee, cobain aja dulu. Cobaaaa." teriakn Cipta keki
Donut : lo bener kang. Semua yang lo bilang dengan pemikiran rasional lo bener. Tapi, ada sisi dimana, gue ngerasa gue belom bisa ngebahagiain ibu lebih jauh. Dia cuman mau anaknya ngga sendirian ketika dia pergi. Gue ngga mau ngecewain dia dengan ego bahwa gue harus bahagia lebih dulu. Dia banyak menderita untuk gue. Sementara untuk nemuin cowo sesuai dengan apa yang gue mau itu ngga gampang! Ngga mudah. Lo tau itu, kang.
.....kenyamanan akan kesendirian dan kemandirian adalah penjara yang menakutkan. Terlalu nyaman dengan rutinitas "sepi" itu lama-lama lo lupa bahwa lo butuh seseorang untuk berbagi. Bahwa dalam setiap rutinitas yang lo jalani, mungkin terselip tanya yang selalu lo abaikan. Karna pada akhirnya lo mengeraskan hati lo untuk mengakui bahwa lo butuh seseorang. Kesendirian itu kemewahan yang lo bangun untuk menyamankan ego lo. Ketika nyaman akan sepi dan sendiri menjadi candu, maka setiap tamu yang datang akan tertolak dengan sendirinya.
Cipta : lo terlalu nyaman sendiri, nut. Lo juga kang. Gih cari gebetan. Sebelum lo kaget lo bentar lagi expired.
Saya : menikah bukan tujuan utama dan tujuan akhir. Menikah itu tujuan tambahan, prioritas kesekian. Gue ngga hidup untuk berakhir di dalam sebuah pernikahan yang akhirnya mengekang kebebasan gue. Bila akhirnya gue harus banget menikah, itu adalah pertimbangan matang dan seleksi yang ketat. Gue menoleransi bahwa gue bisa hidup dengan orang yang berbeda dari kriteria gue, tapi gue ngga bisa menghabiskan hidup gue untuk seseorang yang ngga gue cinta. Thats my point! Buat gue, cinta itu landasan utama. Terserah kalian bilang gue konyol. Bahwa hari ini makan cinta, gue mah gitu, gue anaknya harus cinta dulu.
Rasta : hm. Love comes first.
Donut : kalo seandainya suatu hari, seandainya, lo terjebak dalam sebuah perjodohan, seandainya kang. Seandainya. Lo bakalan?
Saya : belajar mencintai dia. Apa lagi pilihan lain? Gue harus cinta sama dia lah. Dia teman hidup gue gitu. Gue harus bisa menyamankan diri gue dengan dia. Buat gue, pernikahan itu sekali seumur hidup. Gue ngga mau mengulang janji itu dengan orang yang berbeda. So, gue bakalan bertahan dan berjuang untuk memperbaiki apa yang salah. Bukan lari dan membiarkannya hancur. Karena itu, ketika gue bisa cinta dia, gue akan belajar menerima segala buruknya. Menyesuaikan bukan merubah. Keren yak gue?
Cipta : lo belom married, nyed. Semua teori loh bakalan patah ketika lo tau bahwa teori itu ngga selalu sejalan dengan praktek! Kentut lah. Apalagi ketika lo tau bahwa hanya lo yang berjuang untuk memperbaiki semuanya. Cinta sebesar apapun ngga bakalan mampu ngembaliin semuanya.
Rasta : gue sih setuju sama kukang. Karna buat gue, cinta itu mampu menyediakan maaf. Sehebat apapun salah lo. Bahkan ketika lo ngga bisa memaafkan diri lo sendiri. Cinta yang sebesar itu ngga gue temuin dalam rumah gue. Nyokap gue ngga bisa maafiin bokap. Mbak nana ngga mampu menghadirkan cinta untuk mas. Padahal, kalo aja, kalo aja, mereka bener-bener niat untuk memperbaiki segalanya, cinta itu ada, *menghela nafas .... Cinta ngga pernah hilang, kadang dia pudar. Iyakan? Seharusnya, janji nikah itu dipertahankan dengan benar. Cinta sebagai perekatnya. Ga cukup cuman cinta? Tapi seenggaknya, lo harus punya satu hal yang diyakini bersama, bahwa selama kalian saling memiliki semua akan baik-baik saja.
Saya dan cipta berdiri dan bertepuk tangan.
RASTA sampai hari ini, pernikahan adalah luka dan trauma yang harus dia hadapi. Perceraian ada didalam rumahnya. Membuatnya bias setiap kali kita membicarakan tentang hubungan serius. Dia selalu menarik dirinya dari dunia tentang "pernikahan". Bagaimana bisa sesuatu yang membahagiakan seseorang justru menjadi alarm pengingat "sakitnya" bagi orang lain?
Donut : gilaaaaaaaakkk beraaaat yeeeee. Beraaaat taaaa. Ngga kuat akutu.
Saya merangkul Rasta. "everylitlle things gonna be OK, nyet"
Cipta : pembicaraan di jam-jam kecil ini selalu menakutkan loh. Cinta dan pernikahan adalah dua hal yang berbeda. Serius. Gue kasi tau ya, gue dan lia itu nikah karena ngerasa udah waktunya. Gue dan dia saling cinta. Hingga ada masalah datang dan kita ngga siap untuk ngadepinnya. Cinta yang kita punya ngga cukup kuat. Ketka gue mutusin untuk bertahan, dia ngga mau. Dengan alasan klise, dia udah hilang rasa. Cinta ngga pernah bisa kita paksain untuk selamanya ada dan tinggal. Liat gue? Gue bahkan ngga tau harus gimana. Kita tinggal satu atap, tapi lebih terasa seperti orang asing. Hanya supaya status "married' itu bertahan dan semua orang baik-baik aja. Apa gue bahagia? Sampe saat ini, gue coba untuk nemuin jalan damai, tanpa perpisahan. Tapi, dasarnya dia ngga mau lagi untuk nyoba. Gue ngga bisa maksa dan gue ngga mau cerai. No. Gue nikah bukan buat pisah. Kesalahan gue adalah gue mendiamkan semua masalah sepele karena gue takut berantem. Akhirnya masalah itu membesar lalu ngga bisa gue handle. Sedih kan?
....Gimana coba seseorang yang kita cintain setengah mati, akhirnya melihat kita sebagai orang asing. Bahkan disentuhpun enggan. Thats my life. Kosong. Untungnya gue masih punya anak. Itulah alasan terbesar gue untuk tetap disini.
Saya menatap Cipta. Seorang sahabat tetap memiliki rahasianya sendiri.
Donut : kenapa lo keras kepala sih ta? Kenapa lo ngga cerai sih? Itu ngga sehat. Gih pisah.
Cipta : gue cinta sama lia, sesering apapun dia nolak gue dan marah. Gue ngga bisa ngelepas dia. Gue yang minta dia nikah sama gue. Hidup sama gue. Ngelepasin dia adalah kemungkinan terakhir.
Rasta : dia udah punya cowo lain? Kenapa dia ngga liat sebesar apa cinta lo ke dia?
Cipta : kalaupun ada, itu salah gue.
Saya : salah lo? Ta, apapun masalahnya, selingkuh itu salah. Lo juga selingkuh ya? Hm?
Cipta : gue bejat, brengsek, nakal, tapi selingkuh ngga ada dalam cerita gue, nyet. Gue tau, gimana sakitnya di-dua-in. Gue ngga akan ngelakuin itu. Apalagi untuk ibu dari anak gue.
Donut : lalu kalo lo ngga bisa memperbaiki ini semua, lah ngapain bertahan ta? Bukannya malah jadi lebih sakit untuk anak-anak ya? Hm? Lo boleh bilang lo cinta sebesar bumi deh, tapi kalo hanya lo dan kalian ngga harmonis, bukannya itu jauh lebih nyakitin buat anak-anak lo? Ta, gue ini anak dari produk broken home. Dimana bokap gue kerjanya marah dan ngancurin barang tiap hari. Judi. Gue tau, rasanya ga di cintain dengan baik, ta. Kenapa lo tahan?
Rasta : tiap orang punya struggle-nya, nut. Jangan ngebandingin.
Saya : tapi lo ngga pernah berantem didepan anak-anakkan?
Cipta : gue bahkan ngga pernah bicara dan bersentuhan. Jarang. Dia sibuk dengan kerjanya, gue juga gitu. Kita masih serumah. Tapi ya udah, lebih ke dua orang yang ngontrak bareng. Palingan bicara soal skolah baby gue. Udah gitu. Makan bareng ngga. Ada acara keluargapun, kita perginya sendiri-sendiri.
Rasta : pantesan ulang tahun lo kemaren dia ngga ada.
Cipta : udahlah ta. Gue juga bukan anak kecil yang nungguin banget ucapannya.
Saya : lo keren, ta. Beneran. Salut loh gue. Udah berapa lama sih?
Rasta : 4 tahun.
Cipta menggangguk, membenarkan jawaban Rasta. "and still counting" tambahnya
Saya : beneran ga bisa diperbaiki?
Donut : ego-nya perempuan kadang kelewatan! Iyakan kang? Bahkan ketika cowo udah ngemis-pun tidak ya tetep aja. Iyakan, kang?
Saya menatap Donut dengan heran "lah kok gue". "iya kan lo juga gitu sama si Daniel." tambah Rasta sambil tergelak puas
Cipta : ngemis udah, minta ampun udah, bukan hanya maaf ya. MINTA AMPUN loh. Tetep juga bergeming. Ngga tau harus diapain. Kadang gue mikir, mungkin dulu gue ngga ngenal dia dengan baik dulu kali ya. Pacaran 4 tahun, trus ngerasa udah sanggup menikah. Nyatanya, cinta yang gue punya ngga bisa buat dia luluh.
Rasta : 4 tahun mah lama, ta. Udah cukuplah.
Donut : ngga ada ukuran bakunya, nyong. Ngga ada. Mau pacaran berapa lama pun ngga ngaruh! Ngga! Pacaran bukan kayak mangga yang harus "mateng" di pohon dulu baru bisa di "petik" eh salah "enak di makannya" menikah itu kata kerja lain dalam urusan pacaran! Buukan sebuah kata ganti. Mungkin kata benda abstrak
Kata benda abstrak? Its sound weird but cool.
Lupa juga, bahwa ada cerita ini di salah satu dari 365 hari tahun lalu. Bercengkrama dengan bebas tidak berjarak. Terhalang maskerpun tidak. Bebas menghirup udara segar, tanpa terpikir droplet yang mungkin saja terpercik dan menempel.
Salah satu hari, di mana kita duduk ngumpul ngomong kosong dan lalu balik pada rutinitas.
Di jodohkan, sounds familiar rite?
Beberapa dari kita mungkin mengalami bahkan menjalaninya. Beberapa dari kita berhasil dan bertahan selamanya. Ada yang berjuang mati2an nyatanya selamanya bukan hal yang tepat untuk mereka. Ada yang bertahan, mengusahakan cinta, namun di tengah jalan nyatanya mundur dan pisah. Ada, yang mempertahankan kebersamaan, menduakan hati dalam diam, keterbiasaan membuat segalanya terlihat sempurna, namun kosong di dalamnya.
Bahkan sahabatpun, memiliki rahasia.
Hari di mana saya akhirnya tau, apa yang terjadi pada cipta. Lawakannya. Lelucon sok bijak. Nasehat fakboy pada masanya. Ternyata, dia, seorang ayah yang baik, suami yang berusaha mempertahankan miliknya. Sekalipun melukai egonya.
Hidup tidak selalu baik2 saja,'kan?
Semua yang kita nilai dari kacamata kita, lalu kita ukur sesuai dengan kenormalan pada umumnya, tidak selalu bercerita begitu. Ada plottwist yang kadang meremukkan hati bila mendengarkan dengan seksama.
Seatap, namun terasa asing. Bagaimana mungkin dua orang yang saling mencinta begitu berjarak dan lalu menjadi asing? Hingga segala sesuatu yang terjadi menjadi rutinitas hampa. Menemukan jalan keluar terbaik? Rasanya susah, saat komunikasi terhenti dan berganti menjadi basa basi busuk.
Cinta menjadi perekat? Mungkin. Katakanlah sedang di usahakan begitu. Harapannya seperti itu.
Namun, sampai berapa lama? Hingga maaf mengental dan terpendam jauh kedalam. Lalu ego tersulut, hati tidak dapat lagi terengkuh. Cerita tentang KITA akan tenggelam, ada saran untuk menyelamatkannya?
Jangan melukai lebih dalam lagi, bila memang tidak bisa di pertahankan. Jangan bertaruh, untuk sesuatu yang tidak ingin dipertahankan.
Hidup kami tidak selalu baik2 saja, 'kan?
Pada setiap masa yang kami lewati, selalu ada cerita yang kami hadapi. Selalu ada masalah yang menunggu untuk di sapa dan di singkirkan.
Hari itu, kalo nda salah, kami pulang subuh. Ketika tamsur mulai lengang. Saat lelah kami terbayar dengan ngumpul2 berfaedah ini. Entahlah kebanyakan ngecapnya atau faedahnya.
Bagi saya, menemukan mereka di tengah rutinitas yang padat adalah kemewahan.
Mereka adalah salah satu harta berharga yang selamanya saya jaga.
Cipta, i adore you as always.
Apapun yang terjadi nanti, kita akan selalu menghormati keputusan lo.
Bertahan dan berjuang, seharusnya dilakukan bersama, ta. Bila hanya satu sisi, semoga bukan impian kosong di ujung nanti.
Karna kamu tidak bisa menahan orang yang tidak ingin tinggal. Dia akan selalu menemukan alasannya untuk pergi.
Donut, have fun with the journey that you've choosen. You're rock.
Benyada Remals "dyzcabz"
Cipta : gue cinta sama istri gue. Gue ga mau anak gue sama kayak gue. Cerita gue harus beda, 'kan?
Saya : gue ga tau mau bilang apa. Lo tau, gue ga suka kalian pisah. Hm? Tapi, ta... kalo lo berjuang sendiri, apa iya, ini masih bisa di sebut saling memiliki?
Rasta : cewe kadang ngga bisa mensyukuri hal ini. Diperjuangin. Dipertahankan. Dicintai dengan baik. Apa sih kesalahan yang ngga bisa di maafin? Selingkuh? Gila kerja? Jadi gay? Hm?
Cipta : semoga ada jalan yang tidak nyakitin siapapun. Kalopun ada, biar gue aja. Kalo sampe pisah, gue pikir, gue bakalan menyesal seumur hidup karna ngga jadi imam yang bener.
Donut : lo tau ta, komunikasi dan saling menghargai sebenere itu masalah lo. Lo boleh cinta ampe gila. Cuman, kalo lo ngga pernah ngobrol dengan bener dari hati ke hati. Semua ngomong cinta lo itu, bullshit. Lo butuh beragumen, berantem, debat, lo harus denger maunya dia. Adem ayem, yes2 aja, bukan berarti istri lo selalu setuju. Saat dia nemuin orang yang mampu ngimbangi argumennya, yang istilahnya bisa dengerin racauannya. Di hari itu, lo kehilangan dia. Gue kasih tau ya, nih... (*ngelipet lengan jaketnya)....lo kehilangan perempuan bukan ketika dia ngga ada lagi dengan lo. Lo kehilangan milik lo, ketika hatinya, pikirannya, bukan lagi buat lo. Thats dangerous time beb. Call for help. You need a rescue team right now, ta!
Lo kehilangan perempuan bukan ketika dia tidak berada di sisi lo, tapi saat hati dan pikirannya bukan lagi buat lo.
Nice shoot, nut. 😘
Komentar
Posting Komentar