kematian adalah sebuah kepastian.
sepasti mentari yang terbit dan terbenam.
tidak pernah ada yang tau, kapan waktunya. dimana. bagaimana.
Bahkan dengan cara apa, kita tidak pernah tau.
maut datang seperti pencuri, tidak mengenal waktu.
Hanya saja, mungkin meninggalkan beberapa isyarat yang terabaikan.
Dan, untukmu yang masih berduka, sedang berduka atau sudah tenang dan ikhlas,
aku mendoakan yang terbaik.
Agar semesta memelukmu dengan damai sejahteranya, melimpahimu dan melingkupimu dengan kasih setianya, hingga hatimu kuat untuk menerima bahwa setiap cerita hidup yang terjadi adalah bagian dari rencana besarnya.
Menjadi kuat, tabah dan ikhlas, tidak bisa hanya dalam sekejap.
Semua orang yang kehilangan, akan mengalaminya, ada satu fase, di mana kita akan mempertanyakan keputusan Semesta. Kenapa?
Fase ini akan memudar perlahan, bersama waktu, walaupun kekosongan itu selamanya nyata dan tinggal. KEtidak biasaan, menjadi sebuah keterbiasaan baru, TANPA MEREKA YANG KITA CINTAI.
Semua kenangan dan rindu yang menggebu, menjadi pengingat yang menyakitkan juga peredam yang menenangkan. BAhwa suatu masa, KITA PERNAH BERSAMA, hidup dalam kebersamaan, dengan sebuah pemikiran, bahwa selamanya kita akan baik-baik aja, Selama kita memiliki KITA.
Waktu Tuhan, hingga maut memisahkan. Membuat anak terpisah dari ayah ibunya, membuat pasangan kehilangan separuh belahan jiwanya, ayah ibu kehilangan buah hatinya. sahabat terpisah dari sahabat baiknya.
Kehilangan, adalah mimpi buruk dalam kenyataan yang harus kita hadapi.
Tidak pernah ada yang tau, KAPAN.
Jadi, untukmu, untuk kalian... kalian yang masih memiliki lengkap semua orang-orang terkasih.
jangan pernah meremehkan sebuah pertemuan, sesingkat apapun itu.
karna kita tidak akan pernah tau, kapan saat kita terakhir kita bisa bertemu kembali.
Karna sejengkal saja ada maut di depan kita.
Hargailah keberadaan orang-orang tersayangmu.
Dan, untukmu yang sedang berduka... atau masih berduka.
Menangislah, karna itu hakmu untuk bersedih.
Namun dalam setiap airmata yang jatuh, kuatkanlah hatimu, tenangkanlah gelisah batin dan jiwamu.
Merunduklah pada bumi, agar langit mendengar isakkan terdalam hatimu.
Kehilangan ini tidak akan usai dalam semalam. Seperti airmata yang menggenangi matamu, tidak akan terhenti, walau doa terlantun perlahan untuk yang di cinta.
Berlututlah pada bumi, bisikkan kesesakkan terdalam batinmu, agar langit menjagamu, juga menenangkan gelisahmu.
Sebab, semesta hanya sejauh doa.
Semesta mengambil, milikNYA yang kita pinjam.
Sudah kehendaknya, sudah waktunya.
Menangislah, ini waktunya.
Karna besok, kamu harus menguatkan yang lain untuk tetap melihat masa depan.
Menangislah, tapi jangan lupa,
Ada orang sekelilingmu yang membutuhkan pelukanmu.
Menangislah, namun jangan sampai airmatamu mengaburkan langkah dan pandangmu.
Lihatlah, pelangi akan terlihat, setelah badai hebat ini.
Semesta tidak pernah melupakanmu. Tidak juga meninggalkanmu.
Mintalah pada semesta, agar kamu di kuatkan, di ikhlaskan, di berikan tabah yang berlipat, juga legowo untuk melepaskan.
Saya tau, ini sulit. Berat.
Tidak pernah mudah, bila itu tentang di tinggalkan dan meninggalkan.
________________________________________________
21 bulan lalu,
Saya juga begitu. Kehilangan. Dunia saya meredup. Sebagian semangat saya meluap. Diri saya seolah "mati".
Menjalani hari, setelah kehilangan tidak pernah semudah yang kamu bayangkan.
Akan ada, "alarm" yang berbunyi pada setiap sudut, di mana biasanya kita ada bersama.
Sebuah keterbiasaan sederhana yang dulu terlihat begitu sepele, nyatanya ketika dia pergi, bisa membuat kita nelangsa.
"Seharusnya ada....",
"Biasanya kalo ada...."
"Coba kalo...."
Dalam hidup yang tidak pasti ini, kematian adalah jawab, bagi setiap tanya. Lalu, tetap hidup dengan baik, adalah pilihan lain, setelahnya.
Bahkan setelah 21 bulan,
Saya masih tetap saja, memanggilnya dalam diam, setiap kali pulang jaga. Berdiri menatap guci itu, setiap kali saya akan berangkat jaga.
Kematian, hanya mengambil raganya pulang pada penciptanya, namun tidak akan bisa menghapus dan meredam kenangan dan kebersamaan yang ada.
Karna itu, lanjutkanlah hidupmu dengan baik,
Dengan benar, agar warisan dan ajaran yang di tinggalkan olehnya, tidak sia-sia.
Dia ada dengan kita, untuk melengkapi dan membentuk kita.
Tanpanya, hidup mungkin tidak lengkap, namun seharusnya hidup harus tetap baik-baik saja.
Jalani walau sulit.
Karena, semesta ada.
_________________________________________________
Dan, untukmu yang masih lengkap, yang belum merasakan artinya kehilangan.
Bersyukurlah lebih banyak, karena hidup sedang ramah untukmu.
Aku tidak mendoakan apa yang menimpa sebagian orang, termasuk aku, terjadi untukmu.
Namun, belajarlah berempati dengan benar.
Jangan gunakan kesedihan orang lain untuk di eksploitasi dengan membabi buta.
Sampai kamu merasakannya, kamu akan mengerti.
Melepaskan, ketika pertemuan bukan lagi tentang jarak adalah menyakitkan.
Karna kematian membuat ruang mati yang tidak bisa kita tembus, sekalipun kamu mampu membeli dunia ini. Jarak yang di buatnya adalah nafas hidup.
Jadi, belajarlah berbela rasa dengan penuh hormat.
Mungkin bagimu, yang pergi adalah idolamu. Seseorang yang kamu kagumi, namun bagi keluarganya, dia adalah orang yang biasa ada dengan mereka. Inner circle mereka. Kepergiannya adalah kesakitan yang harus di syukuri dengan benar. Tanpa kamu tanya, bukankah sudah selayaknya kamu memahami?
______________________________________________
Dan untuk kita,
Hargailah hidup. Pakailah waktu dengan benar.
Bijaklah dalam bertindak.
Jangan sia-siakan waktu, karena kita hanya sementara.
Kita tidak pernah tau, KAPAN.
Semoga, saat KAPAN-nya kita terjawab,
Kita sudah mengisinya dengan benar.
Bukan tentang berapa panjang waktu yang di beri,
Namun apa saja yang sudah kita lakukan untuk mengisinya.
Hargailah waktu,
Sebab, maut tidak pernah mengetuk dengan sopan.
Benyada Remals "dyzcabz"
Rest In Love, Ashraf Sinclair.
Saya mengagumi cara beliau dan Bcl menjaga keharmonisan keluarganya. Jauh dari gosip. Jauh dari issue keretakkan. Bahagia. Romantis. Menyenangkan. Santai.
Untuk, Kak Bcl,
Tuhan menguatkanmu dan Noah.
Penghiburannya memelukmu dan menenangkan kesedihan keluarga yang di tinggalkan.
Semoga suami yang tercinta,
Di berikan tempat terindah oleh Tuhan yang maha kuasa.
Mendengar berita ini, 5 hari yang lalu,
Membuat hati saya sedih.
Waktu berlalu, tidak ada yang bisa menduga.
Bahkan para cenayang hebatpun, tidak mampu prediksi dengan akurat.
Bila saja, sebuah penglihatan bisa menghentikan kematian dari manusia,
Masih perlukah sujud pada langit?
Kematian ada, sebagai pengingat, ada yang maha kuasa, maha mengetahui, maha melihat,
Dan segala sesuatunya, ada waktunya.
Komentar
Posting Komentar