Langsung ke konten utama

Tentang Noke #36

hei, Nok.

penghujung november kemaren, kita sudah mengangkat barang. sebagian besar sudah berada di Pastori baru. Antusias? Nope,pa. Biasa saja. 

saat kita mengangkat barang, hari I, eset terduduk diteras,pa. Kita melihat dan mengawasi yang menganggkat barang. Saya menatap eset, "Ko kenapa?" Eset menggeleng namun matanya berair, "Sedih aja ninggalin rumah ini" Mama merangkul eset. Amor "Hidup harus bergerak,set. Dan ini adalah awal baru untuk kita ber4." 

saya menunduk menatap lantai. "awal baru." Saya mengucapkannya perlahan. Seolah takut papa mendengar. Awal baru,pa...kata amor. Entah awal baru ini akan dimulai seperti apa. Namun, kekosongan itu, menganga lebar. Sangat lebar,pa. Perlahan saya harus mendamaikan diri saya, saya belajar,pa. Saya belajar mengobati luka tentang kehilangan papa. Jangan tanya, sudah sejauh mana saya mempelajarinya,pa? Tidak menangisi kerinduan tentang papa adalah pencapaian terbaik saya sejauh ini.

Kita belajar kembali untuk beradaptasi,pa. Setelah hampir 6 tahun, kita berada pada lingkungan yang sama dan suasana yang sama. Papa tau? Jemaat Imanuel Depok sangat kehilangan mama,pa. Bahkan mereka bilang akan mengantar kita memasuki pastori baru itu. Mama perpisahan tanggal 2 Desember,pa. 

Rencana kita berubah, ketika papa memilih jalan kembali pada Yesus. Semua rencana harus diubah kembali. sebagian hanya perlu diusahakan kembali. iyakan,pa? Rencana bahwa papa dan mama akan menetap di jemaat yang sama-pun berganti,pa. Tapi, bukan kah itu esensinya hidup? Untuk menerima kejutan oleh waktu dan menjadi kuat karena pengalaman? 

Im dying,Nok. Deep inside my heart, something broken. In case you didnt know, ive told you,pa. I miss you so bad.  I Miss "MY OLD HOME". I miss you. 

Pa, suatu hari, beberapa bulan lalu, saat mama pulang dari pertemuan penulis sabda2. Mama bertanya tentang ABU papa. Ternyata banyak teman2 Pendeta papa yang bertanya sekaligus mempertanyakan "kapan abunya Bung Noke dilarung?" Kebanyakan dari mereka berpendapat bahwa tidak baik menahan lama. Ada juga yang berpendapat bahwa bagaimana penilaian jemaat ditenpat mama yang baru. 

Papa tau? Saya ngamuk,pa. Seharian saya marah. APA URUSANNYA MEREKA dengan ABU papa? APA HAK mereka memaksakan sesuatu yang bukan KEPENTINGANNYA! Apa pedulinya mereka? Memangnya saya meminjam hatinya untuk bersedih? Memangnya saya meminta uangnya untuk pergi? 

Ketika, AMOR pulang malamnya. Saya sedang duduk diruang TV. Saya sedang menatap GUCI papa. 

"Ko blom tidur? karna?"
Saya menggeleng malas. "Mereka bilang kita harus tabur abunya papa secepatnya"
AMOR marah. Sama marahnya. "Jangan sampe saya obrak-abrik mereka. Siapa yang bilang! Siapa yang berani suruh buang abunya papa?"
"Sa ndak tau pendeta siapa. Mama ndak mau kasih tau. Mama hanya bilang aja pendapat mereka tentang abunya papa."
Saya menghela nafas panjang. Amor masih saja mengoceh.

Lalu dia tiba-tiba berhenti. Amor menoleh ke arah saya. "Saya akan menangis seperti orang gila. Terserah sih, tapi saya ikut keputusan ko aja,kak. Mungkin bukan saya yang harus ko tanya, tapi KAU,kak. KO siap, untuk buang abunya papa? Diantara kita, sa tau, ko sangat terpukul. Ko siap?"
Saya menggeleng. Mata saya bahas dan terasa panas. 
"Saya bilang tunggu saya jadi pendeta, bukan karena saya aja,ka. Karna saya tau, ko belom siap untuk itu. Papa sudah ada dengan Tuhan Yesus, iya. Tapi, ABU ini adalah bentuk fisik dari keberadaan papa yang terdekat dengan kita. Melepasnya, adalah bagian dari kenyataan pahit kedua, bahwa papa benar-benar tidak disini lagi. Jadi, sa tanya ko,kak. Kapan ko siap?"
Saya menunduk dan membiarkan butiran bening itu luruh. 
"Saya ngga akan pernah siap,mor. Bahkan ketika suatu hari, kita benar-benar harus menaburnya di Ambon. Saya pikir, saya akan tetap sehancur kemaren ketika papa meninggal. Ko bener. Tapi kadang sa pikir, papa ingin dekat dengan kita, makanya dia mau dikremasi. Toh, papa bilangkan, buang abunya papa, ketika kalian melihat waktu yang baik untuk pulang ke Ambon. Papa mau abunya tidur disana, ditanah kelahirannya. tapi tidak sekarang."
Amor menepuk pundak saya. "Tidak akan ada yang bisa dan berhak memaksa kita,kak. Ini papa kita. Siapapun yang banyak bicara sa tampar dalam mulut!"
Saya tertawa mendengar kalimat terakhirnya.
"Sa serius, ko jangan ketawa. Orang yang ngomong itu keluarganya masih hidup semua? Dia ga tau rasa empati? atau EQnya jongkok banget ya?"
"Kita memang harus melarung ini,Mor. Cepetlah selesai dan vikaris. Jadi pendeta, dan kita berangkat untuk menaruh papa ditempat yang dia mau. Ambon. Ini hanya ABUnya,Mor."
"Eset bilang apa?"
"Menurut ko? Apalagi selain ngamuk? Dia bahkan paksa mama untuk bilang siapa pendeta tolol yang bicara begitu."

Pa, tunggu bentar ya. Bentar lagi. Tinggal dulu dengan kita ya. Tunggu sampe Amor menepati janjinya untuk Papa dan Opa. Tunggu pa. Mungkin ini terdengar seperti mengulur waktu,pa. Tapi, bukan,pa. Amor menginginkan itu. Karna sampai kapanpun dan bagaimanapun, melepaskan papa adalah hal tersulit. Bahkan ketika itu hanyalah "SEBUAH ABU". 

Pa, kita bener-bener pindah kesana dan meninggalkan depok itu tanggal 5 sore,pa. Dan, besoknya saya ulang tahun,pa. Lucu kan,pa? Bahwa dalam 1 tahun perjalanan usia saya, dipenghujung 20 an, saya menjadi YATIM. Seperti Mimpi,pa. Papa tau, tiba-tiba saja, saya menginginkan papa harus disini. HARUS. Tiba-tiba saja, saya mimpi tentang ulang tahun saya ke 9, papa membuat kejutan setelah pulang sekolah, papa menghadiahkan tas elmo berwarna hijau. Jam tangan BABY G. Papa mengadakan ucapan syukur. Papa menuliskan surat utuk saya. 

Pa, hari ini sudah masuk Desember. Bulannya saya. Papa selalu bilang "bulannya kaka yedy". Bulannya belanja baju Natal dan menghias rumah. Bulannya papa dan mama sibuk dengan perayaan Natal. Bulannya bukain kado Natal dari papa dan mama. Bulannya kumpul2 dan open house. Bulannya makan masakannya papa, ayam goreng kecap dan mie goreng. 

Mama udah atur,pa. Awal desember, kita akan mulai menghias pohon natal dan lampu2 Natal papa yang 30 Meter lebih. hahhhahahhahahahaa...  Papa selalu suka rumah terlihat kelap kelip. Papa selalu tau bagaimana caranya mendekorasi rumah agar terlihat "WOW". Tapi tahun ini, papa harus mempercayakannya untuk KITA. Tenang,pa. Rumahnya akan tetap "semarak" seperti yang papa mau. 

ini akan menjadi cukup berat, karena Natal ini, tanpa PAPA. Tanpa SANTA CLAUSSNya kita,pa. Noke, namanya. Tanpa suaranya. Tanpa ketawanya. Tanpa "grumpy"nya. Tanpa bossynya. Tanpa jokes konyolnya. Tanpa pertanyaan wajib "kalian malam natal, gereja dimama atau papa?". Tanpa DOA-NYA papa, biasanya papa akan mendoakan kita. Tahun lalu adalah tahun terakhir, papa memberkati dan mendoakan kita. Sedih ya?

Natal dengan keluarga lengkap, adalah keistimewaan yang tidak boleh kamu abaikan. 
Serius, karena saat orang yang biasanya duduk dikepala meja itu, akhirnya pergi, yang kamu temukan hanyalah rindu dan isak yang terlantun sebagai sesal, seandainya waktu boleh saya ulangi. Percaya deh, merayakan natal dalam formasi lengkap adalah ucapan syukur yang harus dikatakan dengan lantang, bukan hanya dibahasakan dalam sepi. 

Bersyukurlah kamu, bila NATAL ini, kamu masih bisa memeluk setiap anggota keluargamu dengan lengkap dan utuh. Sebab, Natal bukan hanya sukacita menyambut kelahiran Yesus tapi juga momen untuk menyadari betapa beruntungnya kita masih bisa saling memeluk dan bercengkrama secara utuh. Natal itu kebersamaan dalam kasih, sebab DIA yang kelahirannya dirayakan, telah meletakkan DAMAI dan SUKACITA KASIH dalam hati orang percaya, kelahirannya mengenapi apa yang sudah dituliskan. KArna itu sudah selayaknya NATAL harus dirayakan dengan sukacita'kan? 

Pa, jadi pohon natalnya harus ditaruh disudut mana? (*kalo papa masih ada, beliau akan mengeluarkan pohon natal, mengukur2 yang entah apa itu, tiba2 menghilang dengan bawa mobil, lalu kembali dan duaaarrrrr..... RUMAHNYA UDAH RAPI dengan lampu sudut, dan pohon natal yang terpasang rapi. Lalu lagu natal berkumandang dengan syahdu.) Dan kita, tinggal mengagumi.

Jangan sedih,pa. Kita baik2 saja. 

Hanya saja, tahun ini, semua hal terasa berat untuk dijalani, sejak 17 Mei lalu. Banyak irama yang berubah,pa. Kita harus belajar kembali untuk menyelaraskannya,pa. Pelan-pelan, segalanya akan kembali,pa. Walau pada akhirnya, tetap tanpa PAPA.

Benyada Remals "dyzcabz"

1 Desember

hei, desmber. Nice to meet you. 
Semoga kamu menjadi bulan terakhir di 2018 yang cukup menyenangkan untuk dijalani.
Saya selalu jatuh hati pada Desember, karna disini bulan saya bertambah usia.
Bulan saya merayakan banyak perayaan penting.
Dan saya akan selalu jatuh hati pada Desember, bahkan ketika hari yang akan saya lalui nanti tidak selalu menerbitkan senyum senang. 
Selamanya saya mencintai Desember "milik saya", sekalipun kali ini, saya akan memulai perayaan penting itu dalam keluarga yang "sedang kehilangan".
Saya akan tetap mencintai Desember..

jadi desember, tidak pernah menyediakan cerita pahit?

Cerita terpahit dibulan Desember seumur hidup saya, ketika nanti saya keluar rumah memeluk abu NOKE. Kita masuk rumah ini berlima, kita keluar berempat, dengan NOKE yang sudah berubah rupa. Itu adalah patah hati terbesar yang saya alami di DESEMBER seumur hidup saya.

Pa, ini video terkocak dari KITA. hahahahhahahahaahahhaha



Pa, mau denger cerita lucu. Ketika pick up kita sampai. Lalu, orang digereja itu, bilang buat kita 
"waduh, barangnya di karton banyak ya?"
"ini semua buku-bukunya kita" Dan bapak itu, "ternga-nga" pa. Dia menatap AMor dengan pandangan "SERIUS ITU BUKU? SEBANYAK ITU?" hahahahhahahahaahha
well,pa... Bukunya kita ber 5 itu ada lebih dari 30 kartonloh. ITU CUMAN BUKU,pa. 
jadi, bisa papa bayangin ya, gimana banyaknya BUKU-BUKU kita.
dan ga perlu ditanyalah ya, kenapa kita punya buku sebanyak itu. (*didikannya yang di guci)

(*Banyak membaca bukan hanya, supaya kamu tau, tapi supaya kamu menyelamatkan mukamu saat kamu tersesat dan hilang arah.) #NOKE
Orang yang banyak membaca, bisa mengendalikan lawan dari arah terjauh, karna dia tau "menjengkal" kemana arah berpikir lawannya. #NOKE

Komentar

  1. Buat dokter Jediyah Ihalauw... jantung hatinya Pdt Ari Ihalauw... Selamat ulang tahun ya... Tuhan Yesus memberkati apapun yang kamu kerjakan dan membuat cita citamu tercapai. Sehat dan bahagia selalu dalam hidupmu walaupun rasa kehilangan dan kesedihan itu masih enggan pergi dari dirimu. Itu hal yang lumrah kok. Saya aja sampai satu tahun masih menangis jika tiba-tiba rindu atau terkenang dengan ibu saya.
    Soal abu papa kamu yang masih akan ada bersama kalian sampai nanti...Nggak usah peduli dengan omongan orang lain yang tidak mengerti perasaan kalian. Yang penting tidak bertentangan dengan Firman Tuhan. Mama dan Amor pasti ngerti soal itu. Yang penting juga... orang lain ngga perlu tahu... Kalo abu beliau masih bersama kalian. Itu hak kalian. Hanya saja saya teringat suatu saat dari mimbar... papa kamu pernah bilang "bulan bulan begini (desember) banyak orang gila di menteng pulo... di tanah kusir...di pondok rangon..." ternyata yang dimaksud adalah pada saat Natal... keluarga datang nyekar lalu bicara bicara dengan kuburan itu... Karena papa kamu ngomong nya dengan gaya melawak maka tertawalah satu gereja sampai terpingkal-pingkal...
    Papa kamu memang pandai berkhotbah yang tidak bikin orang bosan walaupun khotbahnya panjang.
    Buat ibu Pdt Sien... "Selamat berkarya di tempat yang baru". Tuhan Yesus mengutus... DIA juga memampukan utusanNya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...