Langsung ke konten utama

My all time booster.


Kejadian belakangan ini membuat saya perlu, emegency exit terdekat untuk menadapatkan
Emergency "mood booster". My mood underreconstruction. So i need some help. Could you please?

Saya bolos jaga, bukan ding, saya izin jaga. Saya sedang tidak ingin berada pada zona itu. Saya ingin berada pada zona kenyamanan saya. Am i too skeptic? Maybe. Ah, seandainya saja, saya pintar untuk menolak "permintaan" itu. Mungkin ceritanya tidak akan semenyedihkan itu. Iya kan?

Saya lebih pintar menyakiti diri sendiri, kalo kata tom2. ah, i miss him, so much!

Lalu, disinilah kita. Duduk bersama kopi itemnya Mang Jo, ditemani pisang goreng, sukun goreng, nasi pecel dengan sambel matah plus sambel kacang untuk "dicocol". Kadang, emergency exit itu ada didekatmu, sangat dekat, sahabatmu, mereka yang menjadi bagian support systemmu. Yang tidak akan berpaling pada setiap kejadian yang meruntuhkan hati dan memadamkan logika. Mereka masih berdiri dan tinggal denganmu, disaat hingar bingar menjauh dan gemerlap pesta memudar. And, thats my emergency exit. Nita. Rara. Mbul. Rasta. Rong2. minus tom2.

"jadi, hows life trooops?" seru Mbul nyaring, sambil menjatuhkan badannya disebelah saya.
"Maybe good, sometimes bad. But always awesome" jawab rong-rong dengan mulut penuh. Rong-rong lagi naksir cewe yang udah punya cowo ghahhahahahahahahahahhaa....

"nyet? Lo gimana?"
Saya melengos dan menyenderkan kepala pada bahu Mbul. "apanya?"
"Daniel?" jawab Rasta cepat, terlalu cepat bahkan!
"dia ga butuh lo jelasin?" tanya Mbul sambil menepuk pelan tangan saya.
Saya menghela nafas berat. "kalo yedijah udah menghela nafas berat, artinya ada sesuatu yang sulit dia jelaskan. Bukan begitu, kang?" ucap Rong2 sambil nyengir dan tidak terlihat bagus untuk dinikmati.

"gue setuju sama kukang. Jangan masuk didalam keluarga yang sedari awal udah ga respect sama keluarga kita. Itu deadblock! Yang nantinya bakalan ada episode memuakkan setelah ijab kabul selesai! Trust me,dude. It didnt work! Married isnt simple things! No. Big NO!" tandas Rara yang baru beberapa menit lalu duduk diseberangku sambil memangku buku menu, yang sebenernya ga perlu ada juga buku menu, karna menunya udah dihapalin dan itu-itu aja.

"tapi, kukang belom married,rarce. Dia baru memulai dengan daniel. Eh gimana kalo kita ubah ?panggilannya jadi harpot? Hm?" usul Rong2 jail, saya tersenyum kearahnya.
"kenapa harpot?"
"udah sih ga usah dibahas kenapa. Atau lo ga mau merusak namanya karna sebenernya lo masih sayang sama dia?" tantang Rasta yang sedari tadi diam sambil mengunyah kacang, yang sudah habis setengah toples astor! Dude, its gonna be long long long night!

Saya tertawa mendengarnya. "sayang? Ta, sayang itu udah tingkat lanjut dari cinta. Dia jauh lebih besar dari cinta. Ketika gue bilang sayang ke orang, itu artinya, bahkan untuk membunuhpun demi orang itu, gue akan ngelakuinnya dengan sadar."
Rong2 dan Rasta bertepuk tangan dan berdiri. Tolol kan? Apa coba, ngapain coba pake acara berdiri! Emang sedeng bin gobs mereka itu. Tapi tanpa mereka, hidup terasa tawar untuk dilewati.

"lalu? Harpot ga nelpon lagi? Email?"
"udah gue block. Email? Ga tau. Males cek nya. Anggap aja udah mati. Selesai. Ga perlu tau."
"lalu yang membuat lo "galau" malam ini????" celetuk Nita
"emang gue galau? Atau gue ganti pertanyaannya. Emang gue terlihat segalau itu?"
"ngga sih, cuman muka lo "meredup", ga kek biasanya aja. Semacam somthing missing. And you dont know how to fix it,broooh!." lanjut Nita

Saya tertawa lagi. "Lets say this, ada moment yang hilang, ketika lo berusaha belajar membuka diri lo untuk orang lain. Lo belajar ntuk mematikan segala ego dan keras kepala. Lo melihat sekitar lo begitu senang dengan hubungan baru yang bahkan lo sendiri masih ragu untuk ngejalanin. Tapi ngeliat mama, amor, eset bersemangat tentang itu, membuat sesuatu dalam "prinsip" lo sedikit "berkompromi" dengan keadaan. And, then... Itu dihancurin secepat itu. Gue ga tau ya, tapi ketika gue bicara sama mama tentang harpot.... (*melirik ke rong2 dan tertawa.) ....mama tuh terlihat senang, bahwa mungkin aja, beliau berpkir setelah noke pergi, gue punya "tempat lain" untuk belajar berbagi. Gue mungkin punya fokus lain tentang masa depan, selain spesialis. Gue tau itu, sekalipun mama ngga bilang. Tapi.... (*neguk greensand dan mencocol pisgor disambel.).....gue ga pernah bener2 "jatuh" pada harpot. Serius. Gue cuman memakai kesempatan bahwa mungkin ada "kemungkinan-kemungkinan" lain selain kepergian papa yang harus gue tangisi. Kehilangan NOKE terlalu besar untuk disandingkan dengan orang baru itu. Makanya, ketika gue menghadapi situasi tai itu. Gue sebenernya ga begitu "hancur" cuman gue sedih karena ada orang lain yang bisa menjelekkan papa segitu bangsatnya! Itu aja. Tapi, tentang harpot? Gue sujud syukur bahwa pada akhirnya gue ga dengan dia. Bahwa ada alasan yang benar, untuk tidak lagi berhubungan."

"jadi lo ngga suka sama harpot?" tanya Rasta melotot kaget. Berasak pengen ditimpukin piring ga sih!

"gue suka sebagai teman. Sebagai orang yang.... Apa ya. Hmmm.... Menunggu gue selama itu. Tapi, something about him, yang membuat gue berpikir berulang kali. Beneran dia? Beneran ini yang Tuhan mau?"

"SOMETHING ABOUT HIM? Apaan? Eh jangan sok cenayang deh lo! Jadi maksud lo, kalopun ga ada kejadian itu, lo ga bakalan lanjut dengan harpot?" Mbul bertanya dengan mimik terkejut

"gue ga tau. Jadi atau ngga. Hidupkan gambling,mbul. Seperti yang semua orang pintar dan sok bjak bilang jalanin aja dulu. Gue melakukan itu. Menjalani itu dengan dia. Tapi, di hati kecil gue, rasanya bukan dia yang harusnya disitu. Karna apa ya, gue selalu bisa merasakan bahwa "thats him" disaat pertama kali gue makan dengan cowo itu. Hmmmm... Gue ga suka cowo yang buat gue deg-degan ketika jalan dengan dia. Tapi, gue mau cowo yang ketika gue jalan dengan dia,menyamankan. Nyaman. "

"smiley eyes? Ga masuk tuh kriteria KONYOL LO? KATANYA ITU HARPOT BANGET."

Saya tertawa geli. "apa karena dia ambon?" tanya Rara tibat-iba
"hm. Thats another reason. Dia ambon. Dan lo taukan, dalam daftar balonmi gue, itu adalah blacklist terutama. "
"ati2 nyet. Biasanya yang lo blacklist itu yang bakalan jadi sama lo. Tapikan Om Noke suka sama cowo ambon. Siapa tuh yang terakhir? Yang tinggi kayak girafe itukan? Bukannya lo bilang Om Noke suka?"
"Papa memang maunya ambon. Makanya cewenya amor dapet lampu ijo. Tapikan, gue ga mau. Terserah gue dong."
"bukannya cowo ambon itu romantis ya? Om Noke kan?" tanya Nita geli
"Eh, manusia ga hidup dari romantis doang,nyem!"
"tapikan lo liat si glenn, gila... Gue nonton konsernya aja, ah sinting.... Gue mau satu kayak gitu dirumah. Buat gue suruh nyanyi kalo lagi boring." Rara
"Lo kata si glenn itu boneka koin? Yang bisa asal lo suruh2. Ra, plis... Disini cuman ada bir bukan BM. So dont get drunk before the time." ucapan Mbul itu diikuti gelak tawa kita.

See? I need them. All of them. Without any doubt. My support system. Another reason, why am i still be "kukang" today.

"lo harus bersyukur,nyet. Seenggaknya lo belom sampe menikah. Gue ga mau lo ngalamin itu setelah menikah. Hidup dengan keluarga yang tidak menghormati keluarga kita itu sama dengan tinggal dipinggiran neraka." terang Rara. Dia bergeming sambil menatap makanan yang mulai kosong dipiring2 meja. Memainkan jemari dan rambutnya. Hal yang dia buat ketika gelisah. Rara sangat ekspresif. Kegelisahan dan kemarahannya selalu dibahasakan dengan baik melalui gesture.

"Ga ada yang pernah bilang menikah itu gampang. Iyakan? Kita dituntut mengikuti alur "happy endingnya" orang lain. Bahwa menikah itu sebuah keharusan, karena lo udah mapan, lo udah tua, lo harus punya masa depan. Padahal? Ada berapa banyak pernikahan yang benar-benar bahagia? Hm? Ada berapa banyak pasangan yang akhirnya berusaha bertahan dan mempertahankan? Seolah pernikahan sebuah permainan benteng? Atau menjaga nama baik keluarga? Supaya tidak malu, kalo ternyata setelah 10 tahun ada banyak ketidak cocokan yang terjadi? .... (*tertawa sumbang) ....menikah menurut gue, hanyalah penjara atas nama masa depan yang dibilang sebagian orang tua. Mereka nanemin mindset bodoh itu. Bahwa kita harus menikah. Padahal apa salahnya jadi singel dan happy? Daripada bertahan dalam situasi bodoh yang memuakkan." jelas Nita sambil menyulut rokok kesekiannya sejak tiba.

Rasta dan Mbul tertawa mendengar pidato panjang Nita. "Tong, lo married. So?" balik Rasta dengan mimik bodoh

"Gue benci stag pada situasi bodoh dimana gue ga bisa keluar. Karena gue ga mau ngelukain siapapun. Tapi bertahan didalam "pernikahan" yang absurd juga ga sehatkan? Lo hanya berakting bahwa semuanya baik. Semuanya bagus. Bahwa tidak ada cinta disana! Didalamnya kosong. Gue dan Mas, tidak menemukan alasan lain untuk pulang ke rumah. Kecuali, anjing cow-cownya. Kecuali ketakutan kami pada mertua gue dan ibu! Gue kadang mikir, hidup siapa yang lagi gue pinjem dan peranin. Mimpi siapa yang lagi gue jalanin? Ke kantor dan kalian adalah pelarian terbaik."

"Lo masih mikirin si kampret?" tanyaku tiba-tiba

Nita menggeleng mantap. "ini bukan tentang hati gue, nyet. Ini tentang pernikahan gue yang entah kenapa berasa kosong. Ga ada tuh cerita romantis yang biasanya lo tulis dan bilang. Ga ada ciuman selamat pagi atau sex before office time. Ga ada tuh manja-manja tolol dipelukan suami. Ga ada,nyet! Yang ada adalah gue bangun, Mas udah kekantor. Sepi. Gue siap2 ngantor ditemenin anjing. Secangkir coffe dan semangkuk oatmeal granola. Dan text sedatar "aku duluan". See? Gue balik dari kantor dengan setumpuk kegiatan yang masih harus gue jabanin dirumah. Masak? No, not me. Kita delivery dan gue bawa ke laundry pakaian. Pulang, mandi, dan Mas masih kena macet. Dia pulang gue udah ngorok diatas tumpukan kertas gue. Dan begitu selama 5 tahun terakhir ini. My happy perfect married life!" tandas Nita sinis

"lalu lo menikah karena?" tanyaku lagi

"karena dilamar. Karna saat itu gue pikir, Mas adalah yang harus gue nikahin. Setelah sekian lama kita dekat. Dan mau tau alasan Mas si suami gue? Oh..... (*menarik nafas panjang dan dalam) ....karena sudah didesak nyokapnya! Dan gue adalah pilihan terbaik saat itu! "

"buat anak gih" celetuk rong2

"ANAK? Lo pikir anak bakalan nyelesaiin masalah gue? Rong, plis! Anak ngga bakalan ngeluarin gue dari situasi tolol ini. Gue butuh orang yang bisa.... (*kehabisan kata. Berpikir sejenak. Menatap ke arah kita bergantian) ...

Kita menatap Nita, menunggu jawabannya. Benar-benar menunggu jawabannya.

...bisa mengimbangi kediaman gue. Bisa mengisi apa yang selama ini kosong. Bukan cuman status dikertas. Nama panjang dibelakang. Parner sex sebagai kewajiban! Bukan itu. Tapi itu yang gue alamin. Dan gue, demi ALLAH, gue bertahan sekuat ini, untuk menjauhkan kata pisah dari kepala, hati dan seluruh kamus hidup gue. Tapi semakin gue mencoba, justru gue kehilangan "gue". Gue menjadi manusia yang munafik. Gue ga sebebas ini. Gue seolah menjalani peran orang lain didalam tubuh gue. Peran yang gue buat sesempurna mungkin didepan ibu dan mertua gue dan seluruh keluarga gue. Dan, gue capek. Gue bener-bener capek,nyet. Gue butuh emergency exit terdekat yang bisa selamatin gue."

"...janji nikah bukan sesuatu yang mudah untuk dijalani, mungkin mudah dihafalkan dan diucapkan. Tapi jauh lebih susah dipertanggung jawabkan. Gue ngerti posisi Nita. Karna itu yang gue alami dengan fidel. Lo liat, udah berjalan berapa tahun, sejak kita di mediasi. Dan berjanji bahwa akan mencoba. Nyatanya? Kian mentah. Bahkan terkadang mental. Gue ga ngerti gimana caranya. Gue ga tau gimana normalinnya. Gue cuman... (*tertunduk)... (*butiran bening itu luruh dengan sempurna) ....mau bahagia dengan fidel, ada atau tanpa anak. Apa itu salah? Semua orang berteriak bahwa gue harus berjuang, harus berubah, harus ini, itu, begini, begitu. Tapi mereka ga pernah tau, bahwa setiap malam, fidel ga pernah sekamar dengan gue. Kita hidup serumah dengan kamar terpisah. See? Dia seperti membangun tembok untuk gue. Dia menjadi asing. Orang yang ga pernah bisa gue kenalin lagi. Gimana caranya gue ngembaliin hati yang sudah hilang rasa?"

Rong2 memeluk Rara, melabuhkan kepalanya pada dadanya. Saya terdiam. Bahkan seorang sahabat memiliki beban dan rahasia yang sulit untuk dibahasakan. Mbul menepuk tangan saya. "Kita semua sedang tidak baik-baik saja kan?"

Rasta mengangguk. Dia melempar sebungkus rokok pada Rong2.

"LO tau, hal-hal seperti ini, yang membuat gue bener-bener "memikirkan" pernikahan dengan bijak! Sangat bijak. Karna bagi gue, gue ga mau menghabiskan hidup gue dengan orang yang salah. Salah mencintai ga seberat, ketika lo salah menikahi. Karna ketika lo salah mencintai, yang terluka hanya lo. Tapi ketika lo salah menikahi, ada banyak hati yang harus lo pikirin. Iyakan? Hati dimana, "kehormatan" mereka ditaruh diatas lo. Menikah memang ga segampang yang orang kira. Tapi, Nit... Anggaplah pernikahan lo sekosong yang lo bilang. Anggaplah Mas lo se-membosan-kan itu. Bukannya lo sebagai istri yang harus "menjadi pencair" suasana? Soorryy, gue ga mojokkin lo. Tapi, ketika lo menikah dengan cowo super cuek dan diam. Introvert? Lo emanng mesti kerja keras untuk itu. Plis, jangan nyerah ya? Karna kalo lo sampe nyerah, gue bakalan berpikir ribuan kali, untuk walk down the aisle. Serius. "

"heeeh, ga usah ngecap kebanyakan lo, nyet! Walk down the aisle, wooooiiii, cari aja dulu sama siapa! Sok laku loh!" ejek rong2 tiba. Dan tiba2 kita tertawa. Tanpa sebab. Tanpa awal. Dan tidak berakhir.

"kan cita-cita,nyemot! Harus digantungkan setinggi-tingginya, seindah-indahnya!"

Rasta melempar kotak rokok ke arahku. "tenang,nyet. Masih ada gue. Gue temenin lo."

Receh kan? Becandaan ga lucu sebenere. Dan ga penting. Sangat ga penting! Hahahaahhaahhahaaa... Hal-hal ga penting, seperti menertawakan lelucon yang ga lucu2 amat itu, membuat kita bersahabat hingga lebih dari setengah umur saya!

"Nyet, lo masih inget Noke?" tanya Rara tiba-tiba

"Masihlah. Kangen banget malah. Kehilangan Noke itu hal terberat dalam hidup gue. Gue kehilangan ego terbesar dalam hidup gue. Kalian taulah ya, gimana noke. Gimana manjanya gue dan dimanjain gue. Kadang gue mikir, apa ya salah gue, sampe Noke harus diambil begitu cepat. Gue masih cengeng, walaupun udah lumayan kurang. Gue kangen papa. Banget."

Mbul memelukku. "tanggal 17 kemaren, gue doain Om. Biar beliau senang disana."
"jadi disini dia ga senang,mbul?" tanyaku jengkel
"ya kalo anaknya kayak lo, mungkin sih ya? Lo adalah duplikatnya. Ke-grumpy-an lo adalah hal terburuk yang gue tau. Seriusly, nyet... Lo kalo marah dan ngedumel, ga pernah ga berhasil bikin orang lain tersinggung!" ungkap Rong2

"Hm. Setuju. Inget waktu di Blok A ga? Si ayam penyet yang tertukar! Gilaaaaak. Kadang ya, kadang... Gue tuh mikir, lo tuh didalam tubuh lo yang "terlihat anggun" ada buto ijo loh sembunyi. Wakakkakakakakakkakaaa.... Lo kalo meledak ga nanggung broooh. Kalah tuh tabung gas 3 kilo. Inget waktu bempernya tom2 ringsek sama CRV ijo itu? Trus lo turun dan nendang pintunya dan tangannya kejepit. Gilak kan?" cerita Rasta semangat

Saya tertawa geli. "wakkakakakakkakakakakaa... Dan lo liat muka panik lo pas tangannya kejepit? Wakkakakakkakakakakakaa... Lo pucat,nyong! .....

"dan untuk pertama kalinya seorang Rasta "mundur" dan "minta maaf" buat coverin lo,nyet!" teriak Nita

"lalu pas pulang, ditilang setan topi putih gara-gara sim lo udah mati! Wakakakkakakakakkaakaa.... "

"lalu si jago akting ini,turun dan bilang dia dokter bedah yang mau operasi. Sambil nunjukkin kartu idi ya?"

Hahahhahahahahhahahahahhahahahahhahaa.... Bego ya?

"itu taon kapan sih kejadiannya?" tanyaku setelah berhenti tertawa geli
"kapan ya? Pas lo masih sama Rafa ya? Atau Gerald?" tanya Rara yang berusaha mengingat setelah tawanya reda. Disin yang kalo ketawa ga bisa berenti itu saya dan rara. Dan yang ketawanya paling "menggelegar" juga saya.

"bentar deh, inget foto ini ga??????" Nita menunjuukan salah satu foto di HPNya. Gilaaaaaak lama beudh!

"innggeeeeet bet gue! Itu pas acara marriednya mbak nana, trus kukang kebelet pipis tapi takut kebelakang karena kucing! Tiba2 dibuat ketawa sama Rasta, eeehhhh... Dia bocor disitu! Wakakakkkakakakakakakakakkakaaa.... Pas banget lagi moment "basahnya"." jelas Rong2

Saya merebut HPNya dan melihat foto memalukan itu. Saya terbungkus selimut hotel namun "basah"nya terlihat jelas pada gaun tosca itu! Dan RASTA disebelah saya sedang tertawa, didalam foto itu.

"Gue cerita apa sih,nyet? Sampe kita berdua segeli itu?"

"itu loh, muka bapak yang lagi salaman sama Mbak Nana, mukanya mirip makibao kan? Dan entah kenapa pas kita lagi bicarain beliau, tiba-tiba dia nengok dengan ekspresi yang "plis pak, stop it!". Dan gue selesai disitu."

"Lo masih ga sih, "bocor" ?" tanya Rara geli

"hm, masih. Puas? Thats genetic dude. Diturunin dari oma gue, ke tante dan mama. See? Cerita konyol yang bikin geli bakalan bisa banget buat gue "pee". Dan sampe hari ini, kadang gue dan mama gitu. Bego ya?"

"gilaaaak, lo nyimpen foto apalagi? Eh keluarin dong,tong! Biar keliatan aibnya."seru Mbul semangat

"Kita udah temenan berapa lama sih?" ucap Nita

"15 tahun? Hahahahahahahahhaa... Gilak 15 tahun? Mulai dari culun, cinta monyet ampe cinta gorila. Bolos sampe jadi dokter. Dari anak parkit sampe kemang village. Ngemper di roti bakar eddy sampe cafe de wine. Kita jalalnin masa itu loh. Bangke ga tuh. Mulai dari bonyok kita masih lengkap. Sampe satu-satu dari mereka, pergi. Mulai dari remaja, dewasa, menuju jompo. Dari lajang sampe married. We stayed together! Nangis bareng. Ngadepin masalah bareng. Nyiapin acara bareng. Lo semua, adalah kebanggaan gue. Selalu. Bahwa dalam acara apapun, saat gue ga bisa ngandelin siapapun, gue tau lo semua pasti bisa diandelin." Rong2 mengangkat gelas kopi hitamnya

"kita ngebuktiin bahwa cewe dan cowo bisa bersahabat tanpa terlibat hal2 sentimentil."

Saya tertawa. "ya iyalah, kalo cowonya model lo semua, ya elah, mending selibat gue!"

"nyet plis, gue mungkin bukan kriteria lo, tapi jelas gue diincar sebagian besar kawula muda endonesa" ucap Rasta

"yeeee elah, si kampret basa lo, KAWULA MUDA, berat bet, situ kelahiran taon berapa? Seangkatan omas?" ledek Mbul

Hahhahahahahahhahahahahahhahahahahahahahahahhahaah......


Jika tua nanti kkita telah hidup masing-masiing.
Ingatlah hari ini.

Demi bermain bersama kita duakan segalanya.
Merdeka kita. Kita merdeka.

Percaya ngga. Pembicaraan penting ga penting ini, berakhirnya subuh. Ketika mama telpon, bahwa kenapa belum juga pulang! Dan ketika suaminya Nita yang mau berangkat ke airport telpon ada dimana?

Lalu kita bergegas menaiki kendaraan masing-masing, tapi masih juga ceritain hal-hal receh bin bodoh.

"Nyet, nit, mbul, ati2 lo. Jangan balep. Kalo nyampe kasi tau." ucap Rasta

Saya mengangguk. Kita selalu begini, semua masuk mobil dan kendaraan masing2. lalu kita akan jalan bareng2. pasti begitu. Walaupun arah kita berbeda. Tapi selalu harus beriringan.

Hidup pasti memiliki lelucon konyolnya. Atau candaan yang kadang tidak selucu itu. Tapi, bagaimanapun hidup membuatmu sulit tersenyum, coba pastiin satu hal, sahabat2 lo selalu ada disitu, untuk menertawakan bagaimana cara hidup mempermainkan kita.

Kamu boleh hebat, kayak, terkenal. Tapi bila kamu tidak memiliki "sahabat" yang benar, hidupmu rasanya formalitas saja!

Terima kasih sahabat.
Saudara dari lain ibu.

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...