Langsung ke konten utama

Cerpen random #4

"Dia pergi karna lo"
Karna gue? Kenapa? Apa hubungannya dengan gue?

"Lo membuat batas yang sulit dilewati. Friendzone. Batas paling bangsat antara cewe dan cowo."
Karna memang kita ada disitukan. Kita memulai semua dengan kata sahabatkan? Lalu apa iya, kita harus kehilangan teman hanya karna suatu hari nanti, dia bisa jadi orang yang paling mungkin menyakiti kita?

"Dia cinta lo,nyet"
Deg. Cinta? Gue? Dia? Khayalan sampah. Setelah selama ini dia flirting denngan semua cewe didepan gue. Lalu hari ini, melalui mulut orang lain, dia membuat pernyataan goblok? Ah, hari ini tidak boleh seabsurd inikan? Teman selamanya teman.

"Dia pergi, karna lo ga pernah meminta dia untuk tinggal,nyet."
Gue? Meminta dia untuk tinggal? Apa hak gue? Dimana gue berdiri? Sebagai apa? Teman baiknya? Teman maboknya? Teman nongkrongnya? Atau siapa? Perempuan yang kepedean bahwa dia the only girl in his heart? Seriuosly? Gue?

"Dia ga berani bilang. Karna lo pasti ga nyaman."
Ga nyaman? Sebuah pernyataan, tidak untuk dijawabkan. Kalau sampai pada tahap meminta, itu lain. Namun, bisakah semuanya berjalan seperti biasa saja. Bila salah satu dari kita, merasa memiliki hak lebih? Bisakah, kita senetral biasa, bila rasa memiliki ada? Bukankah naluri mencintai sulit dibantah? Ini bukan tentang menyukai ala anak abg. Ini cinta. Bukan lagi cinta monyet. Ini cinta. entah kapan dan dimana, dia menyadari rasa ini.

3 bulan berlalu.

"Mas nasi gorengnya 1, telornya 2 yaa, satu dicampur, satu didadar. Cabenya 3 ya. Garemnya dikit aja, diujung sendok aja."

"Lo ga diet?"
Suara yang sangat saya rindu itu tegak disamping Mang Ipan, tukang nasi goreng.

"Laper"
Udah cuman itu aja jawabannya. Lalu, harus bilang apa? Lari dan nyambut dia? "Hai kemana aja?" Ngga kan? Dia pergi karna keputusannya. Itu haknya juga.

"Temenin makan dong"
"Gue lagi males jalan. Beli aja nasgor, makan didalem"
"Ayolah. Lo ga kangen sama gue?"
"Ngga"

"Ayolah."
"Terus nasgor ini?"
"Kasi aja buat Pak Min."
"Gue blom mandi"
"Ya udah ditungguin"
"Lama loh."
Dia tersenyum.

Makan disuatu tempat yang kekinian. Roof top sebuah kafe. Kami membicarakan banyak hal. Tertawa pada lelucon bodoh yang terulang. Bagaimana bisa kau menertawakan lelucon yang sama 2 kali? Atau berkali? Bukankah esensinya sudah tidak memancing tawa? Salah, tergantung dengan siapa kamu menceritakannya. Bersama siapa kamu saat men3rtawakannya sekali lagi dan lagi. Ratusan cerita konyol yang diulangpun, rasanya masih sama. Karna kamu. Kamu yàng disini. Kamu yang bercerita. Kamu yang mendengarnya. Dan, entah bagaimana tawamu seperti "menghipnotisku" untuk tertawà. Caramu. Hanya kamu yang bisa.

Hanya kamu, yang aku minta tinggal.
Namun, terlalu egoiskah aku, memasungmu disini?
Aku ingin mendengarmu mengatakannya. Aku memintamu disini selamanya.

Namun, kamu membisu. Matamu mengatakannya. Tapi, tidak bahasamu.

**************************************

Dañ, diriku bukanlah aku...
Tanpa kau meleñgkapiku. Kau sempurnkan aku...

Entah bagaimana dunia bisa berputar dan menghukumku dengan kejam.
Hàri ini, tepat 5 bulan setelah kepulanganmu....

Kamu tegak did3panku, dengan dia. Milikmu, tambatan hatimu. Kamu mengenalkannya denngan gagah pada kita. Aku menyalaminya dengan gamang. Aku tertawa semunafik mungkin. Bertingkah senormal yang aku mampu.

Tapi aku adàlah perempuan yang perasa. Aku hancur. Melihat senyumnya dàn caramu melihatnya. Tatapàn yang àku pikir, hanya milikku. Dasar, bodoh. Bagaimana muñgkiñ dia menyukaiku. Kami hanya berteman. Friendzone. Teman yang dpat kupanggil kapanpun. Teman yang selalu bisa kutemui. Dimanapun. Tanpa ada rahasia apapun.

Ah,shit. Kenapa patah hati selalu menyedihkan begini sih. Kenapa aku merasa seperti orang bodoh? Kenapa aku merasa kalah? Karna ternyata dia tidak memilihku?

Suatu sore ditemani gerimis. Aku memenuhi undangan keluaarganya untuk acara ulang tahun mamanya.

Aku datang sendri. Berasak asing? Tidak. Aku sudah menganggap keluarganya seperti keluargaku. Dia, sahabatku. Selamanya akan begitu. Tidak akan berubah.

Aku langsung disambut oleh mamanya. Lalu aku menyibukkan diri didapur dengan sepupunya. Aku bahkan tidak mau tau dimana dia. Lebih baik begini, agar aku tau, dimana aku harus berdiri. Dan memagari diriku untuk sekedar menyebutnya dalam tangisan yang terlantun bila rindu mampir. Mencegahku untuk bermimpi lebih jauh tentang kita.

Itu dia. Berdiri diantara para tetua keluarganya, menggandeng kekasihnyA mungkin juga mengenalkannya pada mereka. Selesai sudahkan? Pupus. Aku menengadahkan kepalaku. Mencegah butiran bening disudut mataku jatuh. Kekalahanku, hanya untukku.

"Shel, mau balik?"
Aku mengangguk.
"Bareng?"
"Gue naik taksi aja"
"Kita searah"
Aku mengalah.

Semesta yang baik, bisakah aku minta pemeran pengganti yang lain?
Oh bukan, pemeran utamanya diganti?

***********†*******†*********************

Benyada Remals "dyzcabz

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...