Saya hanya bisa terdiam mendengar penjelasan dokternya. Otak saya bahkan tidak bisa mencerna dengan benar. Buntu. Ketika beliau keluar dan saya mengekor dibelakangnya. Saya bahkan tidak siap untuk menebak, prognosisnya. Dilorong itu, beliau bergumam kecil lalu bilang "malam,yed" Saya mengangguk. Saya tau. Lama sebelum ini terjadi. Saya mengerti, bagaimana akhirnya. Hanya saja, bukan kuasa saya untuk menentukan sampai kapan. Rasta berdiri dibelakang saya "jelek ya,nyed?"
Pernah ga lo ngerasa tau segala hal, tapi mulut lo kaku untuk memberi tahu. Karna setiap kata yang keluar akan menghancurkan mereka lebih dalam lagi. Pernah ga lo ngerasa pengetahuan lo pun buntu dihadapan orang yang lo sayang. Lo hanya bisa melihat dan diam seperti patung. Pernah ga lo ngerasa sebodoh ini, hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat lebih. Hanya bisa menggumam tanpa tahu bagaimana berucap.
Ah,ibu... Mungkin bila bukan kamu yang terbaring disitu. Saya akan lebih leluasa bernapas. Saya lebih bisa mengendalikan rasa sedih saya. Saya bisa lebih luwes dalam berkata-kata. Nyatanya, kamu adalah orang yang saya sayang. Orang yang saya inginkan tetap disini. Melihatmu begini, mendengar dan mencerna semua sakitmu, justru membuat saya takut untuk menjanjikan apapun. Saya melindungi diri saya, untuk tidak nelangsa akan kehilangan lagi.
Seandainya saja, saya bisa memaksamu lebih cepat. Mungkin tidak sampai sejauh ini,bu. Hanya saja, kamu selalu berkuat bahkan didalam ketidak berdayaanmu. Kamu membuat kami, merasa begitu kecil dan bodoh,bu. Bila saja, ada satu hal yang bisa membuat waktu kembali. Saya akan memenuhi itu. Agar ibu, tetap disini dengan kami.
Kadang, menjadi lebih tau tidak selamanya semenyenangkan itu. Apalagi, saat yang terbaring sakit adalah orang yang terdekat. Rasanya menjadi realistic tidak jauh dari arti pesimis. Melihat kemungkinan dan peluangpun rasanya mustahil.
Sampai sejauh ini, Tuhan masih ada,bu.
Sampai sejauh ini, Tuhan menyertaimu,bu.
Bila dokter sudah tidak bisa beerbuat banyak, masih ada Tuhan,bu. Berlututlah pada bumi, agar langit mendengar bisikan paling dalam dari hatimu.
Segala masa dibawah langit, ada waktunya. Bumi tidak bisa melawan, apa yang digariskan oleh langit. Karna itu, berdoalah bu. Kita akan mencari jalan untuk ibu.
Untuk perempuan hebat, yang selalu mengajarkan arti legowo pada saya...
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar