Langsung ke konten utama

Random #3

Saya hanya bisa terdiam mendengar penjelasan dokternya. Otak saya bahkan tidak bisa mencerna dengan benar. Buntu. Ketika beliau keluar dan saya mengekor dibelakangnya. Saya bahkan tidak siap untuk menebak, prognosisnya. Dilorong itu, beliau bergumam kecil lalu bilang "malam,yed" Saya mengangguk. Saya tau. Lama sebelum ini terjadi. Saya mengerti, bagaimana akhirnya. Hanya saja, bukan kuasa saya untuk menentukan sampai kapan. Rasta berdiri dibelakang saya "jelek ya,nyed?"

Pernah ga lo ngerasa tau segala hal, tapi mulut lo kaku untuk memberi tahu. Karna setiap kata yang keluar akan menghancurkan mereka lebih dalam lagi. Pernah ga lo ngerasa pengetahuan lo pun buntu dihadapan orang yang lo sayang. Lo hanya bisa melihat dan diam seperti patung. Pernah ga lo ngerasa sebodoh ini, hanya bisa melihat tanpa bisa berbuat lebih. Hanya bisa menggumam tanpa tahu bagaimana berucap.

Ah,ibu... Mungkin bila bukan kamu yang terbaring disitu. Saya akan lebih leluasa bernapas. Saya lebih bisa mengendalikan rasa sedih saya. Saya bisa lebih luwes dalam berkata-kata. Nyatanya, kamu adalah orang yang saya sayang. Orang yang saya inginkan tetap disini. Melihatmu begini, mendengar dan mencerna semua sakitmu, justru membuat saya takut untuk menjanjikan apapun. Saya melindungi diri saya, untuk tidak nelangsa akan kehilangan lagi.

Seandainya saja, saya bisa memaksamu lebih cepat. Mungkin tidak sampai sejauh ini,bu. Hanya saja, kamu selalu berkuat bahkan didalam ketidak berdayaanmu. Kamu membuat kami, merasa begitu kecil dan bodoh,bu. Bila saja, ada satu hal yang bisa membuat waktu kembali. Saya akan memenuhi itu. Agar ibu, tetap disini dengan kami.

Kadang, menjadi lebih tau tidak selamanya semenyenangkan itu. Apalagi, saat yang terbaring sakit adalah orang yang terdekat. Rasanya menjadi realistic tidak jauh dari arti pesimis. Melihat kemungkinan dan peluangpun rasanya mustahil.

Sampai sejauh ini, Tuhan masih ada,bu.
Sampai sejauh ini, Tuhan menyertaimu,bu.

Bila dokter sudah tidak bisa beerbuat banyak, masih ada Tuhan,bu. Berlututlah pada bumi, agar langit mendengar bisikan paling dalam dari hatimu.
Segala masa dibawah langit, ada waktunya. Bumi tidak bisa melawan, apa yang digariskan oleh langit. Karna itu, berdoalah bu. Kita akan mencari jalan untuk ibu.
Untuk perempuan hebat, yang selalu mengajarkan arti legowo pada saya...

Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...