3 minggu sudah, kita tidak saling berbicara. Kamu menjauh. Kamu tidak bertanya apapun tentang aku. Entah ada apa. Ada masalah apa, atau aku yang terlalu sibuk dengan kuliahku. Dan rumah sakit. Lalu pasien. Juga presentasi case.
Hari ini, hari ke 23...
Kamu tidak menanyai kabarku. Sudah ada yang lainkah, sehingga kamu tidak lagi secerewet biasa? Akupun terlalu pongah untuk menanyakan apa kabarmu. Atau sekedar merajuk.
Lita bilang cowo butuh tau dia dikangenin. Cowo butuh dikasih tau, kalo dia ditungguin. Kabarnya. Pelukkannya. Manjanya. Bawelnya.
Aku hanya tidak tau, bagaimana caranya memintamu kembali lagi disini. Aku pikir, ketika kita saling mencintai, seharusnya kamu merindukanku, sama seperti aku saat ini. Saat aku harus berlari menikmati gerimis yang jatuh. Seharusnya kamu disini. Iyakan? Menanyakanku, mie ayam? Atau bubur ayam pojok kampus. Setelah itu, kamu akan berkeras aku tidak boleh terkena hujan. Kamu akan berjalan untuk membeli makanan.
Katamu, aku harusnya manja. Katamu, kamu benci aku yang mandiri. Nyatanya, aku... Aku tidak begitu mahir, menjadi perempuan manja. Aku tidak pintar, merepotkanmu. Aku pikir, itu tugasmu. Karna kamu mencintaiku.
22.30
Acara digedung selesai. Pertemuan dengan rektorat dan segenap jajaran pengajar. Dies Natalis, dan aku bertugas sebagai panitia. Kebayaan. Make-up-an. Menjadi perempuan yang anggun. High heels.
Satu persatu teman2 ku pulang, mereka dijemput. Lalu, aku berdiri disini sendiri. Menunggu jemputanku. Beberapa dari mereka menawariku untuk bareng, namun kutolak. Aku ingin sendiri.
"Nunggu jemputan?"
"Ger?"
"Nunggu aku?"
"Memangnya ada pilihan lain?"
"Mungkin ada dokter2 lain yang ditunggu, ketimbang tukang minyak ini"
Aku menatapmu dengan dua rasa. Kangen sekaligus jengkel. Gimana bisa kamu tiba2 muncul, dan mengucapkan kalimat bodoh. Siapa lagi yang aku tunggu? Kamulah.
Tidak seperti biasanya, kamu diam. Kamu membiarkan radio itu mengalun diantara kita. Apa kita sudah seasing ini,Ger? Apa iya, sudah tidak ada lagi cerita diantara kita? Kamu yang menjauh? Atau aku yang menepi? Apa kita akan menyerah untuk kita?
Aku menoleh melihatmu. Kamu bergeming. Dan aku tidak pandai merasai bahwa sebentar lagi, bom itu akan jatuh.
Kamu menepikan mobilmu, didepan rumah. Kamu tidak mematikan mesin. Kamu membiarkannya radio itu menyala, memelankan suaranya. Dan membunuhku dengan kalimat pertama yang kamu katakan.
"Aku bukan orang yang tepat untuk kamu."
"....."
"Dari seluruh kesibukanmu, semua hal yang aku berusaha mengerti. Kamu tidak pernah menyisakan sedikit ruang untuk kita. Setiap kali, aku datang, yang aku dapat cuman capeknya kamu, betenya kamu, sebelnya kamu, marah2nya kamu, semua hal yang tidak kamu perlihatkan ke orang lain."
"....'"
"Non, akan lebih baik kalo kamu menemukan orang lain untuk menemani kamu. Yang mungkin bisa mengerti semua dunia kamu, yang bisa kamu ajak tukar pikiran, yang bisa ngerti tentang bidang kamu. Aku ngerasa, setiap kali kamu dengan aku, pikiran dan hati kamu tidak ada disini. Hanya sebuah kewajiban."
"....."
Jangan nangis. Jangan nangis. God,please. Jangan. Jangan nangis. Jangan nangis. Jangan. Ga boleh. Aku meneriakkan kata ini didalam kepalaku.
Jangan tahan, orang yang tidak ingin tinggal.
"Sorry,rald. Sorry, kalo selama ini, saya bukan cewe yang cukup memahami kamu. Sorry.....
Kamu bahkan tidak menatapku. Pandanganmu lurus kedepan. Sebegitu burukkah aku, sebagai kekasih? Sesakit itulah luka yang aku berikan?
"Okay, thats okay. Kita selesai disini. Okay. Ehm... Well, semoga kamu dapetin perempuan yang jauh lebih baik dari saya."
Aku turun dari mobil. Kamu juga. Tanpa sepatah katapun. Kamu hanya menatapku berjalan masuk. Kamu bahkan tidak mengucapkan kata apapun.
"Sweater kamu masih ada didalam. Bentar ya."
"Simpan aja. Saya ga butuh."
"Nanti saya kirim kerumah. Ati2 dijalan,rald. Saya masuk dulu"ucapku kaku
Kamu berbalik dan pergi. Mungkin, bila aku menahanmu disini. Maukah kamu tinggal? Mungkin, bila aku melupakan egoku, dan memintamu tinggal. Bisakah kamu memikirkannya sekali lagi?
Atau kamu sudah benar2 lelah dengan kita? Dengan aku? Dengan semua sikap tolol yang aku tumpahin buat kamu. Aku pikir kamu akan mengerti. Aku pikir kamu akan menerima semuanya.
Aku pergi, karna kamu tidak memintaku untuk tinggal,kan?
Bukan tidak meminta, aku hanya takut memasungmu disini denganku, apa kamu akan bahagia? Atau aku hanya akan melukaimu lebih dalam lagi?
#cerpenrandom #justpost #justnote
Benyada Remals "dyzcabz"
Karna val's day bukan hanya tentang menyatakan cinta. Merayakan cinta. Namun, meninggalkan cinta. Mengembalikan hak untuk rindu pada pemiliknya.
Komentar
Posting Komentar