Langsung ke konten utama

Postingan

tulisan tanpa judul

Saya seorang pendendam yang baik. Saya mungkin memaafkan, tapi selama saya hidup akan selalu mengingatnya. Karna itu, saya selalu mencegah diri saya untuk terlibat lebih jauh dengan orang2 yang saya tau akan berkonflik dengan saya. Iam observer and i know whose troublemaker is. Atau untuk semua orang yang "melelahkan otak" saya. Im done. Karna, marahnya saya sangat berbeda dengan orang lain. Ketika saya masih bisa berbicara, teriak, maki2, artinya kamu akan tetap saya anggap ada. Serius.  Tapi, saat saya diam dan tidak lagi bereaksi apapun. Tempatmu adalah orang luar yang tidak akan pernah saya acuhkan. Bahkan melihat bayanganmu saja, saya enggan.   Jeleknya yedijah ini, ketika dia menarik dirinya untuk tidak lagi mengenal orang itu, dia benar2 melakukannya dengan benar.  Mungkin inilah priviledge yang noke ciptakan untuk dia, menjadi mandiri. Tidak merepotkan dan tidak perlu bersentuhan. Tidak perlu basa basi. Sebab tidak semua orang bisa menerima dan menema...

sebuah kebaikan

...Tidak orang yang benar2 baik, nyed. Dimanapun kamu berada, akan selalu ada orang2 yang menciptakan hal2 yang tidak baik. Dan begitulah hidup berjalan, baik dan buruk itu berdampingan. Berjalan pada porsinya, bisa jadi akan selalu ada yang miring sana sini untuk memonopoli. Namun, selama kamu berdiri di lajur yang benar, arahmu pasti benar.  Ada banyak harapan2 yang muncul, lalu patah karna ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dilapangan. Kebaikkan dan kebenaran adalah 2 hal yang berbeda. Kebaikkan bisa di lakukan oleh siapa saja, namun kebenaran tidak selalu mampu di ungkapkan oleh semua orang. Jadi, kalo harus memilih, pilihlah yang baik, karna kebaikkan dilakukan untuk mensejahterahkan banyak orang, namun kalo harus mengikuti? Ikutlah yang benar, walaupun menyakiti sebagian orang, akan selalu muncul tunas2 kebaikan didalamnya.... Karna hal baik akan selalu menemukan jalannya sendiri, walaupun berbagai rintangan ada .  Panjang umur kebaikan yang ditularkan oleh orang2 ba...

thats what love is

1 minggu lalu, saya diajak ke acara pernikahan. Pesta Pernikahan dari saudaranya teman saya. Hal yang sebenernya saya hindari. Pesta dan keramaian bukan teman baik saya. Namun, tidak ada alasan untuk tidak pergi.  so, here i am... jadi, selesai akad nikah, diadakanlah resepsi yang begitu sederhana, di sebuah restoran di Surabaya Barat. Aseli ya, saya yang awalnya ngga niat datang, tiba2 berasak "nyaman" banget di pesta itu. Karna, pesta itu tidak dihadiri oleh banyak orang. Beneran hanya keluarga dan kerabat dekat. Kecuali saya ya, yang anomali banget. hahahahahahahaa... Dekornya simple tapi elegan banget. Lebih berasa ke suasana kumpul keluarga dengan suasana yang romantis. Liat aja, gimana bunga aster kuning itu di peluk di tengah-tengah mawar putih, merah maron dan pink. Argh, hal yang manis.  Lo kenal pengantinnya? Ngga! Kan saya kesiini karna nemenin teman saya aja. Saya  cuman tau aja, dari cerita yang diceritakan.  namun, bukan itu alasan saya menulis ini. Tap...

tentang si sulung

Ketika dulu saya lahir dan sebagian orang bilang ke papa, " yah, harusnya bung noke anak pertamanya cowo ya "  Bagi beberapa orang, apalagi saya lahir dalam keluarga berdarah timur,  Mereka menyambut dengan baik bila anak itu adalah laki2. Termasuk oma saya. Untungnya, Noke tidak begitu. Beliau begitu bahagia dan bangga, ketika melihat saya lahir.  Papa saya tertawa, setiap kali mendengar tentang pernyataan2 bodoh itu " harusnya anak pertamanya cowo" . Lalu, Goel, kemudian Amor lahir, trus lilbabs dan astrid. Dalam perjalanannya, pada suatu waktu, saya mengantar papa melayani di Sentul. Tiba2 papa bilang gini " papa bersyukur, kaka jadi anak pertama, karna anak perempuan pertama sanggup memikul segala beban, karna dia kuat, dan dia selalu bisa diandalkan dalam segala hal. Papa mengucap syukur untuk nona. Karna anak pertama itu nona, papa bisa tenang."  Papa benar2 percaya bahwa saya mampu menggantikan beliau di dalam rumah. Dari kita kecil, papa sudah mend...

hitam muda? hahahahahhahaaa

  disclaimer : ini note paling rasis dan sangat tidak penting untuk pertama kalinya, saya dipertanyakan sebagai "orang timur", karna warna kulit saya yang tidak gelap. ini agak mengejutkan ya. Sangat sih. Karna, dari lahir, saya terkenal dengan sebutan "monyet", karna saya berbulu dan kulit saya coklat yang kematangan. Dari kami berlima, hanya Amor yang beneran putih kayak kulitnya orang China. Saya dan babs itu coklat tua dan merah. Eh, Goel juga putih sih. Putih dan manis. Astrid? Belum begitu terlihat apa warna kulitnya. tadi, saya pergi ke salah satu Lab Terbesar untuk Vaksinasi Hep B. Karna ini salah satu kewajiban saat menjalani residen. Jadi, saya patuh, walaupun saya takut banget di suntik.  Aneh bin ajaibnya, semua pemeriksaan saya normal. TD 120/80 (dengan tensi manual), padahal ya, biasanya menghadapi kayak gini tuh tensi saya selalu naik. Mau vaksin covid dulu aja sampe 160 an. Saya takut banget sama suntikkan. Tolong jangan ketawa. Ini serius. Saya disu...

selesai

Malam ini langitnya cerah, Dan aku duduk di balkon sambil menghirup kopi hitam yang lama ku hindari. Nyatanya, malam ini dan malam2 selanjutnya, aku pikir, kita akan berteman baik.  Seperti dulu, saat kuliah, kopi akan menjadi teman baca yang baik. Aku memulai kembali, menjalani hal yang kuinginkan.  Mimpiku mulai kuhidupi. Jalannya tertatih, namun akhirnya aku terlatih. Aku tidak mengabarkannya untukmu, atau siapapun. Ini aku simpan sendiri. Untukku dan ayahku. Karna ini janji ku untuknya. Aku memikirkanmu, saat menulis ini. Ada terima kasih yang kusimpan untukmu. Terima kasih sudah mengembalikanku. Rasanya ini sudah ku katakan berulang kali ya?  Terima kasih. Kata ini ku ulang2 lagi. I mean it. Entah kapan terakhir kali aku berusaha mewaraskan pikirku, tanpa kamu .  Kali ini, aku sungguh-sungguh.  Aku akan mengembalikanmu, pada tempatnya. Tempatmu yang seharusnya.  Ini terdengar konyol kan? Atau gila?  Aku, berhenti. Karna itu, aku pikir, selayaknya...

cerita ku

Aku.  Bersembunyi disebuah sudut terjauh kota ini. Sekedar mewaraskan langkah. Menjernihkan pikir.  Cafe yang tidak sengaja kutemukan dengan longdrive ngawur yang ku sengaja. Hari besar itu akan tiba.  Entah apa berapa banyak hari besar yang harus ku hadapi dalam beberapa bulan terakhir ini. Diawali dengan ke Ambon. Lalu, Surabaya? Hari2 besar dimana aku berusaha menghadapi rasa takutku. Aku berusaha berkuat diantara segala rutinitas yang kian bertambah. Aku? Selalu baik-baik saja.  Namun kali ini, aku ingin memeluk diriku sendiri. Aku ingin berterima kasih, sudah menjadi anaknya Noke yang kuat. Yang tidak mengeluhkan banyak hal. Yang tidak merengek.   Aku ingin memeluk diriku dengan hangat. Setelah bentakan2 kasar, umpatan yang menyayat hati, yang aku tujukan untukku. Setelah semua  "pukulan" dan semua hal menyakitkan yang harus kuterima, hanya untuk tetap berdiri diatas kakiku.  Aku berterima kasih untuk aku. Hey, benyadanya Noke, makasih ya sudah be...