Langsung ke konten utama

Postingan

Dia, YANG PERTAMA.

15 tahun lalu, saya bertemu dengan DIA. Seorang pemusik, setidaknya begitulah yang saya tau tentangnya. Pacaran? Hm, nope. Saya pikir, kita cuman teman dekat. Karna sampai akhirnya kita "jauh" tidak pernah ada pernyataan khusus darinya. Walaupun, "jauh"nya kita membuat saya nelangsa. Bila kamu berpikir, cinta pertama saya adalah SMA, nope... Kamu salah, DIA, pemusik itu cinta pertama saya. Laki-laki pertama yang mampu membuat saya salah tingkah didepannya. Hahahahahahahhahahaaa... 15 tahun. Tanpa kabarnya. Tanpa ceritanya. Tanpa pernah bertanya dia dimana. Walau kadang rindu itu hadir, hanya ingin tau, masihkah dia bermusik? Masihkah dia memainkan saxophone nya? Masihkah dia melagukan lirik yang pernah kita tulis? Masihkah gitar tua hadiah dari ayahnya dia mainkan? Atau keyboard yamaha itu masih disana? Keyboard yang dia dapatkan dari menjual motor kesayangannya. Kok lo tau, nyed? Karena saya ada disana, disampingnya, saat semua itu terjadi. Saya. Teman baiknya...

Tentang Noke #55 (*sweater noke)

Sweater Papa Hahahahahahahahahhaaa... Tolong ijinin saya ketawa dulu. Karna bagian tentang "sweater papa" tu selalu kocak. Amor mau keluar jalan... Masuk ke kamar papa, buka lemari baju, ambil sweater baru papa. Keluar kamar udah siap dengan "sweater baru papa" jadi hak milik. Hahahahahahahahaa... Papa lagi nonton hanya melongo, lalu... "Loh bang, papa punya kan?" "Memangnya ga boleh pake?" Amor "Ya udah ambillah. Kamu ini orang tua punya. Ambillah." Ucap papa lesu hahahahhahahahahahahaa... Kali lain... Saya siap2 jalan. Keluar kamar dan tanya ke papa "paaaa, sweater yang baru itu mana?" Papa menatap saya. "Sweater mana?" "Yang ituloh pa, yang kemaren papa beli, yang abu2 loh,pa." "Dimobil, nona mau apa?" "Mau pake,pa." Papa hanya menatap saya ketika saya kembali sudah dalam balutan sweater baru itu. Hahahahahahahahahahahhaahaa.... Kali lain lagi... Papa buka lemari pakaia...

IDOLAMU bukan "semesta"

Mengidolakan vs Meng"kultus"kan seseorang bedanya setipis kulit ari. Terkadang, yang dilihat bukanlah "dia sebagai alat yang dipakai untuk"... Tapi lebih kepada "karena dia, permintaan saya dikabulkan"... Kamu tidak melihat DIA yang MENAUNGINYA, tapi "dia" yang dipakainya. Lucu ya? Begitu dia melakukan kesalahan, kelarlah hidupnya. Segala caci maki terarah untuknya. Padahal, sebagai alat, tempatnya tidak lebih dari seorang pemeran pendukung. Diapun tunduk pada jalan cerita Sang Sutradara. Hanya karena Semesta meloloskan permintaanmu melalui doanya, bukan berarti nilainya berubah menjadi "semesta". Paham ya? Benyada Remals "dyzcabz" #myrandomthought

My arrogant

Hanya karena kamu cantik, Tidak lantas menjadi alasan kamu selalu harus disukai. Hanya karena gayamu asik, Tidak menjadi ukuran kamu akan menjadi teman nongkrong yang asik. Hanya karena kamu pintar, Belum tentu kamu enak diajak berdiskusi. Hanya karena kamu menarik, Tidak lantas semua mata akan selalu tertuju untukmu. Hanya karena kamu memiliki apa yang tidak dimiliki oleh orang lain, Bukan berarti kamu boleh menyombongkan apa yang kamu punya. Lalu menganggap dirimu sebagai "satu-satunya" Hari ini, saya tertampar pada satu kenyataan bodoh yang tidak siap saya hadapi. Segala kebisaanmu, tidak selalu membuktikan kemampuanmu bersosialisasi. Segala kemampuanmu, kehebatanmu, kelebihanmu, akan selalu ditundukkan pada satu kata sederhana ini, "attitude". Kamu boleh hebat, namun bila kehebatanmu tidak bisa menghebatkan orang lain, simpanlah itu untukmu sendiri. Hiduplah untuk menghidupkan orang lain. Bergeraklah untuk menggerakkan sekitarmu, agar gerakkanmu...

My "alarm" sign.

Bersyukurlah untuk waktu dan kesempatan yang diberi. Pakailah dengan bertanggung jawab, bukan mengeluh. Keluhan tidak mengubah situasi, justru memperburuk keadaan. Ketika kamu diletakkan pada sebuah tempat yang tidak kamu inginkan, Setidaknya renungkanlah alasan yang benar, kenapa kamu ada disitu. Kamu dimanapun kamu ditempatkan, tidak akan pernah mengubah esensimu sebagaimana adamu. Setiap tempat sudah tersedia dengan baik dan buruknya sesuai dengan skenario semesta. Bila kamu enggan pergi, setidaknya jangan pernah merengut sesuatu hal dengan tidak bijak. Karna dimanapun kamu diletakkan, damai sejahteranya selalu memelukmu, berkatnya senantias mengalir atasmu, jangan beralasan hanya karena kamu berada ditempat mana yang hatimu tidak inginkan. Kamu diutus untuk memanusiakan manusia. Dimanapun. Kapanpun. Dalam situasi apapun. Jangan lengah. Jangan lemah. Jangan cengeng. Jangan menyerah. Setiap cerita memiliki satu versi yang tidak kita inginkan, tapi bukan berarti tidak cuk...

Rest In Love, Om Oby.

05 agustus Jam 05.00 saya sudah tidur, tapi tiba-tiba pintu kamar saya diketuk, lalu Om Obby berdiri disana. Saya terkejut, lalu menyalakan senter pada HP, dan benar Om Oby disana, beliau berdiri tanpa bicara. Saya bergegas menyalakan lampu. Saya terduduk ditepi tempat tidur. Tanpa pernah berpikir, bahwa paginya akan ada dukacita yang akan saya dengar 07.36 Mama menangis. Mama ke kamar amor dan histeris. "Oby meninggal" teriak mama. Saya terbangun dan berlari ke kamar amor. Mama menangis dipelukan amor. "Kenapa ma?" "Om Oby meninggal" Saya lemas. How come, God? "Om oby datang tadi subuh ke kamar. Sa ndak ngerti kenapa, beliau hanya liat saya. Lalu saya kasih nyala lampu. Trus beliau hilang." Dan kami berduka lagi, lagi, did you hear, God? Lagi. Setahun lalu, Yesus mengambil papa. Lalu tahun ini Yesus memanggil Om Oby pulang. Saya tau, saya tidak boleh menggugat keputusan Yesus. Bagaimanapun ceritanya nafas adalah haknya. Hak yang tidak...

Tentang Noke #54 (*noke's day)

Hai,pa... Kemarin adalah 29 Juli ke-2 tanpa papa, Tanpa orang yang lahir ditanggal itu. Sedih rasanya, setiap tanggal 29 Juli, Selalu dan selamanya terasa sebagai "harinya papa" Terdengar begitu menggelikan ya? Orangnya udah tenang disana, namun yang ditinggalkan tetap saja belum sepenuhnya ikhlas. Terdengarkan menyedihkan ya? 29 juli, kali ini, kita dirumah saja. Seharusnya kita makan diluar bareng, hanya aja kesibukkan membuat yang lain masuk rumah sudah diatas jam 10. Bila saja papa masih ada, kita masih diluar nih jam segini. Ngobrol, jalan, makan, nongkrong. Lalu papa akan mengantar kami pulang ke kosan masing-masing. Sampe se"tua" ini, papa selalu wajib mengantarkan kami pulang ke kosan. Night talks before the homestay is priceless. Papa akan berjalan sampe didepan kosan, lalu menanyakan banyak hal, dengan papa selalu ada pertanyaan yang harus dijawab karena sulit diabaikan. Setelah itu, kami akan pamit, dan berlalu ke kamar. Papa? Akan menunggu ...