Ibu saya, Sinsi.
Beliau sangat suka dengan segala jenis tanaman. Mulai dari bunga sampai tanaman hias yang berupa daun-daunan. Noted, sangat suka.
Papa juga sih, mungkin karena itu juga ya, mereka berdua sangat cocok. Sama-sama suka tanaman. Jadi, ketika kita membangun rumah, salah satu syarat yang kita minta adalah mama memiliki space untuk "hobby" nya.
Space itu ada di teras depan, teras belakang dan teras samping. Tempat mama menghabiskan waktu kosongnya untuk menata kembali tanaman-tanamannya. Tangan mama sangat "dingin". Apapun yang beliau tanam, pasti akan tumbuh dengan baik. Serius, beneran akan tumbuh dengan sangat baik.
Papa saya juga begitu. Beliau sangat senang menata rumah dan tanaman-tanaman hiasnya, apalagi anggrek. Dan entah kenapa, papa tuh bisa banget gitu menata rumah yang awalnya terlihat biasa banget, menjadi bagus dan elegan. Banget. Sampe orang-orang yang datang aja kagum. Dikiranya itu semua barang-barang mahal, padahal ngga. Kebanyakan barang-barang klasik second yang dibeli di Jalan Surabaya. Cuman, ya itu tadi, ayah saya, bisa menata dengan bagus.
oh baiklah, back to topik...
Pulang ke rumah, tidak akan lengkap tanpa bangun tidur siang yang sangat kesorean lalu duduk menikmati tamannya mama. Atau, bangun tidur pagi, sambil menikmati secangkir coklat hangat dan melihat mama berbicara dengan tanamannya. Mama meminta mereka berbunga atau bertumbuh. Hal itu rutin mama lakukan. Agak terdengar "aneh" ya? Tapi, hal itu sudah beliau lakukan tahunan. Percaya atau tidak, tanaman itu akan berbunga tepat pada waktu yang mama inginkan. Natal, Hari ulang tahun papa atau mama, Paskah dan beberapa moment penting lainnya. I know, itu terdengar gila ya. Ya gimana, itu yang terjadi.
Jadi, kemaren sore, setelah bangun tidur, saya turun dan menemukan mama sedang menata dan menyiram tanamanya. Rasanya saya selalu merindukan saat-saat ini, saat saya jauh dari rumah. Saat saya melihat mama sibuk dengan tanamannya sambil membahas apa saja dengan mama. Lalu, menertawakan apa saja. Terkadang, mama meminta tolong diambilkan pot dan tanah di teras belakang. Atau gunting tanaman dan garpu untuk mencampur tanahnya. Biasanya sambil mama mengerjakan itu, saya makan chiki dan momogi hahahahahahahahahaaa... (*mon maap, situ umur berapa ya? Momogi banget?)
Saya suka melihat bagaimana berinteraksi dengan tanaman. Mama merawat mereka dengan sangat baik. Dari saya kecil, mama dan papa selalu mengajarkan untuk menjaga tanaman2 itu. Jadi, kalo ada tamu yang datang ke rumah, saya akan selalu mewanti-wanti mereka "awasnya itu bunganya mama" hahahahahahahaaa... Si Yedijah kecil yang cerewetnya minta ampun itu selalu mengingatkan semua orang yang datang ke rumahnya. SELALU. Sampe papa tuh kadang ketawa kalo denger saya cerewet ke orang-orang.
Sayangnya, belum ada lagi anggrek yang berbunga, setelah semua anggrek di Pastori Depok dulu mati, setelah papa meninggal. Entahlah, gimana korelasinya, tanaman kesayangan papa yang mati bersamaan dengan kepergiaan papa. Terdengar tidak masuk akal, tapi itu yang terjadi. Padahal dulu, setiap 2-3 bulan mereka akan selalu muncul pucuk dan bermekaran bersamaan. Anggrek hijau, lidah macan, cattleya, anggrek bulan putih dan ungu, angrek hitam larat, sampai anggrek merah dan aduh saya lupa ada 3 lagi. Setiap sore, tugas saya adalah menikmati taman bunga papa dan mama. Sambil makan gorengan sepulang jaga, atau sambil baca buku ditemani Chococino.
ahhhhh, boleh ngga liburannya ditambah lagi? hahahahhahahahahaaaa....
Masih pengen bangun, manyun sambil nikmatin taman kecil kita. Rasanya menenangkan.
Papa, tamannya mama bagus banget. Coba deh liat suplirnya, gadihu dan segala gelombang cintanya. Bagus banget. Tanamannya ada banyak pa. Dan, saya suka warnanya pa. Warna tanaman-tanamannya berpadu sangat cantik, palagi kalo tertimpa sinar matahari sore yang redup. Itulah kenapa, saya suka bangeeeet duduk sore-sore di teras.
Yesus, boleh ya, saya punya taman sendiri seperti tamannya mama, di rumah saya sendiri. Semoga saja, tangan saya bukan hanya untuk melayani orang, namun juga bisa merawat tanaman-tanaman, seperti mama dan papa. Amin.
kayaknya kalo mama atau papa denger, pasti banget pernyataan selannjutnya ...yaudah, cari orang ambonlah, yang punya artistik itu biasanya orang ambon... (*ini kata2 maksanya bapak saya dalam setiap kesempatan) hahahahhaaaaa...
Terima kasih ya, Tuhan Yesus untuk rumah yang nyaman beserta isinya.
I know, its you, Yesus.
Ah, Tuhan Yesus ada liburan lagi ngga setelah ini?
Pliisss.... (*eh kalo males, ngga usah sekolah sana, baru masuk kok maunya libur!!!)
hahahahhahahahahaaaaa...
Nyed_
dan, aku mengucap syukur, setiap kali aku mengingatmu...
Komentar
Posting Komentar