Langsung ke konten utama

Kabar yang baik

Hari ini, 25 Januari 2022. Mama menjalani follow up rutin post histerektomi radikal ec Ca Cervix. Semuanya aman. Baik2 aja. Semua pemeriksaan hasilnya bagus. Mama hampir memasuki tahun ke 5 nya, post ca cervix.

Bila mengingat masa itu, rasanya ajaib. Ajaib banget. Tuhan bekerja dengan caranya. Berawal dari kepleset di kamar mandi, lalu ada perdarahan sedikit. Hanya segaris. Namun, saya begitu was2, kemungkinan terburuk yang saya takutkan, ternyata terjadi. Syukurnya, mama baru di stadium awal. Bahkan belum menginjak stadium I. Cancernya baru "mau tumbuh", sudah ada lesi pada cervix, tapi belum luas. Kalo disederhanakan "baru gruwel kecil aja" dan PA dari gruwel itu mengatakan CA Cervix.

Hari itu, mama begitu terpukul. Papa menangis disamping mama, sama takutnya. Saya? Berkeras pada mereka, ini baru awal. Tidak akan jadi hal yang buruk. Walaupun, sebenarnya saya jauh lebih takut. Karna saya tau, kemungkinan nya. 1 mggu setelah hasil PA keluar, kita ke RSPAD dan ditangani oleh dr. Toto, SpOG-ONK (K).

Saya masih ingat betul, kata2 beliau "Bu Fransien, ini memang kearah keganasan. Tapi, ini masih baru mulai. Kita akan angkat kandungan dan setelah itu selesai. Ibu tidak perlu kemo atau radioterapi. Jarang sekali, saya dapat pasien yang datang pada stadium awal seperti Ibu. Ibu, salah satu orang yang beruntung."

Saya pikir, bukan beruntung, tapi diberkati. Yesus melindungi mama, dari segala sesuatu yang jahat. Its not me. Rasanya kalo saya bilang, karna saya seorang dokter, jadi saya lebih aware, kok terdengar sombong ya. Karna, kalo saya aware, seharusnya saya bisa menjaga papa dengan baik. Iyakan, pa?

Jadi lebih baik, bila dikatakan semua karena mujizat Yesus. That's all. Karna, ketika orang terdekat kita sakit, ilmu dan ijazah kita rasanya hanya sebuah mainan.

Karna lebih banyak tau, tidak semenyenangkan itu. Karna lebih tau, menjadi lebih overthinking. Menjadi lebih takut. Padahal, diatas semua ilmu, ada Yang Maha Kuasa. Yang selalu turun tangan untuk menyelesaikan perkara, diwaktu yang tepat.

Dear Noke, Nonanya aman sama kita. Rest well, dad.
Everything's ok.

Cheers untuk setiap hasil baik. Walaupun untuk melewatinya kadang tidak selalu dalam situasi yang baik, namun sikapnya harus tetap baik. 


Benyada Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...