hai, apa kabarmu?
lama rasanya, tidak mendapatimu di dunia maya. Sibukkah? Padahal, kasus covid sedang turun dan semoga benar-benar menghilang.
Oh, atau, kamu lagi sibuk vaksin ya? Terakhir yang aku lihat seperti itu.
Duniaku, sepi... tanpa candaan sarkasmu. Tanpa celoteh tolol yang biasanya ku bantah dalam diam.
Kamu, berhasil mengusikku.
Kata Rasta, itu sebuah prestasi. Bagiku, kamu unik. hahahahhahahaaa...
aku, jarang mengagumi orang. Apalagi memuji. Ketika, ada orang yang bisa menyita perhatianku, artinya dia, spesial.
Terserahlah, kamu ge-er atau tidak. Toh, kamu tidak tau, ini aku tulis untukmu.
Tidak penting juga sih, kamu tau. Aku hanya mengagumimu.
Kamu dan kecuekkanmu. Kamu dan apa adamu. Kamu dan seluruh candaan bodoh yang biasanya ada pada storymu. Semacam, pelepas penatku, disini. Dikala, kota tenang ini, menenggelamkanku pada ratusan tanya yang enggan ku jawab.
Kamu, mengalihkan keterasinganku. Sepi? Ngga, bukan sepi yang aku rutuki. Aku menyukai sepi dan hening. Karna itu, aku tergila-gila pada malam.
Mau mendengar, ceritaku?
Ngga siapin kopi dulu? Kamu suka banget kopi kan? hahahahhhahaaa...
dan aku, tidak akan menyesap kopi, saat aku tidak benar-benar ingin mempelajari sesuatu. Kata Nita, aku terlalu takut pahit yang disguhkan kopi. Sejak, Noke pergi, menyesap kopi rasanya begitu memilukan.
Jangan kaget, aku adalah si manja dan cengeng. Si anak papa, yang berusaha sembunyi dibalik semua kuat dan senyum yang disuguhkan. Yap, aku terlalu di manja.
Beberapa hari lalu, diantara senja yang mendung... Aku pulang dan menangis. Entah, kenapa. Entah untuk apa. Aku merasa kosong aja. Ini bulan ke 10 ku, ada disini. Aku bertahan dengan baikkan? Bahkan semua orang memuji kerjaku disini. Setidaknya, aku menjalankan kewajibanku dengan benar.
Diantara segala puji yang aku terima, aku merasa kosong. Ngga tau kenapa. Aku sulit menjelaskannya. Aku hanya merasa, aku tidak sebaik itu untuk harus menerima pujian. Ya, kerjaku bagus, karena itu tugaskan? Tugas memang harus dikerjakan dengan maksimal kan?
Kamu tau? Di antara kesedihan yang melanda, aku menemukan storymu. Menemukan lelucon konyolmu. Thats relief me. Made me warm. I know, itu bukan buatku. Hanya saja, seloroh bodohmu itu konyol. Membuat otakku berpikir bahkan ditengah kesedihan yang melanda. Lucu ya?
Aku hanya mendengar tentangmu dari temannya temanku. Hanya menemukanmu di medsos, dan tidak berniat mengenalmu lebih jauh. Tapi, menikmati storymu adalah waktu yang cukup menyenangkan. Ditengah penat rutinitas ini. ICU, Bangsal, dan segala tugas penelitian yang harus dilakukan.
"Lo suka sama dia?"
Aku tertawa mendengar pertanyaan Mbul. "Ngga suka. Seneng aja, bacain story dia yang out of the box."
"lo follow dia?"
"Iyalah. emang ngga boleh?"
"Wew, tumben banget yedijah follow orang. Seumur-umur nih, lo jarang banget follow orang. Bangke lo emang."
"Lo ngga pake fake account kan untuk ngeliat storynya?"
Aku menggeleng. "Ya nggalah. Ngapain pake account fake. Kan gw cuman nikmatin cara dia menertawakan segala sesuatu dan gw suka caranya."
"Dia ngga ngeh lo siapa kan?"
"Dia bahkan ngga kenal gw siapa, mbul. Lagian kenapa sih. Anggap aja, gw lagi seneng aja ngepoin dia. Ngga kepo juga sih. Kebetulan aja, setiap kali gw lagi update story dan kebetulan aja dia juga."
"Dia, AMBON loh."
Aku tertawa lagi. "iya tau. Tau kok. Kan gw bilang, gw cuman seneng baca storynya, bangke. Bukan mau orangnya. Nggalah. Gw seneng aja, kalo ngeliat story orang dan isinya beneran berbobot. Bisa diketawain. Nyeleneh. Isinya "berotak" bukan terkotak."
dan, kamu...
menemaniku, dengan cara yang lain. Cara yang membuatku tertawa dalam sedihku. Membuatku berpikir bahkan saat otakku tidak ingin berputar. Kamu, membuatku "ada".
dan, kamu tau?
menemukan storymu adalah kegemaran baruku. Thats akward rite? but, i love it.
Seperti malam ini, saat aku sedang menulis ini. Menulis tentangmu, kamu update storymu. hahhaahaahhahhhhahahahhahahaaa... Kebetulan yang menyenangkan.
mungkin ini akan terdengar begitu klise,
namun, kamu membuatku "memahami" apa yang tidak pernah ku lihat padaku.
Aku mengenal diriku dan semua dunia yang kuinginkan. Aku tau bagaimana inginku dan apa yang bisa membuatku berhenti. Aku, memahami diriku dengan semua kurang lebihnya.
Namun, dalam beberapa bulan ini...
saat sedihku tidak bisa menjawab apapun. Saat tangisku pecah dan papa tidak bisa ku peluk. Saat moodku hancur berantakan namun aku harus tetap berpikir tentang banyak hal.
Kamu, kamu, kamu, "menenangkan" ku dengan storymu...
Memenangkanku.
aku paham, ini konyol banget. Toh, kita ngga pernah ketemu juga. Ngga saling kenal juga. Tapi, terima kasih ya.
Entah, apapun yang sedang kamu pikirkan. Terima kasih untuk setiap lelucon garing bin konyol, kalimat satire ataupun sarkasm, atau setiap foto-foto yang pemandangan yang meneduhkan.
Oh, dan terima kasih untuk kalimat bijak yang menguatkan. Foto-fotomu keren. Terlihat sangat dramatis. Aku ngga paham fotografi, tapi aku suka ngeliat orang-orang yang isi post IGnya adalah foto-foto yang antimainstream. Walaupun kadang gw ngga ngerti, dimana menariknya foto secangkir kopi hitam hahahhahahahhaaaa... But, thats okay, setiap orang punya selera kan ya?
Ya, mungkin sama aja dengan foto mug isi chocolate hangat yang pernah aku pajang juga. Atau segelas beer. Entah apa esensinya, intinya mungkin sama kali ya? MOn maap, saya ngga tau.
Setidaknya, saat aku kangen sama papa, dan tangisku menjadi sebuah isakkan tanpa henti. Kamu adalah terapi yang membuatku, "berhenti" dan berpikir. Kamu adalah pengingat, eh bukan... kamu adalah jokes receh yang aku butuhkan untuk sekedar tertawa.
Once again, Terima kasih ya...
Sehat-sehat selalu disana ya. Kalo boleh ngingetin, jangan kebanyakan ngopi, sekalipun banyak jurnal yang bilang ngopi itu ada manfaatnya. Jenyangan kebanyakkan ya.
oia, dan Terima Kasih ya, untuk pilihan lagu-lagu bagus di setiap storynya. Ada beberapa lagu yang aku download dan dengerin. Bagus lagunya. Old song but i love to hear.
nyed, waras2 ya. Ada banyak yang harus dilalui. Ada banyak yang harus dijalani dan dituntaskan sampai selesai.
Berterima kasihlah, pada setiap pijakan yang mendewasakan.
October, di hari ke 10. World Mental Day.
Mentall ilness bukan hanya sebuah wacana yang disepelekan. Namun, butuh penanganan yang serius. Kita sering berpikir, mengobati yang terlihat aja, tanpa pernah mau mengerti bahwa ada hal2 yang tidak terlihat dalam tubuh seseorang yang butuh dikuatkan.
Menghadapi sakitnya, bukan hanya cerita tentang fisiknya, namun juga psikisnya.
Kamu bisa saja memberikan terapi sehebat apapun, namun jangan abaikan "jiwa", rasanya, batinnya, emosinya, psikisnya. Tidak semua orang benar-benar kuat menghadapi setiap vonis yang dinyatakan oleh dokter. Mereka menguatkan dirinya, menyabarkan dirinya untuk menenangkan sekitarnya. Lalu, siapakah yang akan mendengarkan "cerita" mereka?
Hanya karena "sakitnya tidak terlihat", bukan berarti disepelekan. Sakit jiwa bisa berujung kematian, akibat depresi yang berujung pada bunuh diri. Berapa banyak orang sehat yang tidak benar-benar "waras" dalam sehatnya? Mereka menyimpan sakitnya, agar terlihat normal. Karena menjadi normal adalah standar baku kenormalan yang selalu diteriakkan.
Semoga saja, orang-orang yang mengalami gangguan jiwa ataupun mentall illness, bisa dengan leluasa berobat tanpa judgement sekitarnya.
Mengobati yang tidak terlihat mungkin terdengar absurd ditelinga beberapa orang. Namun, keabsurdan itu bisa mengambil nyawa seseorang bila tidak ditangani dengan benar.
Perlakukan mereka sebagaimana mestinya. Obati mereka selayaknya. Hentikan stigma yang merundung ODGJ. Didalam tubuh yang kuat, terdapat jiwa yang sehat. Setuju kan?
Bagi saya, didalam tubuh yang sehat, terdapat pikiran yang waras serta jiwa yang legowo.
Karena didalam pemikiran yang waras, terdapat jiwa yang pantas untuk tubuh yang sehat.
Semoga saja, semua makhluk berbahagia dengan caranya.
Benyada Remals "dyzcabz"
rasta "nyed, kalo seandainya, lo ketemu dia di dunia nyata gimana?"
saya "ngga akan. kalo pun ketemu ya udah. mau gimana? Toh, gw ngga ganggu dia kan?"
Mbul "iya sih. Kenapa sih, lo tuh penuh kejutan nyeeed?"
Nita "kapan balik jakarta?"
Saya "Solo buat gw nyaman."
Bila, kamu benar-benar nyaman disana, kenapa kamu selalu merindukan rumah?
Komentar
Posting Komentar