Langsung ke konten utama

my gift and...(*my random thoughts)

Thanks God.

Saya punya keunikkan yang sangat jarang ditemukan pada manusia lain.

Kadang saya merasa ini sebuah kutukan, namun ini berkat yang Yesus beri untuk saya.

Saya memiliki daerah oro-naso-faringeal yang sangat sensitif terhadap makanan, minuman atau segala hal yang berpengawet dan perwarna.

Sangat sensitif.

Saya keturunan sinusitis dari papa dan rhinitis alergica dari mama.

Hidung saya sangat sensitif terhadap bau. Bahkan bau yang mungkin tidak dicium oleh sebagian orang. Saya dan papa, sangat sensitif terhadap bau.

Memiliki hal yang sensitif ini awalnya sangat melelahkan untuk saya. Pertama kali saya sadar ketika saya PTT.

Dulu ditempat saya bertugas, kami kesusahan air. Air bersih. Ya, namanya juga pedalaman ya. Jadi kadang kami menampung air hujan lalu di masak sebagai air minum. Atau, kalo listrik nyala ya kami masak air pompa. Atau galon isi ulang, yang entah air darimana.

Memasuki bulan ke 3 tiba2 amandel saya bengkak parah dan tenggorokkan saya bernanah. Luka sperti bisul2 kecil. Saya menahan sakit dan menangis selama ditempat tugas. Sakitnya bukan main. Sakit sekali.

Saya mencoba mengobati diri sendiri dengan antibiotik yang tersedia. Membaik sih tapi tidak hilang.

Turun ke kota, saya pergi ke dr.SpTHT-KL ditempat prakteknya. Setelah di irigasi, di berikan obat oles yang harus didiamkan selama 3 jam, lalu diberi lagi antibiotik dosis cukup tiggi juga dexa. 1 minggu kemudian saya tersenyum lega. Saya sembuh.

Dokter itu bilang pada saya, ganti air minummu. Bawa air minum dari kota. Kalo sekali lagi kamu sakit seperti ini, bisa fatal nanti. Tenggorokanmu sensitif dengan air itu. Alergi.

Saya mengingat hal itu sampai hari ini. Saya tidak bisa dan boleh minum sembarang air. Tidak boleh.

Mungkin beberapa orang yang tidak tau akan berkata sooook banget harus aqua atau vit atau cleo. Sok banget. Namun, saya harus melakukan itu. Harus.

Dan dari sejak itu saya selalu minum air putih 4 liter satu hari. Tau ngga apa yang saya pikir, semoga ngga ada streptococcus beta hemoliticus yang mampir pada saya saaat itu. Semoga di jauhkan dari penyakit jantung rematik dan teman2nya.

Beberapa tahun berselang, saya masih tugas disana. Lalu, suatu hari yang tidak cerah, melf membawa pulang pisang lumpur. Coklat keju. Taulah ya, saya kan gila banget sama coklat. Saya makan sebanyak yang saya bisa hahahahahahahhaaa... itulah rakuuuuss sih.

Setelah makan saya masih biasa aja. Namun, menjelang tidur malam, tiba2 saya merasa tenggorokkan saya panas, perih, hidung tersumbat, nyeri menelan. Saya bangun, dan melihat tenggorokan saya. Benerkan, merah banget, amandel saya bengkak. Dan tiba2 saya beringus kental. Lalu mengeluarkan dahak yang kental juga.

Panik. Saya mulai ingat2 apa aja yang saya makan sehari itu. Hingga tibalah saya sadar, satu2nya makanan yang tidak biasa dan baru saya makan, ya itu tadi pisang lumpur coklat keju. Damn!!!!!

Saya memarahi diri saya sendiri. Memaki ketololan saya. Lalu, menelpon papa jam 4 pagi waktu papua barat hahahahahahahahahahahaa... kalo ada orang yang harus saya buat panik, papa adalah orangnya. Hahahahahahahahhahaaaa...

Note for my self.... jangan makan sembarangan. Jangan makan coklat, keju, sembarangan. Yang ko bahkan ngga tau bersih atau ngga, terjamin atau ngga.

Berarti imun lo lemah ya, nyed? Hagahahahhahahahahaa... ngga, salah, justru imun saya berlebihan. IgE saya sangat tinggi. Sehingga setiap kali saya menjelang haid, akan muncul 'gatal2 pada tangan, paha, kaki" selalu. Walaupun kadang juga hanya di tangan aja. Tapi, dia harus ada sebagai tanda saya mau "dapat".

Sedih ya jadi saya?

Bukan hanya itu, ketika saya makan gorengan yang mugkin minyaknya ngga ganti atau berpengawet, selesai hidup gue.


Nih ya, setiap kali saya salah makan, saya akan mengalami tanda2 radang tenggorokan dan flu. Setelah itu saya akan mengeluarkan ingus dan dahak yang kental sekali. Liat. Seolah2 tubuh saya menolak apa yang saya makan.

Proses penolakan itu menyakitkan. Sangat. Tidak menyenangkan. Banget.

Lalu, 3 tahun lalu, ada yang datang dari manado trus bawain makanan kaleng khas sana. Ikan cakalang suwir yang diracik dalam berbagai rasa dan bumbu. Pulang jaga, saya makan 1 kaleng setelah mama panasin. Enak. Banget.

Lusanya makan lagi, walaupun saya udah ngerasa tenggorokkan saya mulai seret. Saya menolaknya dan pura2 tidak tahu.

Bangun pagi di hari ke 3, jelaslah saya sakit. Nyeri menelan. Tenggorokkan sakit. Hidung tersumbat. Saya mengobati diri sendiri dengan antibiotik dan vitamin.

Tiba2 ya, sorenya, ingus saya keluar berupa gumpalan berwarna orange, persis dengan warna makanan itu. Lalu, dahak saya juga keluar warna orange kental. Setelah mereka keluar selama 2 hari, saya tidak sakit lagi.

Saya memaksakan diri untuk periksa. Karna jujur aja saya takut. Saya sangat takut. Saya membawa foto ingus dan dahak itu supaya di lihat dokter tht nya.

Saya diminta ro sinus, endoskopi nasofaring. Dan beberapa tes lagi.

Dengan menyebut nama Yesus, saya membuang ketakutan saya dan melakukan semua yang di minta.

Saya pergi sendiri ke dokter. Untuk pertama kalinya, saya tidak meminta dan merepotkan papa. Karna kalo papa tau, beliau akan panik dan takut.


2 hari kemudian... saya datang lagi untuk mengambil hasil sekaligus follow up ke dokternya.

Dr.SpTHT-KL kamu punya keturunan alergi?
Saya mengangguk. Ibu saya, dok. Rhinitis alergica, beliau tidak bisa kena dingin. Udara dingin, minuman dingin.

Dr.SpTHT-KL kamu beruntung. Saya harus bilang begitu. Dari sekian banyak orang, kamu yang terpilih untuk memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi. Daerah oro-naso-faringeal mu sangat sensitif untuk melindungimu. Jadi, saat mereka tau, makanan yang kamu makan akan membuatmu sakit suatu hari nanti, mereka membuat pertahanan dan mereka mengeluarkannya untukmu. Karena itu, setiap kali kamu "salah makan", mereka memperingatkan kamu dengan membuatmu sakit.

Saya melongo. Saya? Punya hal seperti ini di dalam tubuh saya? Hal sensitif, yang harus disyukuri bukan di rutuki.

Dr.SpTHT-KL hasilmu baik. Normal. Tidak ada kelainan apapun. Kamu, harus berterima kasih pada Tuhan, karena memberimu perlindungan yang baik.

Saya jadi, ingus itu, dan dahak tu? Makanan yang keluar lagi dok? Karna saya ngga bisa makan2an kaleng?

Dr.SpTHT-KL iya. Makanan kaleng pasti ada pengawet iyakan? Nah, beberapa pengawet itu cukup berbahaya bila ditimbun cukup banyak dalam tubuhmu. Bisa jadi penyakit mematikan. Tubuhmu, melindungi kamu, dengan menjadi jauh lebih sensitif terhadap hal2 berbahaya itu. Ngga percaya? Coba aja, makan2an pinggir jalan yang ada bahan pewarna atau es2 yang ngga bersih. Coba tes kamu langsung rhinofaringitis ngga?

Saya iya dok. Langsung. Itu nyebelin dok. Saya ngga bisa makan es cincau dong. Dawet juga. Es ketan duren juga?

Dr.SpTHT-KL tertawa mendengarnya. Boleh, asal liat dulu terjamin ngga. Bersih ngga. Kamu yang tau tubuhmu. Kamu yang harus menjaga tubuhmu.

Saya pulang dengan tersenyum senang. Saya menengadah ke langit, Terima kasih Yesus, sudah menjaga saya dengan baik. Walaupun ini cukup meribetkan, tapi terima kasih ya untuk kebaikkan Tuhan Yesus untuk saya.

Kadang, saya nurut. Saya menjauhi segala hal yang saya tau akan melukai saya. Kadang, saya bandel. Kenapa mereka bisa makan seenaknya, tanpa sakit. Kenapa saya sakit? Kenapa saya habis itu harus radang? Kenapa.

Setelah itu, lama sekali saya tidak sakit. Saya bener2 menjaga jajanan saya. Coklatnya saya cuman choki2, gerry chocolatos, alpine, cadburry. Saya ngga bisa makan chee*** keju terlalu banyak, karna akan berakhir dengan radang hahhahahahahahahaahahahhaaa... tapi, kalo chiki keju ngga papa. Konyolkan?

Selama pandemi ini, jajanan saya sangat terkontrol dengan baik. Ngga makan yang "aneh2". Hahahahahahahahahaaa... saya tukang jajan. Ya bakso, ya mie ayam jamur, mie pangsit, ketoprak, gado2, batagor, kue cubit hahahahahhahahahahaaaa... gue banget.

Aaaah, gorengan bakwan jagung, cilok, cireng, bakso goreng, bakwan goreng, sluuuurrrppppp.....

Selama pandemi ini juga mama membiasakan kita minum mpon2. Ituloh, rebusan jahe merah, sereh, kayumanis dan gula merah. Minuman wajib tiap malam. Dan selama 6 bulan ini rhinitisnya mama membaik. Suara mama yang kadang serak juga membaik. Saya? Membaiklah. Kan dijaga makannya.


Kecuali 3 minggu terakhir hahahahhaahhahaaa... saya dooong, makan kasbi goreng yang minyaknya meleleh2 menggiurkan. Abis itu diam, karna ngga berani ngeluh ke mama karena radang yang menggila. Tapiiiii, saya ngga lagi minum antibiotik seperti biasa. Saya cukup minum air putih jauh lebih banyak, vitamin dan minum mpon2. 2 hari kemudian saya tersenyum lagi. Hahahahahahhahahahaaa..

Terakhir kemaren banget nih, ada yang bawa es coklat cincau. Saya minum sampe abis, enak banget. Serius. Lalu, udah bisa ketebaklah ya? Ketololan saya membuat saya sakit. Tiba2 saya masuk kamar dan tarik selimut. Setelah mengeluarkan ingus kental 20 cc kurang lebih. Hidung tersumbat. Kepala pusing. Tenggorokan seret. Klop kan?

Saya ngga berani ngadu hahahahahahahahahaaha... karna papanya saya udah ngga ada. Yang biasanya membela saya ngga ada. Kalo ngeluh nanti lebih diomelin lagi sama mama. Mama tetep mama, bahkan ketika anaknya seorang dokter. Beliau tetaplah mama yang akan ngomel sampe capek.


Saya dengan keunikkan saya.

Merdeka bagi saya adalah toleransi.

Sama seperti saya yang menoleransi diri saya terhadap apa yang boleh dan tidak boleh tubuh saya makan.

Menjaga kemerdekaan diri saya untuk mencicipi berbagai makan minum, tidak lantas membuat saya mengabaikan aturan baku yang berlaku untuk tubuh saya.

Saya mencintai kemerdekaan saya, namun jauh lebih dari itu saya mencintai kesehatan tubuh saya.

Saya pikir, doa bapa kami menjelaskan dengan baik, berilah kami pada hari ini, makanan kami secukupnya.

Kata secukupnya, bila saya pahami, saya mengartikannya tidak melewati batas atau larangan2 yang ditentukan. Makanlah secukupnya, bukan untuk memuaskan inginmu lalu melukai tubuhmu. Namun, makanlah dengan porsi yang benar, sesuai kebutuhanmu, dengan cukup, agar tubuhmu sehat.


Jadi merdeka versi saya adalah memahami apa yang boleh dan tidak boleh saya buat dalam hidup saya.

Kemerdekaan saya, tidak boleh menyakiti diri saya, apalagi orang lain. Karena hidup saya cuman 1 kali, tubuh saya juga cuman satu. Untuk itu, saya harus menjaganya.

Memerdekaan keinginan kita, sekalipun melanggar batas yang ditentukan bukanlah sebuah kemerdekaan. Tapi sebuah penjajahan.

Bagaimana bila belajar merdeka dari hal2 terkecil dan terdekat dengan kita.

Bagaimana bila belajar mengontrol sakit kita, agar kita merdeka dari tekanan psikis tentangnya?

Bagaimana bila belajar menjalani nasehat2 dokter, agar kita merdeka dari sakit yang sedang kita alami?


Merdeka, bagi setiap orang, pasti banyak versinya. Versi saya, tidak bisa dipaksa untuk orang lain.

Kemerdekaan berpendapat secara bertanggung jawab adalah sebuah demokrasi yang harus dilestarikan..

Hanya saja, kebebasan mulutmu berbicara, harus diikuti dengan tatanan bahasa yang sopan, juga dengan pertanggung jawaban yang benar akan setiap kata yang kamu keluarkan.

Sebab, merdeka yang benar adalah tidak menginjak hak, kewajiban dan tidak juga merendahkan harkat dan martabat manusia lain.

Kemerdekaanmu, tidak boleh melukai orang lain.


Ini sebenere cerita tentang sakitnya saya. Ntah kenapa tiba2 jadi narasi tentang merdeka ya? Hahhahahahahahahahaaaa...

Kemerdekaan yang kita perjuangkan haruslah diisi dengan toleransi yang benar. Bukan hanya meneriakkannya dalam setiap unjuk rasa, namun mengebirinya dalam laku nyata.

Kita sudah merdeka, namun pada beberapa sudut bangsa ini, merah putih rasanya tidak melingkup segenap tumpah darah indonesia.

Kita sudah merdeka, namun pada beberapa tikungan2 nusantara, beda pendapat menjadi teror menakutkan yang disulut untuk memecah belah.

Bukankah, bila aku merdeka, dia merdeka, kamu merdeka, mereka juga merdeka?

Jangan memerdekan negara ini, lalu mengotak-ngotakkan bangsa ini.


Tulisan ini, bukan tentang kemerdekaan sih ya. Hanya saja, saya cukup absurd lalu menambahkan sisi merdeka dalam sudut pandang saya.

Kebetulan juga sih ini, 17 Agustus. Kebetulan, radang saya sudah menghilang dengan segera. Kebetulan juga masih ada jajanan lain, namun udah kapok aja buat nyicip.
Hahahahhahahahahahaahhaa



Benyada Remals "dyzcabz"

Dalam bumi yang sudah dimerdekakan ini,
Selayaknya kamu menjadi anak2 terang,
Yang membawa cahaya bagi mereka yang hidupnya masih terjajah,
Terpenjara dalam sebuah pola pikir yang terkotak-kotak.

Jadilah, terang yang memerdekakan banyak jiwa.

Karena kita dipilih untuk hidup sebagai jiwa2 merdeka yang memerdekaan kemerdekaan bagi setiap manusia yang hidup disekelililingmu.

Karena itu bersuaralah untuk setiap ketidak benaran di sekelilingmu,
Dengan begitu kamu memerdekakan pikirmu dari hal2 jahat yang menutup akal sehatmu.

Berbicaralah tentang kemerdekaan yang memerdekaan hak asasi manusia,
Memanusiakan manusia adalah hal pertama yang harus dimaknai dari sebuah kemerdekaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...