I need my dad, when my "situation" going down. As my mind was broken.
I was terribly scarred of something that i cant handle.
I need my dad told me, that he trust me whatever the result and proud of me as usual.
You are missing from me, dad.
Caramu membesarkanku tidak sebiasa orang tua yang lain.
Caramu menjadikanku hebat tidak semanis cerita kebanyak orang.
Caramu menyayangiku tidak seromantis hubungan ayah-anak yang selalu terdengar dan di ceritakan.
Tapi,pa...
Selamanya, saya akan selalu menemukan hal terbaik dari setiap cara papa mendidik saya.
Cara yang luar biasa menghasilkan kualitas yang terbaik.
Selamanya, saya mengucap syukur Yesus mengalamatkan saya untukmu. Menaruh saya menjadi bagian darimu. Meletakkan saya didalam tanganmu.
Cara yang terlihat tidak biasa namun saya tau, tidak ada orang lain yang bisa mencintai saya sesempurna yang papa lakukan untuk saya.
Selamanya saya akan selalu menempatkan papa sebagai satu2nya orang yang tidak akan tergantikan.
Bila Yesus adalah SA node saya, papa adalah ictus cordis saya.
Yesus memiliki kuasa untuk menghentikan waktu, lalu DIA mengambil inti jantung saya, mencabutnya tanpa ampun, hingga denyutnya hilang.
Jantung saya tetap bekerja, tapi dia kehilangan denyutnya untuk "menjadikannya berarti", thats my world without you, dad.
Setiap orang boleh datang untuk menenangkan, boleh menasehati sampai mereka bosan, atau pergi karena muak dengan kekerasan kepala saya.
Saya tidak marah, toh saya tidak btuh untuk di kuatkan. Saya sedang menyembuhkan diri saya, pada luka terdalam yang masih mampu membuat saya menangis tersedu setiap kali saya mengenangnya.
Setiap orang boleh mampir untuk bertanya, berkata, tapi tidak berhak bertindak lebih jauh untuk mengatur "bagaimana" saya memaknai kehilangaan ini.
Saya tau apa yang saya lakukan, saya hanya butuh waktu untuk berdamai dengan jiwa saya. Bila kamu tidak bisa memahami itu dengan baik, jangan mampir, saya tidak butuh siapapun untuk menemani saya melewati episode gelap ini.
Setiap orang boleh berprasangka, menuduh, mencemooh, meremehkan kesedihan saya. Itu hak mereka, saya tidak bisa melarang.
Karena mereka tidak tau, artinya papa untuk saya. Karena mereka tidak hidup dengan papa, hingga bagi mereka kepergian Noke bukan sebuah hal besar yang harus terus saya tangisi. Mereka yang mengenal Noke hanya sebatas "kulit luar"nya saja yang bisa menyepelekan kesedihan saya.
Pa, besok saya ujian. Tahun lalu, disaat seperti ini, papa menelpon saya, papa menenangkan saya, papa berdoa dengan saya. Papa selalu tau, kapan saya gelisah dan takut.
Yang terpenting dari semua itu, papa selalu bangga pada saya, percaya pada saya dan tidak pernah menciutkan saya. Bahkan ketika hasil itu jauh dari yang saya harapkan. Papa selalu tersenyum bangga dann bilang "Angkat mukamu, tegakkan kepalamu, Tuhan selalu punya rencana untuk nona. Jangan takut, Papa selalu support semua mimpi nona."
Satu hal yang selalu membuat saya salut dengan papa. Dia tidak pernah mengajarkan saya untuk meng-kambing hitamkan orang lain untuk kegagalan saya.
Dulu saat saya tidak lulus IKM dan pelantikan dokter saya harus tertunda (*beberapa bulan), saya menelpon papa dan menangis. Saya meminta maaf pada papa. Lalu saya bilang bahwa "ada rumor" nilai saya tertukar, karena saya mengerjakan tugas, saya membuat banyak kegiatan selama di Pkm Rengasdengklok, saya menjawab semua pertanyaan evlog. Lalu kenapa saya ngga lulus,pa! Teriak saya saat itu.
Mau tau papa bilang apa?
Nona yang salah, nona tidak belajar dengan baik. Papa tidak mengajar kamu untuk mrnyalahkan orang lain atas kegagalanmu. Kamu bertanggung jawab atas hidupmu sendiri, bukan orang lain. Papa tidak suka dengar spekulasi apapun, nona tidak lulus ya udah, papa terima.nona boleh sedih, marah, kesal, tapi ingat, masih ada Yesus debgab nona. Jangan menyerah seperti orang tidak punya Tuhan. Berdiri lagi, papa tidak marah, ini pelajaran buat nona, supaya nona belajar rendah hati. Ilmu yang nona pelajari, bukan hanya dari kemampuan nona tapi juga dari Tuhan Yesus. Jangan sedih lagi, nanti papa susah disini. Jangan minta maaf lagi, nona sudah membanggakan papa dengan semua yang nona buat.
Iya, dan saya adalah orang pertama di UKRIDA yang pelantikan dokter setelah lulus UKDI. Biasanya pelantikan dulu baru ujian kompetensi, kalo saya sebaliknya.
Dan Yesus membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Tepat, tak terduga dan berakhir melampaui apa yang saya inginkan.
Disaat itu, papa ada. Hari ini, papa tidak ada. Saya mau ada disini, saya mau cerita ke papa. Saya mau papa ada, menenagkan saya, berdoa dan memberi berkatnya.
Mungkin kamu akan berpikir ini terlalu berlebihan, tapi di rumah kami, setiap kami mau keluar untuk ujian, doa dan berkat papa selalu mengiringi langkah kami. Selalu. Beliau tidak pernah lupa untuk itu. Secapek apapun papa pulang dari gereja, kalo paginya kami mau ujian, beliau akan bangun untuk melihat dan mengantar kami keluar rumah.
Thats so old testament rite? But, thats the sweetest thing my dad always did for us.
Besok saya ujian, pa... Wish me luck. Berkat dann doanya sudah diberikan okeh mama. Cerita yang menggelisahkannya sudah diutarakan pada Yesus.
Doain saya ya,pa. Semua yang saya buat untuk memuliakan Yesus dan membanggakan papa-mama.
You are missing from me,Noke. As always. Forever.
Benyada Remals "dyzcabz"
"Ta, gue takut besok ujian"
"Sejak kapan lo takut ujian? Baca siang malem, tidur subuh mulu, masih perlu takut?"
"Babiiiiiiiiioo, rastaaaaaaaaa!!!!"
"Harusnya ujiannya yang takut, jangan sampe terlaku mudah buat nguji lo"
Klik. Saya menutup telpon. Ga ada gunanya.
Komentar
Posting Komentar