My bare face.
Akhirnya, saya bisa menulis ini.
Terima kasih,Noke, Sinsi, Amor, Eset...
Untuk selalu bisa menjadi teman terbaik, pelawak terkonyol, penasehat kocak, hingga pelindung ternyaman.
Ini bukan endorse. Juga bukan review atas apapun. Ini aseli apa yang saya alami selama hidup saya.
Kalimat seperti "kok muka lo iteman?", "Astaga bopeng lo keliatan", atau "yed, lo ga mau coba peeling aja?" Atau, "bekas jerawat lo beneran ganggu deh", atau "bedak lo harusnya ga gitu loh"
Kamu pernah ngalamin hal ini?
Saya pernah. Saya melewati fase "bullying" oleh orang-orang sekitar saya. Bukan oleh yang terdekat ya, tapi oleh teman2 SMP sampe SMA saya. Well, ketika saya dalam fase itu, saya tomboy. Saya ga peduli banget dengan semua makeup bahkan perawatan wajah. Yang saya pentingin, gimana jadi juara dan banggain papa-mama biar dapet uang jajan banyak hahahahahahahahahhaa....
Sampe sekarang sih ya, saya masih cuek2 aja. Hingga suatu hari, omongan2 nyelekit itu, iya omongan tentang gimana wajah saya seharusnya diperhatikan itu, membuat "pede" saya runtuh. Saya menjadi manusia yang enggan keluar rumah tanpa make up. Bahkan untuk nginap di rumah sahabat2 saya, saya harus "make-up"an dulu. Dan benda yang paling saya benci dan jauhi adalah kaca!
Serius. Kalo saya ke toilet, pasti ada kacanya kan? Saya bakalan nunduk tanpa berniat menatapnya. Dimanapun yang ada kacanya saya akan menghindarinya. Dan saya benci kamera! Saya selalu menganggap diri saya, sejelek itu. Sedih ya?
Iya, saya! Saya mencoba begitu banyak make up. Begitu banyak. Hingga papa mengajak saya ke klinik kecantikan untuk berobat scar diwajah saya. Mulai dari klinik biasa hingga akhirnya ke dokter kulit di RSPAD, dengan jadwal peeling rutin.
Membuat kulit saya memerah dan terbakar setiap bulan. Hingga menggunakan RDL yang ditawarin sama tante saya.
Pada fase ini, saya bener2 "tidak bisa menerima" keadaan saya. Keadaan wajah saya. Walaupun sebagian orang yang melihat saya, selalu bilang "udah mendingan" atau kalimat menghibur lainnya.
Saya manusia cuek, iya itu bener. Tapi ketika sekitar saya berkomen yang itu2 lagi, dengan kata2 "nyelekit", bagaimanapun juga, im down! Hingga saya cenderung stress. Emosional uncontrol. Untung ngga depresi ya.
Suatu hari 6 tahun lalu,
Saya menemukan penyakit kulit yang jarang sekali ditemukan, Ichtyosis, ketika saya PTT di Sorong. Pengelupas kulit yang ekstrim, jadi kulit kita berganti lebih cepat dari biasanya. Normalnya 3-4 bulan, tapi kalo kelainan ini bisa secepat 1 minggu. Kulitnya seperti sisik ikan. Bila digaruk, akan terlepas seperti membuka kulit jeruk. Dan, anak ini baru berumur 8 tahun, kelopak matanya sudah menipis karna seringnya mengelupas.
Saya menemukan penyakit kulit yang jarang sekali ditemukan, Ichtyosis, ketika saya PTT di Sorong. Pengelupas kulit yang ekstrim, jadi kulit kita berganti lebih cepat dari biasanya. Normalnya 3-4 bulan, tapi kalo kelainan ini bisa secepat 1 minggu. Kulitnya seperti sisik ikan. Bila digaruk, akan terlepas seperti membuka kulit jeruk. Dan, anak ini baru berumur 8 tahun, kelopak matanya sudah menipis karna seringnya mengelupas.
Saat itu, saya seperti ditampar. Saya menyadari, bahwa Tuhan masih baik sama saya. Sangat baik. Saya diberikan kulit yang sehat, dengan variasi berminyak pada bagian wajah. Tapi kulit saya normal! Saya memiliki sesuatu yang bahkan diinginkan oleh orang lain. Pulang dari pusling itu, saya duduk dipuskesmas. Perenungan panjang itu sampai pada keikhlasan saya menerima beginilah saya dan seluruh keberadaan saya.
Beginilah muka saya, yang berminyak dan berjerawat. Bila mau haid, hormonnya naik saya jadi jerawatan tanpa ampun. Begitulah adanya saya. Saya keturunan kulit berminyak yang bila make upnya salah atau terlalu matte, tetep aja minyak saya ngga bisa dikalahkan. Hahahahahahahahaa...
Perlahan-lahan saya mulai meninggalkan semua make up yang "merusak" muka saya. Saya tidak lagi terobsesi untuk membuat muka saya menjadi "putih bersih" dan mengkinclongkan bekas jerawat saya. Saya hanya ingin, menyehatkan kulit saya.
Hingga yang saya lakukan, tidur cukup 7-8 jam, minum jus buah tiap pagi, minur air putih 12 gelas sehari, bersihin make up (*kalo lagi pake make up), selalu bersihin muka sebelum tidur. Jauhin coklat? Agak susah sih ya. Banget, coklat is my blood. Because ive hipoglikemia.
Saya pake madu setiap malam dimuka, bersihinnya pake air hangat. Lalu saya beralih pada melanox sudah 5 tahun saya pake, the ordinary, NR aloe vera shooting gel, himalaya, madagascar centella asiatica ampule. Ini adalah semua produk yang sampe hari ini saya pake. Banyak ya? Hahahahahahahahahaha...
Dan ini, membuat saya, benar2 melepaskan make up, bila memang bukan acara penting dimana saya harus "rapi" dan dituntut untuk terlihat beda.
I hate make up, for sure. Saya jauh lebih suka bare face saya. Jadi kalo jaga atau dirumah, saya ngga pake make up. Cuman cream, bold lipstick, eyeliner and mascara. Cuman itu. And i love it!
Jadi lo masih benci kamera dan kaca?
Hm. Masih kok. Tetap. Saya memang ga terlalu suka kedua hal itu. Ngga tau ya, cuman ga suka aja. Me and selfie? Kita tidak berteman baik.
Lalu kenapa lo ceritain ini?
4 hari yang lalu, ada anak perempuan umur 16 tahun, dia memiliki hemangioma diwajahnya hampir 1/4 bagian wajahnya ditutupi oleh hal itu. Dan setiap hari, dia dibully oleh teman2nya. Dia akhirnya mencari jalan pintas dengan terapi setrika wajah dikawasan sawangan, mau tau gimana jadinya? Wajahnya terbakar dan iritasi parah. Sedih ya?
Dia datang ke UGD tengah malam dengan orang tuanya, menangis sambil menahan sakit. Sudah 1 minggu setelah dia melakukan setrika wajah itu. Dan coba tebak, gimana? Dia ga berani keluar rumah, dia cuman menangis menahan sakit dan perih. Ditempat yang disetrika itu keluar benjolan berisi air dan nanah yang mengering. Lalu, si salon kecantikan nyuruh dia pake krim cina. Entah apa namanya, bentuknya seperti odol. Lengkaplah sudah, dia akhirnya mengalami Steven johnson syndrom.
Gini ya...
Untuk kalian yang merasa begitu benar untuk "menilai" penampilan seseorang hanya karena dia berbeda. Atau kamu yang merasa begitu sempurna fisiknya...
Kata2 yang kamu jatuhkan atau pendapat yang kamu lontarkan pada orang lain, bisa menjadi boomerang untuk mereka. Bagaimanapun caramu menyampaikannya. Tidak semua orang memiliki mental yang kuat untuk selalu siap dengan kata2 orang lain.
Jangan pernah bilang, ah becanda, ah cemen ah, ga bisa diajak becanda, atau aelah...gitu aja tersinggung. Mental seseorang bisa rusak hanya karena opini mu. Bagi "mayoritas" atau manusia "pada umumnya" menjadi cantik itu seperti apa yang diiklankan oleh produk kecantikan. Setuju ya?
Tapi bagaimana bila, menjadi cantik versi "kami" hanyalah menjadi sederhana dengan menerima apa yang memang tidak bisa diubah? Bagaimana bila menjadi cantik dalam versi kami bukanlah putih mulus mancung kurus, tapi menerima kulit sawo matang kami yang memang diciotakan oleh semesta seperti itu? Bagaimana kalo cantik versi kami adalah menerima tanda lahir yang menjadikan kami unik, berbeda dari manusia "pada umumnya". Salahkah kami, bila pada akhirnya yang kami lakukan adalah menjadi kami yang biasa?
Mencintai keberadaan kami sebagaimana kami diciptakan, adalah level kecantikan yang absolut. Kecantikan tidak pernah memiliki keabsolutan yang boleh ditentukan oleh siapapun. Setuju ya? Cantiknya kamu sama dia berbeda. Dan kamu tidak bisa membuat standarmu disamakan dan harus diikuti oleh orang lain. Sepakat ya?
Saya mengalaminya, rasa minder untuk keluar. Saya merasakannya, ketika begitu banyak orang mengidolakan kulit putih bersih. Saya tau rasanya, diberi masukan yang bernilai setara dengan body shaming. Saya mengerti betul tatapan "aneh" yang dihadiahkan setiap orang ketika saya berusaha mencapai level kecantikan pada umumnya!
Bagi saya, cantik tidak dinilai dari wajahmu, bentuk badanmu, atau sesuatu yang kamu pakai. Tapi, saya menghargai kecantikan seorang wanita dari caranya bertutur, bertindak dan pemikirannya terhadap suatu masalah. Kecantikan fiaik itu nomor kesekian. Namun bila kamu cerdas tentang sesuatu, apalagi bidangmu, kekaguman saya selamanya tinggal bersamamu.
Inilah saya dengan semua keberadaan saya. Kamu boleh mengatakan apapun, itu hak mu, namun hak yang sama juga saya pakai, untuk tidak mendengarkan masukan yang tidak membangun.
Siapa kamu, hingga kamu memiliki hak untuk menilai orang lain? Sempurnakah kamu?
Untuk semua orang yang selalu merasa "kecil" atau tidak berharga, karna kalian "berbeda"....
Dengarkan ini,
Kamu berharga! Kamu sempurna. Kamu cantik. Keberadaanmu adalah bagian dari rencana semesta. Semesta tidak pernah menciptakan sesuatu yang salah. Bila mereka merendahkanmu, tuturnya menyakitimu, tingkahnya membuatmu kerdil, ingat ini.... Untuk melihat bintang, kamu perlu langit malam!
Kamu berharga! Kamu sempurna. Kamu cantik. Keberadaanmu adalah bagian dari rencana semesta. Semesta tidak pernah menciptakan sesuatu yang salah. Bila mereka merendahkanmu, tuturnya menyakitimu, tingkahnya membuatmu kerdil, ingat ini.... Untuk melihat bintang, kamu perlu langit malam!
Semesta memberkatimu dengan seluruh keberadaanmu.
Bila kamu melihat seseorang yang menarik dimatamu, jangan pernah lupa, bisa saja dimasa lalunya, dia salah orang yang "dikerdilkan" oleh lingkungannya. Setiap orang itu berproses, bukan hasilnya yang menjadikanmu kuat, tapi prosesnya yang membentukmu menjadi luarbiasa.
Untuk saya,
Akhirnya, saya bisa menulis ini.
Terima kasih,Noke, Sinsi, Amor, Eset...
Untuk selalu bisa menjadi teman terbaik, pelawak terkonyol, penasehat kocak, hingga pelindung ternyaman.
Bila bukan kalian,
Saya tidak akan menjadi saya yang hari ini.
Saya tidak akan menjadi saya yang hari ini.
Benyada Remals "dyzcabz"
Ops, dan untuk...
Rasta, tom2, mbul, rong2, nita, rara, ilan, rio, cipta and my horay team...
Rasta, tom2, mbul, rong2, nita, rara, ilan, rio, cipta and my horay team...
Tanpa kalian,
Saya akan sangat membosankan!
Saya akan sangat membosankan!
And, for my ictus cordis, Yesus...
Terima kasih selalu menjadi alasan terbaik untuk tetap tersenyum esok hari.
Terima kasih selalu menjadi alasan terbaik untuk tetap tersenyum esok hari.
My bare face. With "minyak" dan mengkilap dimana2. Hahahahahahah...
My "make up" face.
Nb : ini untuk pertama kalinya, saya taruh foto saya. Dimana saya sadar difoto.
Jujur nih ya.... Kamu lebih cantik dilihat langsung daripada di foto. Bener deh...ga bo ong... Jadi ngapain kamu harus ngga pede...??
BalasHapusPertama kali saya lihat kamu langsung..... waktu saya besuk Eset di RS. Eset hari itu baru sadar dan papa mama kamu sedang pulang ke rumah jadi saya ngobrolnya sama kamu tanya2 soal Eset.... kebetulan jam besuk sudah lewat jadi saya ngga bisa lihat Eset.
Kamu tau? Saya kagum lihat kecantikan kamu walaupun saat itu kamu sedang capek dan tidak dandan sama sekali. Hati saya bergumam....ternyata lebih cantik lihat orang nya daripada fotonya. Begitu juga Amor. Saya jadi teringat gantengnya papa kamu waktu masih muda....