Silence (*fast of talk)
Wednesday, August 20, 2014
10:16 PM
Hari ini saya PUASA BICARA. Saya benar-benar MENGHEMAT APA yang KELUAR dari MULUT SAYA.
Saya melakukan ini.
Menata setiap KATA yang KELUAR dengan BAIK. Memikirkan setiap OBROLAN yang KELUAR dari MULUT saya.
Namun YANG PALING PENTING, saya benar-benar MEMILIIH APA YANG MAU SAYA SAMPAIKAN untuk ORANG LAIN hari ini.
Saya juga tidak banyak bercerita dengan MAMA UCI seperti biasa. Saya duduk menemani oma sarapan pagi. SAAT YEDY KECIL pamit untuk berangkatpun, saya tidak begitu banyak berkata apapun. Hanya seperlunya saja.
Saya juga tidak membalas BBM dan SMS dari beberapa teman. Bahkan ketika mereka PING berkali-kali. Saya hanya melihatnya. Saat saya tau yang mereka tanyakan adalah HAL PENTING, baru saya membalasnya. Ketika saya tau bukan sesuatu yang sangayt URGENT, saya tidak membalasnya.
KENAPA?
Kalau ditanya KENAPA?
Saya juga tidak mengerti bagaimana menceritakannnya.
Bangun pagi dengan PERASAAN yang TIDAK BEGITU JELAS. Tiba-tiba saya merasa begitu bersalah dengan banyak orang. Tidak ada sih yang mengingatkan hal ini. Tapi, perasaan itu tiba-tiba menguap keluar.
Pernahkah kalian terbangun dipagi hari dengan PERASAAN KOSONG yang membingungkan?
Perasaan yang membuat kalian MERASA TELAH BERSALAH PADA BANYAK ORANG,
Atas semua tindakan, tuturan, sifat, sikap bahkan candaan kalian?
Pagi ini saya merasakan PERASAAN itu!
Jadi saya memutuskan untuk BERDIAM DIRI SEJENAK. Lebih memikirkan SETIAP KATA yang INGIN SAYA UCAPKAN. Apakah itu sangat penting? Apakah itu akan melukai orang lain? Apakah itu bisa membuatnya tersinggung? Apakah ucapan itu bermanfaat?saya benar-benar MENGHEMAT KATA yang keluar. Bagus juga, saya seolah sedang MENGATUR TENTANG APA yang HARUS SAYA BICARAKAN. Supaya SETIAP KATA tidak menyakiti siapapun, bahkan ANGIN SEKALIPUN.
Bagaimana cara saya melewati HARI INI?
Saya menonton beberapa film di HBO. Setelah itu saya mengerjakan beberapa PROGRAM yang ingin saya buat diPKM. Dan saya membaca buku, saya belajar. Saya benar-benar BELAJAR!!! Bukan hanya membaca NOVEL KESUKAAN saya, agatha cristhie, chicken soup, mira w, atau beberapa penulis berbakat indonesia. Saya belajar.
Dan kau tau, hari ini terlewati dengan sangat nyaman…
Saat sore menjelang. Saya menyudahi membaca dan belajar saya. Saya duduk diteras depan rumah oma. Menikmati lalu lalang orang yang lewat. Tidak banyak. Tapi ada beberapalah. Menatap langiit yang berubah warna, menjadi kuning keemasan dan biru muda yang sangat menyejukkan. Tukang bubur kacang ijo lewat, lalu saya membelinya. Duduk sambil makan sambil menikmati SKETSA HIDUP yang terbentang. Bukankah itu menyenangkan. Sesaat saya melihat beberapa anak kecil mencari BELUT digot depan. Melihat mereka tertawa lepas, berlarian dengan gembira, membuat saya bertanya kapan terakhir saya benar-benar tertawa karena hal yang lucu? Bukan karena NGECENGIN ORANG LAIN. Atau bukan karena melihat "ORANG ANEH" versi saya. Kapan? Kapan saya tertawa seringan mereka? Kapan saya menggunakan mulut saya untuk TERTAWA dan HANYA MEMBICARAKAN HAL YANG BENAR dan BAIK?
Kapan terakhir kali SAYA BENAR-BENAR merasa BEGITU BAHAGIA dengan HIDUP?
BENAR-BENAR merasa BAHWA INI adalah PILIHAN yang BENAR?
Kapan saya TIDAK MENYAKITI ORANG LAIN dengan TINGKAH LAKU dan TUTUR KATA SAYA?
Kapan?
Saya menaruh mangkuk bubur itu, isinya belum sepenuhnya habis. Saya melihat kesekeliling. Saya menutup mata sejenak. Menarik nafas dalam dan menghembuskannya dengan SANGAT PERLAHAN. Saya melakukannya sebanyak 3x. Saya merasakan ANGIN SORE yang menerpa wajah saya. Membuat saya bergidik. Saya membuka mata dan menatap lukisan agung itu.
Tuhan, saya belum menjadi ORANG yang BAIK dan BENAR.
Saya masih sering menyakiti orang lain dengan SEMUA CARA yang ADA PADA SAYA.
Entah itu dengan SENGAJA ataupun TIDAK SENGAJA.
Saya melakukan kesalahan dalam banyak hal.
Saya merasa diri paling benar dalam banyak sudut.
Saya memperlakukan orang lain dengan tidak baik.
Kadang, saya tidak mengerti bagaimana CARA YANG BAIK untuk MENYAMPAIKAN MAKSUD.
Saya BERTINDAK dengan KE-AKU-AN saya,
KEKERASAN KEPALA saya untuk mau memahami ALASAN ORANG LAIN,
KEBENCIAN yang TIDAK BISA TERHAPUS untuk beberapa orang,
Sulit untuk mengucapkan MAAF, meski SUDAH SAYA COBA.
Saya tidak akan membela diri saya,TUHAN. Tidak akan.
Rasanya tidak benar, bila saya MEMBENARKAN DIRI dan MENCARI ALASAN.
TUHAN tahu apa yang saya kerjakan dan lakukan.
Tidak ada yang tersembunyi. Apapun itu.
Hari ini, saya hanya INGIN DIAM. Saya hanya ingin MELIHAT tanpa perlu BERSUARA. Saya hanya ingin MENJALANI tanpa banyak berkomentar. Saya hanya ingin DIAM SEJENAK. Saya tidak ingin meminta apapun darimu,TUHAN.
Akan lebih baik bila TUHAN mau mendengarkan doa mereka yang MEMILIKI JALAN HIDUP lebih BENAR.
Rasanya sangat salah, bila saya meminta begitu banyak. Tapi terlalu sering menyakiti hatimu.
Saya hanya ingin menikmati DIAMNYA SAYA. Agar banyak yang tidak saya sakiti. Terlalu banyak bicara terkadang membuat saya lupa, bahwa MUNGKIN SAJA KATA saya sudah melukai orang lain. Tidak semua tawa, artinya ceriakan?
Saya masih duduk diteras depan, bahkan ketika bulan sudah nampak. Langit sudah menjadi hitam. GELAP. Saya masih duduk disitu. Ada sesuatu yang mengganggu saya. Sesuatu yang benar-benar tidak bisa saya hilangkan. Sesuatu yang membuat saya menjadi SANGAT BURUK untuk ORANG LAIN. Sesuatu yang sulit saya terjemahkan.
Dan saya menemukan diri saya sendiri. Saya harus KUAT untuk SAYA. Bahkan KETIKA SAYA tidak bisa untuk TETAP KUAT, saya harus menemukan cara untuk BERDIRI. Karna menjadi TEGAR adalah PILIHAN TERAKHIR, bukan pilihan lain.
Mungkin, saya terbiasa hidup dengan semua orang yang selalu MENG-IYAKAN maunya saya,
Saya terlalu dibiasakan dengan KEHIDUPAN SERBA MUDAH versi saya,
Saya selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sepaham dan sealiran,
Saya selalu didukung oleh manusia-manusia hebat yang MENERIMA PENDAPAT SAYA,
Saya terbiasa menjalankan APA YANG SAYA PIKIR itu BENAR,
Saya terbiasa SPONTAN dalam mengungkapkan sesuatu tanpa berpikir bagaimana perasaan orang,
Karena SAYA BERADA dalan SEBUAH LINGKARAN yang SAYA CIPTAKAN.
Dan didalam LINGKARAN itu saya hanya bertemu dengan ORANG-ORANG yang SAYA PILIH dan PERCAYA.
Lalu HIDUP menempatkan saya pada SEBUAH LINGKARAN LAIN. Dimana semua manusia disana mempunyai pola pikir yang sangat berbeda dengan saya. Mereka tidak memiliki KETERBIASAAN dengan APA YANG MENJADI BIASA untuk SAYA. Lalu semua hal yang saya lakukan adalah sebuah kesalahan bagi mereka.
Saya tersudut. Bagaimanapun caranya saya berusaha untuk keluar.
Saya terpojok, disebuah sudut yang meminta saya untuk MENYERAH sebelum WAKTUNYA,
Saya terkurung dalam sebuah realita bodoh bahwa DISINI BUKAN KAMU YANG MEMIMPIN
Saya dipaksa untuk DIAM, saat saya melihat banyak hal yang salah.
Hanya karena CARA KAMI BERPIKIR dalam MENYELESAIKAN sebuah MASALAH sangat berbeda.
Lalu apa saja yang saya buat adalah salah. tindakan saya. Tutur kata saya. Candaan saya, bahkan ketika saya mengucapkan selamat hari raya pada mereka, mereka tidak menganggapnya sama sekali. Padahal beberapa yang lain dibalas. Sebegitu burukkah saya? Sampai saya harus dibenci?
Ingin rasanya terbang memakai mesin waktu ke TAHUN DEPAN. Ingin rasanya MENINGGALKAN KOTA ini dengan SEGERA. Ingin sekali MENYUDAHI SILAHTURAHMI dengan MANUSIA-MANUSIA itu. Tapi waktu bukanlah HAK SAYA. Saya benar-benar berusaha untuk tetap kuat. Tetap TENANG. tetap BERSAHABAT. saya berusaha untuk MENJADI SEORANG PEMAAF yang BAIK, meskipun TIDAK HANDAL.
Saya berusaha menjadi MANUSIA MUNAFIK. Dengan tetap MENGHORMARTI MEREKA. Mereka yang lebih tua. Mereka yang lebih dulu bekerja. Saya benar-benar berusaha untuk MENEKAN AMARAH SAYA. Saya menciptakan DUNIA SAYA dimana saya merasa sangat NYAMAN. Katakanlah saya menjadi ANAK AUTIS! Saya berusaha untuk MEMBUANG JAUH EGO SAYA. Saya berusaha untuk menjadi PROFESIONAL.
Saya tidak mungkin mengeluhkan ini untuk siapapun. Terlalu childish rasanya. Inilah dunia kerja yang harus saya hadapi dan hidupi. Inilah kenyataan yang harus saya terima. Dan saya tidak bisa lari dan mengadu pada papa atau mama. Jadi saya harus kuatkan? Saya harus menguatkan DIRI SAYA SENDIRI.
Dan HARI INI, saat kemarahaan dan kekecewaan saya MELUAP TIDAK TERBANTAHKAN.
Saya mencoba DIAM, untuk meredamkan. Saya sudah dewasa untuk terlalu ATRAKTIF dan HIPERBOL. Saya hanya butuh ruang dimana saya bisa BERDIAM DIRI dan BERPIKIR. Saya butuh TEMPAT untuk KELUAR SEJENAK dari HINGAR BINGAR ini. Semakin hari. Semakin tidak nyaman. Tapi LARI? Bukanlah keputusan yang bijak. Lari hanyalah KATA yang TERNGIANG dalam OTAK seorang PENGECUT!
Anggap saja, TUHAN sedang mengajarkan saya tentang ARTI KETULUSAN dan KEIKHLASAN. TUHAN, sedang menempa saya menjadi PRIBADI yang TANGGUH dan BIJAK. BERHIKMAT dalam setiap TINDAKANNYA. Anggap saja ini adalah SEDIKIT dari PEMBELAJAR tentang HIDUP yang HARUS SAYA JALANI dan LEWATI nanti. Lalu kenapa saya harus MENYERAH sepagi ini?
Saat saya menuliskan ini. Saya masih menarik nafas panjang berkali-kali lalu menghembuskannya dengan perlahan. Rasanya sesak dan penuh. Ini bukan tentang PERLAKUAN MEREKA untuk SAYA. Itu terlalu KECIL NILAINYA. Dan saya tidak begitu PEDULI. INI TENTANG TANGGUNG JAWAB mereka terhadap PEKERJAAN. bahwa SUKA ATAU TIDAK, yang menjadi KORBAN adalah MASYARAKAT. Dan masyarakat adalah NYAWA bukan KERTAS. Okeeeeh, STOP JED!
Untuk semua orang yang hari ini SAYA DIAMKAN. Atau saya JAWAB SEPERLUNYA dan SEADANYA.
Saya minta maaf.
Bahwa dalam usaha saya untuk MENJADI LEBIH BAIKPUN, saya masih menyakiti kalian.
Saya bukan PRIBADI TANPA CACAT, saya sangat BERDOSA.
Bahkan SERING BERBUAT SALAH.
Saya tidak akan pernah MENARIK APAPUN yang SUDAH SAYA UCAPKAN untuk KALIAN.
Entah itu MENYAKITKAN atau TIDAK.
Karena SETIAP KATA yang SAYA TULIS dan SAYA KELUARKAN…
Sudah saya pikirkan sebelumnya.
Saat saya MENGATAKAN atau MENULISKAN sesuatu itu adalah apa yang saya liat, saya dengar, saya jalani dan saya pikirkan.
Saya tidak akan mengatakan sesuatu hal tanpa pernah saya cerna dengan baik.
Bahkan dalam candaan sekalipun.
Tapi, bila dalam kehati-hatian sayapun, saya tetap BERSALAH DIMATA KALIAN..
Saya minta maaf.
Saya akan belajar untuk DIAM.
Karena saya tau, kadang kata yang sudah saya pikirkan dengan baikpun,
Masih bisa menyakiti orang lain.
Saya tidak tahu kalau sesuatu yang benar itu harus menyakiti banyak orang. Saya hanya mencoba untuk JUJUR. RASIONAL. BEREMPATI. Saya tidak bisa menyakiti banyak orang, hanya untuk kesenangan beberapa orang.
Hari ini, saya PUASA BERBICARA…
Bukan untuk SIAPAPUN.
Tapi UNTUK SAYA.
21 agustus
Hari dimana RASA BERSALAH itu kian melebar. Mungkin saja luka itu sudah terinfeksi,
Saya bahkan tidak tahu bahwa saya mampu menyakiti orang sehebat itu…
Lalu saya belajar untuk DIAM. Menahan emosi saya. Menenangkan amarah saya.
Memendam kekesalan saya. Mencoba menjadi bijak dalam situasi tidak menyenangkan ini.
Benyada Remals "dyzcabz"
Komentar
Posting Komentar