Langsung ke konten utama

Postingan

selesai

Malam ini langitnya cerah, Dan aku duduk di balkon sambil menghirup kopi hitam yang lama ku hindari. Nyatanya, malam ini dan malam2 selanjutnya, aku pikir, kita akan berteman baik.  Seperti dulu, saat kuliah, kopi akan menjadi teman baca yang baik. Aku memulai kembali, menjalani hal yang kuinginkan.  Mimpiku mulai kuhidupi. Jalannya tertatih, namun akhirnya aku terlatih. Aku tidak mengabarkannya untukmu, atau siapapun. Ini aku simpan sendiri. Untukku dan ayahku. Karna ini janji ku untuknya. Aku memikirkanmu, saat menulis ini. Ada terima kasih yang kusimpan untukmu. Terima kasih sudah mengembalikanku. Rasanya ini sudah ku katakan berulang kali ya?  Terima kasih. Kata ini ku ulang2 lagi. I mean it. Entah kapan terakhir kali aku berusaha mewaraskan pikirku, tanpa kamu .  Kali ini, aku sungguh-sungguh.  Aku akan mengembalikanmu, pada tempatnya. Tempatmu yang seharusnya.  Ini terdengar konyol kan? Atau gila?  Aku, berhenti. Karna itu, aku pikir, selayaknya...

cerita ku

Aku.  Bersembunyi disebuah sudut terjauh kota ini. Sekedar mewaraskan langkah. Menjernihkan pikir.  Cafe yang tidak sengaja kutemukan dengan longdrive ngawur yang ku sengaja. Hari besar itu akan tiba.  Entah apa berapa banyak hari besar yang harus ku hadapi dalam beberapa bulan terakhir ini. Diawali dengan ke Ambon. Lalu, Surabaya? Hari2 besar dimana aku berusaha menghadapi rasa takutku. Aku berusaha berkuat diantara segala rutinitas yang kian bertambah. Aku? Selalu baik-baik saja.  Namun kali ini, aku ingin memeluk diriku sendiri. Aku ingin berterima kasih, sudah menjadi anaknya Noke yang kuat. Yang tidak mengeluhkan banyak hal. Yang tidak merengek.   Aku ingin memeluk diriku dengan hangat. Setelah bentakan2 kasar, umpatan yang menyayat hati, yang aku tujukan untukku. Setelah semua  "pukulan" dan semua hal menyakitkan yang harus kuterima, hanya untuk tetap berdiri diatas kakiku.  Aku berterima kasih untuk aku. Hey, benyadanya Noke, makasih ya sudah be...

aku mau kamu

Langit tak berbintang, malam itu. Kita berdiam di mobil yang sudah cukup lama terparkir di depan rumahku. Tidak ada yang memulai, kamu diam, aku pun. Kita terlalu lelah dalam cerita ini. Namun, kita tidak sanggup saling melepaskan? Atau kita tidak tahu, bagaimana caranya untuk berhenti saling menjauh?  Kamu sibuk dengan semua proposal2mu yang entah bagaimana, selalu saja lebih utama. Aku, berusaha mengerti tentangmu. Pengertian yang ku pikir, harusnya bisa lebih dari sekedar ini. Nyatanya, aku tidak bisa memahamimu dengan baik. Bagiku, sebuah komitmen yang serius harus saling mendengarkan apa mau kita.  Ada ruang kosong diantara kita. Ruang ketiga, dimana pekerjaan, teman, dateline, mimpi2 kita, egonya kita, terbentur dan mengendap disana. Tanpa pernah dijabarkan lalu diselesaikan. Katamu dulu, pacaran itu tentang saling bicara. Tidak boleh berhenti untuk saling terbuka.  Lucunya, keterbukaanku tentang apa yang aku mau, membenturkan kita pada sebuah tanya, " lalu, kamu ma...

hey solo, ditinggal bentar ya....

3 tahun yang lalu, saya datang ke sini, sebagai orang asing. Ngga kenal siapa2. Ngga ada sodara. Bener2 merantau sendiri ditempat ini. Saya mempelajari banyak hal disini. Saya menemukan teman2 baru dan mereka seperti keluarga untuk saya. Bahkan orang2 yang selalu bersedia untuk direpotkan. Terima kasih banyak ya 🙏🙏 Ketika saya pamit. Saya terharu. Ngga nyangka, tempat yang dulunya saya ragu untuk pijaki, nyatanya tempat ini membawa banyak berkat untuk saya. Satu persatu, saya mengalami banyak hal besar dan baik. Hal2 yang saya syukuri.  Ternyata ada banyak yang harus saya pamitin, ibu katering, ibu kosan, mas2 tukang anter laundry, bapak2 penjual galon depan, mba2 langganan roti sampe mas2 bakso malang yang biasa lewat. Mereka memudahkan hidup saya selama di Solo. Saya mengucap syukur setiap kali mengingat mereka. Hahahahahahahahhaaaa... rame ya nyed? (*bangeeeeeet)  Pamit ya. Sebentar aja. Nanti, balik lagi kok. Pergi sebentar, untuk kembali menetap.  Kalo dulu, saya s...

ketololan nyed

Hari ini, mulut saya kecepetan ketimbang otak saya. Dengan santainya saya berucap sesuatu yang merendahkan orang lain. Padahal, saya ngga tau, seberapa hebat dia berjuang untuk mendapatkan semua hal yang "menurut saya biasa saja" itu. Kadang2 mulutnya nyed emang harus di cubit pake tang. Ngomong ngga diayak dulu. Ngomong seenak2 jidatnya. Ngomong ngelantur diwaktu yang tidak tepat sama seperti kentut, ngga bernilai. Apapun itu, saya pikir, saya harus belajar untuk tidak berkomentar tentang sesuatu yang bukan kapasitas saya. Sesuatu hal yang tidak saya tau dengan benar.  Bisa saja, apa yang diperjuangkan oleh teman saya itu, adalah hal yang dia doakan siang malam. Bagi saya mungkin biasa saja, tapi tidak bagi dia.  Maap ya, untuk setiap kata2 tolol, becanda konyol diluar prediksi, bahkan sikap yang menyebalkan. Tidak semua orang bisa tertawa dengan lelucon kita. Tidak semua kata yang terucap bisa diterima dengan bijak oleh setiap pendengar. Karna itu, nyed, otak lo dipake sebe...

my journey changes me a lot

Ketika saya bilang, saya tau batasan dan paham kemampuan saya. Saya tidak berbicara ini untuk sombong. Ngga. Ngga ada juga yang perlu di sombongkan. Tapi, saya mengenal diri saya dengan sangat baik. Apa yang saya suka, tidak suka, apa yang menjadi pertimbangan, sampai apa yang harus direncanakan. Ehm, saya tidak suka menjadi spotlight. Kalo boleh, tidak perlu terlihat dan dikenal. Saya senang, bekerja dalam diam, tanpa ada yang tau. Ramai bukan teman saya. Saya pikir, "berbagai cerita" yang dijalani mendewasakan saya. Mulai ketika noke harus pergi, hingga saya memutuskan untuk pindah ke Solo dan sampai hari ini. Semua ada dalam perkenanan Yesus. Saya tidak lagi menjadi anak manja yang tinggal teriak ke noke (*yup, thats me, ngga percaya ya?) Hahahaha.... Cerita2 yang dijalani dan harus dihidupi mengubah banyak hal tentang saya. Cara saya menghadapi sesuatu. Cara saya memaknai sesuatu, hingga cara saya menanggapi sesuatu. Setiap situasi mengajarkan saya bagaimana...

good cerita

Hari ini, saya membaca sebuah buku yang bagus.  Dan kalimat yang membuat saya jatuh hati adalah... Ketika aku menjatuhkan hatiku untukmu, Aku tidak akan mendengarkan kata mereka. Tidak juga mempercayai apa yang mereka tunjukkan.  Ketika aku memilihmu, aku akan belajar untuk berjuang bersamamu.  Tidak semua hal, harus sama dengan inginku. Aku belajar bahwa pintaku, bisa terantuk pada inginmu. Mungkin malah, kita akan berbeda pola. Ketika aku bilang cinta, sesulit apapun hidup denganmu, aku tidak akan menyerah. Aku akan berjuang denganmu. Kamu tidak perlu menjadi hebat, bahkan tidak harus menjadi terlalu sempurna. Cukup menjadi kamu yang membuat hatiku nyaman, setiap kali kita bertatapan. Sederhana saja, Sesulit apapun cerita kita nanti, aku hanya ingin, kamu yang kutemui setiap harinya.  Aku tidak akan meninggalkan laki2ku, sesulit apapun hidupnya. Sesusah gimanapun ceritanya. Karna, aku memilihnya. Novel yang ku beli, sebagai pelepas bosan di Bandara. Nyatanya, meng...