Langsung ke konten utama

Postingan

my late valsday

I miss you. I do.  Miss you. Hei, i did it. Tidak lagi melihatmu. I did it. I did it, so well. Sudahku bilang bahwa aku bisa sendiri. Bisa menghandle semua emosiku sendiri. Bisa untuk tidak mencari pengalihan pada siapapun. Kecuali, saat aku kangen papa.  Rasanya cukup bijak, untuk membiarkan aku menangisi papa. Karena kangen. Karena, aku tidak bisa memeluk beliau lagi.  Aku tidak lagi melihatmu. Berhenti disini. Sudah kulakukan dengan cukup baik. Tidak lagi. But, sometimes... I just wonder, how about you. Hows your life?  Tapi tidak lebih dari itu. Keterbiasaan yang berganti menjadi tidak biasa.  Mungkin karena kesibukan belakangan ini yang membuatku, lupa tentang kamu. Aku terlalu capek, untuk mikirin pasien ini, dan itu, belum lagi verif dan CP. Terdengar sibuk ya? Yup, untuk si pemalas ini.  Manusia yang lebih nyaman berdiam diri. Lebih senang untuk mengerjakan tugasnya sendiri tanpa bersentuhan dengan orang lain. Harusnya saya di bagian radiologi ya? J...

My comfort zone

My second home. My comfort pillow.  ... ..saat dirimu jauh, isi hatimu, telah menjadi miliknya..... Beberapa malam lalu, setelah melewati hecticnya september dan awal oktober, yang mengekang saya untuk "diam di sini", dan mengabaikan semua ajakan. Beneran diam dan ngerjain tugas, bangsteb banget kan?  Akhirnya, saya menghabiskan malam saya dengan donut, nita, dan mbul. Dengan jajanan menggunung, kami berempat vc sampe subuh. Ngga ada kerjaan ya? Banget.  Hahahahahahahhaaa.... But, that's my comfort zone.  I miss Jakarta. My favorite people. And segala hiruk pikuknya jekardah.  Dan lalu, Pembicaraan yang saya hindari ini AKHIRNYA harus saya hadapi. Donut dan kenalannya, yang akhirnya saling menjauh.  Entah kenapa, tapi belakangan ini, pembicaraan tentang relationshit, membuat saya cukup jenuh. Skeptis. Males. Enggan. Dan sebagainya. Yup, saya menghindari pembicaraan tentang hati, dan segala tetek bengeknya. Its useless.  I know, am i being annoyed? Yup...

The Dancer

Goodbye "The Dancer" Saya sampe di hotel, jam 15.17 . Setelah itu, registrasi dan dapat kamar. Awalnya, semua biasa aja. Kamar yang luas, dengan balkon menghadap ke barat, keliatan banget Tangerang lagi padat2nya jam segini. Dikamar ini, tepat diatas tempat tidur ada lukisan yang bergambar 3 orang penari, serta 1 wajah abstrak. Selesai acara hari I, saya langsung balik kamar. Jam 00.12. saya matikan semua lampu, hanya lampu sudut di balkon yang saya biarin nyala. Saya ngga bisa tidur dgn lampu terang, harus gelap. Jam 03.30 , saya terbangun, terdengar suara gamelan yang mengalun pelan, diikuti langkah kaki. Saya setengah terbangun, terduduk, ngeliat ke arah balkon, ada orang dengan gerakan menari yang menuju ke arah saya. Saya dengan pelan bergumam " permisi ya, saya ngantuk banget" . Si penari itu menatap saya sambil tersenyum, melanjutkan tariannya. Saya lanjut berbaring, dan ketika saya menoleh ke kanan, si penari itu tersenyum kembali ke arah saya. Saya hany...

May, i skip may?

"Having no problems is the biggest problem of all" Kalimat sederhana ini, berputar di kepala saya sejak tadi. 'Having no problems', untuk orang yang selalu berusaha bisa 'ngerjain' tugas2nya sendiri, kalimat diatas terdengar seperti sindiran. Serius.  Bisa ngerjain semua sendiri, bukan berarti lo sehebat itu, nyed. Nope, there's problem in that way. Saya bukan orang yang bisa 'gampang nyuruh2' orang ngelakuin sesuatu. Atau meminta bantuan, adalah hal terakhir yang akan saya lakukan, saat semua upaya saya gagal. Walaupun selama ini, ya baik2 aja. Bukan tidak butuh dibantu sih, mungkin lebih ke jangan ngerepotin orang. Kerjain kerjaan lo dengan bener, biar ngga nyusahin orang.  Karna itu, saya pikir, saya tidak bisa menjadi 'kepala', atau memimpin apapun. Kenapa? Karna, saya tidak mahir dalam mengarahkan atau memberi tugas. Ya akhirnya, gw kerjain sendiri aja. Biar selesai, puas, dan 'sesuai dengan yang saya mau'. Egois ya? Sok hebat...

Terasa salah

.... tiap kali mengucapkan aku mencintaimu, aku selalu terdengar sedang mengulurkan permohonan maaf yang menyedihkan .... (Aan Mansyur) Bila cinta bukan sebuah dosa, Mengapa mengucapkannya terasa salah dan sakit, Aku pernah duduk ditempat yang sama, tempat dimana kamu mengajaknya makan, hari ini.  Aku pernah menertawai hidup dan kejutannya bersamamu, lalu perlahan kamu bisikkan agar kita tidak boleh menyerah.  Aku pernah ingin berhenti berharap tentang esok yang kita nanti, lalu kamu memelukku erat menggumamkan kata yang sulit kutolak, cinta. Aku pernah menjauh darimu, untuk sebuah alasan2 bodoh yang tidak mampu kita hindari.  Aku pernah menangis karnamu, untuk keputusanmu yang tiba2 mengakhiri kita.  Ini terasa salah untukku.  Katakanlah aku tidak memiliki malu untuk mengiba padamu. Memintamu kembali. Tinggal disisi denganku.  Kukatakan padamu hari itu, waktu tak sebanyak dulu. Matahari yang kurasakan kian meremukkan tulangku. Aku mensyukuri mendung dan ke...

Kalah taruhan, harus terima.....

Kalah taruhan, harus terima.... (*Taruhan paling bangsteb) Tiba-tiba Tenis, sportaiment yang diadain oleh Vindes ini jadi moment sendiri untuk saya dan temen2 bangke saya. Kebetulan mereka dapet tiket untuk nonton langsung, sementara saya harus puas dgn nonton via online.  Saya timnya Papading - Mamawulan, dan Botuna. Lepas dari siapapun yang menang, satu hal yang bikin apresiasi saya setinggi-tingginya untuk semua orang keren yang terlibat " kalian mengembalikan euforia tennis" kembali ke Indonesia. Menghidupkan kembali Tennis Indoor Senayan sesuai dengan fungsinya, tempat maen tennis.  Saya ngga pernah nonton tennis. Ngga juga mengerti tentang tennis. Tapi semalam, mulai dari jam 08.00 sampe selesai jam 00.00 lewat, saya stay tune didepan laptop. Menikmati entertaiment dari tiba-tiba tenis dan disuguhkan dengan apik oleh tiba-tiba jadi atlit. Hormat saya untuk semua yang bermain. Kalian juaranya!!!!!! Botuna tuh skillnya mantap, cuman ya gimana ya, diliatin orang segitu ba...

yang tak pernah kukatakan

  ini tentang semua hal,  yang tak pernah kukatakan untukmu... aku yang tidak selalu merasa kerdil, diantara sekian banyak perempuan yang ada disekitarmu. iyakan? aku yang selalu merasa kalah dari mereka, mungkin, aku memiliki hatimu. Mungkin. Namun, rasanya harus menggandengmu didepan mereka, aku kalah.  membuatku menghindari setiap pertemuan dengan mereka. Aku tau, kamu tidak tahu hal ini,  kalaupun kamu tau, kamu akan marah. Bagaimana bisa, nona berpikir sebodoh itu. Saya ngga perduli, secantik apapun mereka. Kamu, yang saya mau.  Kamu, yang saya mau... berdiri, disamping mereka yang selalu berada dekat denganmu, disaat aku jauh. Rasanya cukup mematahkan hatiku. Kamu bisa dipercaya?  bukan, kamu masalahnya. Aku. Aku yang tidak bisa percaya, pada diriku sendiri. Bahwa, laki-laki sehebat kamu, akan bersamaku. Ini terdengar cukup bodoh ya? Untuk seorang perempuan yang selalu memenangkan rasionya, ternyata aku cukup "rapuh", saat berbicara tentang milikku....