"Having no problems is the biggest problem of all"
Kalimat sederhana ini, berputar di kepala saya sejak tadi. 'Having no problems', untuk orang yang selalu berusaha bisa 'ngerjain' tugas2nya sendiri, kalimat diatas terdengar seperti sindiran. Serius.
Bisa ngerjain semua sendiri, bukan berarti lo sehebat itu, nyed. Nope, there's problem in that way. Saya bukan orang yang bisa 'gampang nyuruh2' orang ngelakuin sesuatu. Atau meminta bantuan, adalah hal terakhir yang akan saya lakukan, saat semua upaya saya gagal. Walaupun selama ini, ya baik2 aja. Bukan tidak butuh dibantu sih, mungkin lebih ke jangan ngerepotin orang. Kerjain kerjaan lo dengan bener, biar ngga nyusahin orang.
Karna itu, saya pikir, saya tidak bisa menjadi 'kepala', atau memimpin apapun. Kenapa? Karna, saya tidak mahir dalam mengarahkan atau memberi tugas. Ya akhirnya, gw kerjain sendiri aja. Biar selesai, puas, dan 'sesuai dengan yang saya mau'. Egois ya? Sok hebat. Sok jago. Bukan, meminta tolong adalah hal tersulit utk saya.
Kalo kata sahabat saya, 'lo tuh masih manusia, nyed. Lo belum jadi dewa, tangan lo 2, bukan 8.' Hahahahhahahaa...
'The biggest problems of all'...
Tanggung jawab. Thats the biggest problem. Kata 'tanggung jawab' itu membuat saya, sulit untuk tidak mengerjakan. Sulit untuk 'membagi tugas' dengan orang lain.
Sesimpel, gw sih bodo amat ya sama orang lain. Seperti itu juga, gw ngga suka hidup gw direpotin atau direcokin.
Sesederhana itu, dan ternyata 'itu' menjadi sebuah masalah, yang dipermasalahkan, dan harus dibuat solusinya. (*thats annoying)
Sekian. Terima kritik, eh salah terima kasih.
#sebuahceritanggajelas
Benyada remals "dyzcabz"
Hey, mr strangers....
You are missing from me!
Papa, can we skip may?
Komentar
Posting Komentar