....tiap kali mengucapkan aku mencintaimu, aku selalu terdengar sedang mengulurkan permohonan maaf yang menyedihkan.... (Aan Mansyur)
Bila cinta bukan sebuah dosa,
Mengapa mengucapkannya terasa salah dan sakit,
Aku pernah duduk ditempat yang sama, tempat dimana kamu mengajaknya makan, hari ini.
Aku pernah menertawai hidup dan kejutannya bersamamu, lalu perlahan kamu bisikkan agar kita tidak boleh menyerah.
Aku pernah ingin berhenti berharap tentang esok yang kita nanti, lalu kamu memelukku erat menggumamkan kata yang sulit kutolak, cinta.
Aku pernah menjauh darimu, untuk sebuah alasan2 bodoh yang tidak mampu kita hindari.
Aku pernah menangis karnamu, untuk keputusanmu yang tiba2 mengakhiri kita.
Ini terasa salah untukku.
Katakanlah aku tidak memiliki malu untuk mengiba padamu. Memintamu kembali. Tinggal disisi denganku.
Kukatakan padamu hari itu, waktu tak sebanyak dulu. Matahari yang kurasakan kian meremukkan tulangku. Aku mensyukuri mendung dan kelabu yang datang bergantian. Tidak lagi memaki badai yang datang menghampiri pada teriknya siang. Tidak juga menggerutu akan gelap yang memudarkan senja itu.
Aku menikmati apa yang ada dihadapku. Tidak meminta lebih, sebab untuk bisa bernafas saja adalah anugrah yang kusyukuri setiap detiknya.
Kamu, hanya kamu luka yang kusyukuri keberadaannya.
Kamu, menghantam semua pertahananku untuk tetap menjadi waras. Seperti seorang anak kecil yang merajuk saat meminta mainan pada Ibunya. Padahal ia tahu, bahwa orang lain telah mengambil apa yang ia sukai.
Waktuku tak banyak....
Dan bodohnya aku,
Aku ingin menikmatinya bersamamu, luka yang kusyukuri.
Dariku,
Yang mengiba pada semesta agar dipinjamkan waktu yang banyak,
Setidaknya sampai aku mampu,
Melepasmu dengan benar.
Pada tiap rindu yang datang menilik,
Ku katakan maaf telah lancang menyebutmu dalam diamku,
Bila cerita ini harus diulangi sekali lagi,
Tempatku tidak akan berubah,
Dibelakangmu.
Tidak untuk terlihat. Tidak juga harus terjamah.
Aku, tidak membagimu untuk yang lain,
Dalam dunia yang kubentuk, aku menikmatimu dalam diam,
Tanpa tetapi. Tanpa kecuali. Tanpa jeda.
Menyedihkan, bukan?
Karna mencintai, tidak harus dimiliki...
Perjalanan panjang untuk menghentikanku, adalah ketakutan terbesar ku untuk tidak lagi melihatmu.
Benyada Remals "dyzcabz"
Kamu, menguatkan dia untuk melewati hari2 beratnya.
Keberadaanmu adalah ucapan syukur nya, walau tak terjamah.
Bagaimana bisa, keberadaan seseorang begitu berarti untuk orang lain, bahkan tanpa dia sadari?
Hey, kamu.....
Bertahanlah sekuat yang kamu bisa. Tuhan mendengar dan melihat perjuanganmu.
Jangan menyerah ya.
Bila suatu hari nanti, kamu akhirnya pergi.
Aku akan ceritakan untuknya, ada seseorang yang begitu mencintainya. Namanya selalu kamu sebut dalam setiap syafaat yang terlantun perlahan.
Kamu, mencintainya hingga pada akhir harimu dibumi.
Mencintai, tidak selalu harus memiliki.
Karena dalam diampun, namanya tetap cinta kan?
Komentar
Posting Komentar