Langsung ke konten utama

Postingan

Tentang Noke #69

I still miss you, pa. 2 tahun berlalu. Sudah 2 tahun. Tahun ke 2, tanpa papa. Seandainya kehilangan itu semudah membuka toples, mungkin nelangsanya tidak sepanjang ini. Hari ini, 17 mei. Mungkin bagi sebagian orang adalah hari yang patut disyukuri karena pertambahan usia. Mungkin juga hari kelahiran bagi mereka yang menanti. Namun bagi saya, 17 mei adalah hari paling absurd dalam perjalanan hidup saya. Hari yang ingin saya hapuskan dalam kalender hidup saya. Saya kehilangan papa.  Orang yang selalu ada untuk saya. Yang menunggu saya pulang. Yang memaafkan ego saya. Yang mencintai saya dengan keseluruhan saya. Papa pergi tanpa pamit. Papa pergi tanpa pernah bertanya, bagaimana saya.  Sampai detik ini, Saya merindukannya. Saya masih menelpon no.nya. Saya masih tidur dengan kaos papa. Masih dengerin video2 papa. Liat foto2 papa. Sampai detik ini, Kehilangan ini begitu memukul saya. Saya yang tidak pernah menghargai keberadaan papa, karna saya pikir papa akan selamanya tinggal. Ke...

dewa-sa

"Dok tolong adik saya. Tolong dia. Tolong" Dia meletakkan seorang perempuan muda di brankar dengan darah mengalir dari pergelangan tangannya. Bahkan kain yang di ikatpun sudah basah dengan darah.  Berbagai macam cara saya lakukan dan tidak berhasil menghentikan perdarahannya. Rupture Arterinya berat. Akhirnya harus di operasi oleh dokter bedah.  Jam jaga saya selesai 21.00. Saya sedang menunggu Rasta dan Rara, kita janjian mau "nongkrong". Cowo yang tadi histeris menggendong adiknya, berjalan masuk ke arah tempat saya berdiri. "Makasih dok. Makasih." Saya mengangguk.  "Mau pulang dok?"saya mengangguk lagi. Dia berdiri mensejajari saya. Diam. Saya tidak bertanya walaupun ingin dan penasaran. Masalah seberat apa yang bisa membuat adiknya senekat ini. Dia tertawa sumbang, saya menoleh ke arahnya. "Adik saya, jadi simpanan, dok. Ketauan saya, saya gebukin. Biar mampus, ga tau diri. Ngambil suami orang."  ...... saya bergeming.  " Di se...

May

Hi, may. Semoga kamu bisa di jalani dengan menyenangkan. Semoga saya, Bisa selalu mengucapsyukur dalam setiap keadaan. Semoga bumi, Lekas pulih. Semoga Indonesia, Kembali seperti dulu lagi. Semoga Tuhan semesta alam, Yang kamu dan aku imani, Mendengarkan doa dan pinta kita. Entah dengan cara bagaimana kita memintanya. Semoga langit mendengar, apa yang dibisikkan oleh bumi. This too shall pass, non. Pasti. Benyada Remals 'dyzcabz' Diantara seluruh kegamangan yang saya miliki. Yang terbesar adalah kembali pada apa yang saya inginkan.  May... Noke 2 tahun loh.  Bahkan waktu bisa secepat ini, sekalipun menjalaninya tertatih2, namun selalu ada syukur yang naik. Saya sedang tidak ingin menulis.  Membahasakan sesuatu yang menyesakkan rasanya sulit. Sangat sulit. Membuatnya menjadi lelucon, tidak juga meredamkan. Menyapa mei dengan benar, Agar apapun yang terjadi sepanjang mei, Dapat di lewati dengan penuh ucapan syukur. Cerita kita, di bulan mei....  Baru saja akan di mulai...

My FOOLED April

Jadi, tidak ada pasien yang mati karena corona itu sendiri, itu karena ada penyakit penyerta. Makanya, mereka itu matinya karena itu. Bukan corona. Coba di cek, ada yang mati karena corona? Pasien datang dengan gejala covid 19, umur 56 thn, penyakit penyerta DM. Sesak nafas ringan. Kontak dengan pasien positif, iya sepupunya yang sudah dinyatakan sembuh. Rapid +, sedang menunggu di swab, gejala penyakit hari ke 10. 18 jam kemudian perburukan. Saturasi menurun drastis, butuh ventilator. Ini karena DM? Pasien plus, hasil swab keluar hari ke 4 tepat sebelum beliau meninggal, positif covid. Apa iya, pasien DM, bisa mengalami perburukan dengan cepat? Desaturasi o2 dengan cepat? Pernah nanganin pasien DM yang datang dengan sesak, tanpa covid 19. Pernah? Tau gimana prosedurnya? Apa semua orang DM akan meninggal mendadak? Hm? Covid ini, menyerang imun tubuh kita, pada orang2 yang memiliki penyakit penyerta, seperti DM, dia jauh lebih agresif menurunkan imunnya. Dia jauh lebi...

I love you

Saya tidak pernah menyadarinya, hingga hari itu. Omanya sakit. Gerald tidak memberitahu saya. Dia justru mendiamkannya. Hingga mamanya yang menelpon. Saya bergegas ke RS. Gerald sedang tidur di sofa menunggu omanya. Saya masuk tanpa membangunkannya. Oma sedang nonton TV. Kami bercerita tenntang banyaak hal. Hingga dia bangun. Dia cukup terkejut menemukan saya disana. Setelah menemani oma makan malam, saya pamit. "Kenapa lo ga kasih tau kali oma sakit?" "Kamu udah cukup sibuk sama kuliah,yed. Saya ngga mau nambahin lagi." "Kita teman kan?" Dia tertawa. "Teman." ucapnya mengulangi apa yang saya ucapkan. "Ngga usah anterin saya. Saya naik taksi aja. Lo sama oma aja." "Udah ada mama kok. Sini saya anterin." "Gerald, temenin... "Saya ngga mau kamu pulang sendirian. Setelah saya ngerepotin kamu." "Kita temen,rald "Kamu tau, kenapa kita bisa temenan sampe hari ini? Karena saya ngga pernah ma...

Sabtu Sunyi

Cerita tentang Sabtu Sunyi. Yesus, kami sama seperti saat itu. Situasi kami, tidak menentu. Penuh tanya.  Ketakutan melanda kami. Kekhawatiran kadang mempertanyakan iman kami. Sabtu sunyi, Di mana semua orang menanti, Sebuah harapan baru. Di mana semua muridmu berjaga, Juga bersedih, akan kepergianmu, Harapan seolah tak terlihat lagi. Kelam.  Bahkan untuk menatap esok saja, Kami benar2 butuh di kuatkan, Ya Allah. Tuhan Yesus, Keadaan hari ini, tidak sedang baik2 saja. Sebagian dari kami, harus menghadapi hiruk pikuk pasien setiap hari, Belum lagi, keputusan PSBB, membuat sebagian dari kami, kehilangan pencaharian. Kami, tidak tau, berapa lama, Ya Tuhan. Sampai kapan, Ya Allah. Bukankah kebangkitanmu mengalahkan apapun? Bahkan maut? Bukankan karena Engkau Hidup, kami berani menatap esok dengan harapan? Sabtu sunyi ini, Begitu berbeda, Tuhan. Bila biasanya, kami mengadakan beragam acara di gereja. Menyongsong fajar paskah. Namun tahun ini, seolah redup. Kami melewatinya di rumah...

ODP (*mengurung elkhesed)🤣😂🤣😂

ODP. Elkhesed. Saya mau bercerita tentang isolasi mandiri di rumah. Adik saya, Elkhesed. Sabtu, 2 minggu lalu, saya, mama dan eset, pergi ke Indomaret di daerah Pasar Baru. Fyi, selama di berlakukan WFH, kita tidak ada yang keluar rumah. Saya melarang dengan keras mereka beraktivitas di luar rumah, kecuali saya. Setelah pulang dari indomaret, itu kepala saya pusing, demam dan hidung saya tersumbat. Tenggorokkan saya "rasanya" ngga enak. Baiklah. Apa yang saya lakukan? Menenangkan kepanikkan saya sebagai dokter. Kemungkinan2 yang muncul dan segalanya. Saya tidak minum obat flu, tapi saya minum obat penurun demam langsung 2 tablet, lalu vitamin2, imboost dan enervonce. Jeruk nipis hangat tiap pagi. Jus siang hari. Dan, air jahe malamnya. Iya sepanik itu saya. Besoknya, saya kembali fit, tanpa keluhan. Sama sekali. Minggu siangnya, giliran eset yang merasa flu, demam. Batuk? Belum. Sama seperti saya, saya tidak memberikan obat flu, hanya obat demam. Ketika hari ke 2...