Langsung ke konten utama

I love you

Saya tidak pernah menyadarinya, hingga hari itu.

Omanya sakit. Gerald tidak memberitahu saya. Dia justru mendiamkannya. Hingga mamanya yang menelpon.

Saya bergegas ke RS. Gerald sedang tidur di sofa menunggu omanya. Saya masuk tanpa membangunkannya. Oma sedang nonton TV. Kami bercerita tenntang banyaak hal.

Hingga dia bangun. Dia cukup terkejut menemukan saya disana. Setelah menemani oma makan malam, saya pamit.

"Kenapa lo ga kasih tau kali oma sakit?"
"Kamu udah cukup sibuk sama kuliah,yed. Saya ngga mau nambahin lagi."
"Kita teman kan?"
Dia tertawa. "Teman." ucapnya mengulangi apa yang saya ucapkan.

"Ngga usah anterin saya. Saya naik taksi aja. Lo sama oma aja."
"Udah ada mama kok. Sini saya anterin."
"Gerald, temenin...
"Saya ngga mau kamu pulang sendirian. Setelah saya ngerepotin kamu."
"Kita temen,rald
"Kamu tau, kenapa kita bisa temenan sampe hari ini? Karena saya ngga pernah mau merepotkan kamu. Dan sebaiknya kita begitu terus, supaya temenan ini ngga akan berubah."
Saya diam.

Setelah kalimat terakhirnya tadi. Tidak ada percakapan apapun. Diam. Sunyi.

Selama ini, saya adalah manusia yang paling merepotkan dia. Pernah dia merepotkan saya? Ngga. Ngga pernah. Dia selalu mau direpotkan oleh saya. Tolong ini, itu, anterin ini, itu, temenin kesana, kesini, ambilin itu, itu. Semua hal, selalu saya yang merepotkan.

"Rald... Kalo kamu mau, minta tolong temenin oma di RS, bilang aja."
"Ngga, makasih."
"Kita temenan rald"
"Karna maunya kamu, kita temenan. Supaya boleh dekat dengan kamu, saya mau temenan."
Saya diam.

"Kalo saya ngerepotin kamu, saya bisa menyalah artikan pertemanan kita."
"Tapi saya selama ini ngerepotin kamu."
"Karena saya suka kamu repotin. Saya mau kamu repotin."
"Lalu kenapa kamu ngga bolehin saya repot untuk kamu?"
"Karna saya ngga mau kamu tau kalo saya cinta sama kamu."

.....saya ngga mau jadi ketergantungan dengan kamu. Keberadaan kamu menjadi candu yang sulit saya matikan. Karena saya tau, yed....bagimu saya haanya seorang teman.

"Singgah bentar di sate sabang."
"Kamu mau makan?"
"Kamu. Kamu belom makan."
"Saya ngga lapar."
"Kamu cukup diam ajja, saya suapin. Ngerti?"
"Yed, saya..."
"Saya ngga suka dibantah."

Selesai makan. Kita mampir ke indonaret, membeli roti sobek cooklat dan beberapa jajanan.

"Jangan lupa makan. Sarapan pagi. Besok abis kuliah saya ke oma ya."
"Kamu,ngga...

Dan saya mencium dia. Tepat pada bibirnya. Mendiamkan argumennya.

"Saya mau kamu repotin. Kamu adalah pengecualian yang saya inginkan. Diantara sekian banyak cowo ambon yang saya hindari, kamu satu2nya yang saya inginkan untuk tinggal, gerald. Kamu."

"Saya ngga mau pacaran. Saya maunya nikah."
Saya tertawa mendengarnya.
"Bicaranya besok aja ya. Pulang gih, udah malam."
"Ciuman tadi, artinya?"
"Gerald, perlu ditabok deh kayaknya."
"Kamu pacar saya kan?"
"Oh bukannya calon istri?"
Kita tertawa.

Dia turun dari mobil mengantar saya tepat sampai didepan rumah.

"I love you, non."
"I know."
"Setelah bertahune ya, baru sadar."
Saya mencubitnya.


Kangen kamu.

____________________________________________


Ini bukan untuk seseorang. Jadi jangan menerka. Jangan ge-er.
Hanya saja, namamu yang aku pakai dalam sebuah cerpan lama yang belum ku taruh di blog.

Dan.... iya,
Aku kangen situasi ini. Bukan orangnya.

Situasi di mana, aku tidak menyadari kebaikkan Tuhan, mengabaikannya. Namun, kebaikkan itu tetap menemaniku. Hingga suatu hari, aku bosan. Lalu, aku memintanya pergi.

Mungkin sagie memang gitu ya?

_____________________________________________

Diantara ke-hectican dan kejenuhan menghadapi wabah ini.

Pulang ke rumah setelah bertugas adalah kemewahan yang sulit di tolak.

Namun, sebagian saya, merasa kosong, saat melihat orang lain, di jemput oleh kekasih hatinya.

Anehnya, ketika saya memikirkan untuk menghadirkan seseorang,
Sesuatu dalam hati saya bergumam, "bukankah kesendirian adalah kemewahan nyed?"

Saya tersenyum dan menggeleng.

Ngga, saya belum siap. Saya bener2 belum siap untuk kembali dalam sebuah komitmen. Mungkin saya merindukan moment2 dimana seseorang selalu ada untuk saya.

Namun, jauh lebih dalam, saya menyadari, keegoisan saya membuat cinta itu terasa menakutkan.

Komitmen, bukan sebuah ungkapan murahan, I love you and will you stay with me. Bukan. Bagi saya, tidak pernah sesederhana itu. Bagi saya, komitmen adalah sebuah janji. Dan, janji harus di pegang dengan benar.

Bila dalam perjalanannya, salah satu dari kita, tidak mampu lagi saling menerima, saling menyamankan, bukankah komitmen akan terasa begitu hambar?

Jangan mengikat terlalu keras, karna dia yang ingin pergi, selalu punya alasan untuk pergi. Sehebat apapun, kita mencoba bertahan, bila salah satu tersakiti, itu bukan cinta. Itu obsesi.
______________________________________________


Saya masih sendiri. Bukan karena tidak ada yang cocok. Bukan juga karena kesibukan yang saya ada-adain.

Saya sedang belajar membenahi sisi lain saya. Bukan yang hilang itu. Namun, sisi di mana ego saya, selalu menomor satukan ingin saya.

Saya masih sendiri. Karna saya menginginkan hal itu.

Bila suatu hari, saya berdua, saya ingin berkomitmen dengan benar. Saya mau mencintai dengan benar.

Karna, saya adalah manusia yang cepat bosan. Dan, berdiam pada satu titik di mana kejutannya telah lenyap. Kadang membuat saya lelah dan memutuskan untuk beranjak.

Atau, bisa saja, saya menemukan dunia di mana saya begitu tenggelam di dalamnya, hingga saya lupa, ada seseorang yang menunggu di luar sana
.

I LOVE YOU.

Tidak pernah sesederhana itu dalam sudut pandang saya.

Entahlah, mungkin saja, saya terlalu memperumit segala hal dengan logika saya.


Benyada Remals "dyzcabz"

Karna dalam mencintai, cinta saja tidak pernah cukup. Untuk menikah, cinta bisa jadi alasan yang baik, namun untuk pernikahan, cinta bukan satu2nya alasan untuk bertahan.

Karna dalam mencintai, cinta saja tidak pernah cukup. Saya suka sekali kalimat ini, entah di mana ya bacanya, kalo ngga salah di salah satu novelnya Mira W. Lupa judulnya apa. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...