Langsung ke konten utama

cerita di ujung senja september

Melihat begitu banyak kehilangan di depan mata,

Saya harus bersyukur karena Yesus menjaga kami.

I dont know why. This morning, i feel so low.


Lepas jaga. Lalu, semalam ada 3 pasien plus. Papa, mama, opa, oma, adik, kakanya menjerit histeris. Saya bahkan tidak sanggup melihatnya. Bukan, saya tidak kuat melihatnya.

Dan pagi ini, berjalan menuju ruang dekon untuk ganti. Mata saya terasa panas. Bersamaan dengan keringat yang mengucur deras. Airmata saya luruh didalamnya.

Hati saya ikut berdenyut nyeri mendengar kehilangan demi kehilangan.

Yesus,

Terima kasih sudah menjaga mama, amor, eset di saat saya tidak bisa bersama mereka di rumah.

Terima kasih bahwa saya selalu bisa memeluk mereka, setiap kali saya pulang ke rumah.

Terima kasih, karena mereka selalu menyambut saya dengan kangen. Terutama mama. Kasih mama, umur panjang ya, Yesus. Biar saya mampu membahagiakan mama, hal belum sempat saya lakukan untuk papa.

Terima kasih, Engkau, menaruh saya dalam sebuah keluarga yang menyenangkan. Keluarga yang selalu ada untuk saya. Kami beradu argumen, saling mendiamkan, saling marah, namun tidak pernah sedikit saya merasa ditinggalkan.

Bagi saya, berkat terbesar saya adalah mereka berenam. Papa, mama, goel, amor , eset dan astrid.

Terima kasih, Yesus. Terima kasih.

Jaga mereka selalu. Lindungi mereka, Yesus.

Setiap kali, saya berhasil melewati jaga dengan baik, saya tau...

Di rumah, ibu saya, Sinsi, tidak pernah berhenti memeluk saya dengan doanya.

Satu hal yang saya tau dengan benar,

Semua orang mungkin meremehkan apa yang saya lakukan,

Namun, Sinsi, adalah orang yang senantiasa menyebut nama saya didalam doanya.

Saya, diberkati karena kehadiran beliau dalam hidup saya.

Saya tau, saya tidak bisa memilih dilahirkan oleh ibu seperti apa,

Namun, noke memilihnya dengan tepat.

Dan, Yesus mempertemukan mereka dengan ajaib.

Lalu, kami hadir, menikmati setiap detik yang berlalu dengan kehadiran sinsi dan noke.

Dalam waktu yang berlalu dan seiring waktu yang berjalan,

Tidak ada satu penyesalan yang tersebut untuk mereka yang saya hormati.

Terima kasih, Yesus.

Untuk keluarga yang Tuhan hadirkan.

Mereka membuat saya merasa begitu sempurna sebagai manusia.

Mereka membentuk saya, dengan kasih sayang juga pengajaran2 tentang hidup.

Ayah ibu saya,

Menguatkan setiap sisi lemah saya.

Menyelaraskan makna hidup yang harus saya jalani.

Menyeimbangkan logika dan emosi.

Menanamkan iman dan pengharapan.

Menumbuhkan percaya bahwa segala sesuatu di bawah langit ada waktu Tuhan.

Memberi pilihan2 hidup, namun tidak menggurui.

Saya belajar hidup dari Sinsi dan Noke.

Bahwa, segala sesuatu harus di mulai dengan mengucap syukur.

Kalo noke bilang, mengucap syukurlah senantiasa, baik waktu sukacitamu, baik waktu dukacitamu. Sebab, apa yang kamu alami dalam penantian akan kedatangan Tuhanmu, tidaklah sia2. Kamu menggumuli hidupmu dengan Tuhan yang hidup. Hingga didalam hidupmu, DIA merahmati kamu berpikir dengan baik, bertindak dengan benar, hingga hidupmu menjadi berkat bagi sesamamu. Semua yang kamu lakukan, lakukanlah untuk DIA.

Papa, i miss you. Bulan ke 28, hari ke 852, tanpa papa. Tanpa mendengar suara papa. Tanpa obrolan dengan papa.

Tuhan Yesus, makasih ya.

Untuk semua hal yang Tuhan ijinkan terjadi dan saya berhasil menyikapinya dengan baik,

Terima kasih ya.

Untuk semua hal yang merobek hati, memendam amarah hingga meredupkan maaf, namun saya mampu memahami dengan bijak.Terima kasih ya.

Terima kasih untuk hikmat yang Yesus berikan, hingga saya bisa tetap tertawa sekalipun hal terasa berat untuk

Sejauh yang saya tau, saya selalu ingin menjadi seperti Sinsi.

Sejauh yang saya mau, saya selalu rindu papa melihat semua keberhasilan saya.

Semampu yang saya lakukan,

Saya hanya ingin menjadi berharga di mata Tuhan.


Benyada Remals "dyzcabz"

Dari aku,
Yang selalu mengucapsyukur setiap kali aku mengingatmu.

Kalian adalah berkat yang aku sebutkan pertama pada setiap doa yang terlantun untuk Yesus.

Komentar

  1. Amin. Saya ikut mendoakan ibu Pdt Sien diberi kesehatan dan umur panjang hingga bisa mengantar ke3 anaknya masuk ke rumah tangganya masing-masing dan hidup bahagia bersama anak cucu mantu nya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...