Melihat begitu banyak kehilangan di depan mata,
Saya harus bersyukur karena Yesus menjaga kami.
I dont know why. This morning, i feel so low.
Lepas jaga. Lalu, semalam ada 3 pasien plus. Papa, mama, opa, oma, adik, kakanya menjerit histeris. Saya bahkan tidak sanggup melihatnya. Bukan, saya tidak kuat melihatnya.
Dan pagi ini, berjalan menuju ruang dekon untuk ganti. Mata saya terasa panas. Bersamaan dengan keringat yang mengucur deras. Airmata saya luruh didalamnya.
Hati saya ikut berdenyut nyeri mendengar kehilangan demi kehilangan.
Yesus,
Terima kasih sudah menjaga mama, amor, eset di saat saya tidak bisa bersama mereka di rumah.
Terima kasih bahwa saya selalu bisa memeluk mereka, setiap kali saya pulang ke rumah.
Terima kasih, karena mereka selalu menyambut saya dengan kangen. Terutama mama. Kasih mama, umur panjang ya, Yesus. Biar saya mampu membahagiakan mama, hal belum sempat saya lakukan untuk papa.
Terima kasih, Engkau, menaruh saya dalam sebuah keluarga yang menyenangkan. Keluarga yang selalu ada untuk saya. Kami beradu argumen, saling mendiamkan, saling marah, namun tidak pernah sedikit saya merasa ditinggalkan.
Bagi saya, berkat terbesar saya adalah mereka berenam. Papa, mama, goel, amor , eset dan astrid.
Terima kasih, Yesus. Terima kasih.
Jaga mereka selalu. Lindungi mereka, Yesus.
Setiap kali, saya berhasil melewati jaga dengan baik, saya tau...
Di rumah, ibu saya, Sinsi, tidak pernah berhenti memeluk saya dengan doanya.
Satu hal yang saya tau dengan benar,
Semua orang mungkin meremehkan apa yang saya lakukan,
Namun, Sinsi, adalah orang yang senantiasa menyebut nama saya didalam doanya.
Saya, diberkati karena kehadiran beliau dalam hidup saya.
Saya tau, saya tidak bisa memilih dilahirkan oleh ibu seperti apa,
Namun, noke memilihnya dengan tepat.
Dan, Yesus mempertemukan mereka dengan ajaib.
Lalu, kami hadir, menikmati setiap detik yang berlalu dengan kehadiran sinsi dan noke.
Dalam waktu yang berlalu dan seiring waktu yang berjalan,
Tidak ada satu penyesalan yang tersebut untuk mereka yang saya hormati.
Terima kasih, Yesus.
Untuk keluarga yang Tuhan hadirkan.
Mereka membuat saya merasa begitu sempurna sebagai manusia.
Mereka membentuk saya, dengan kasih sayang juga pengajaran2 tentang hidup.
Ayah ibu saya,
Menguatkan setiap sisi lemah saya.
Menyelaraskan makna hidup yang harus saya jalani.
Menyeimbangkan logika dan emosi.
Menanamkan iman dan pengharapan.
Menumbuhkan percaya bahwa segala sesuatu di bawah langit ada waktu Tuhan.
Memberi pilihan2 hidup, namun tidak menggurui.
Saya belajar hidup dari Sinsi dan Noke.
Bahwa, segala sesuatu harus di mulai dengan mengucap syukur.
Kalo noke bilang, mengucap syukurlah senantiasa, baik waktu sukacitamu, baik waktu dukacitamu. Sebab, apa yang kamu alami dalam penantian akan kedatangan Tuhanmu, tidaklah sia2. Kamu menggumuli hidupmu dengan Tuhan yang hidup. Hingga didalam hidupmu, DIA merahmati kamu berpikir dengan baik, bertindak dengan benar, hingga hidupmu menjadi berkat bagi sesamamu. Semua yang kamu lakukan, lakukanlah untuk DIA.
Papa, i miss you. Bulan ke 28, hari ke 852, tanpa papa. Tanpa mendengar suara papa. Tanpa obrolan dengan papa.
Tuhan Yesus, makasih ya.
Untuk semua hal yang Tuhan ijinkan terjadi dan saya berhasil menyikapinya dengan baik,
Terima kasih ya.
Untuk semua hal yang merobek hati, memendam amarah hingga meredupkan maaf, namun saya mampu memahami dengan bijak.Terima kasih ya.
Terima kasih untuk hikmat yang Yesus berikan, hingga saya bisa tetap tertawa sekalipun hal terasa berat untuk
Sejauh yang saya tau, saya selalu ingin menjadi seperti Sinsi.
Sejauh yang saya mau, saya selalu rindu papa melihat semua keberhasilan saya.
Semampu yang saya lakukan,
Saya hanya ingin menjadi berharga di mata Tuhan.
Benyada Remals "dyzcabz"
Saya harus bersyukur karena Yesus menjaga kami.
I dont know why. This morning, i feel so low.
Lepas jaga. Lalu, semalam ada 3 pasien plus. Papa, mama, opa, oma, adik, kakanya menjerit histeris. Saya bahkan tidak sanggup melihatnya. Bukan, saya tidak kuat melihatnya.
Dan pagi ini, berjalan menuju ruang dekon untuk ganti. Mata saya terasa panas. Bersamaan dengan keringat yang mengucur deras. Airmata saya luruh didalamnya.
Hati saya ikut berdenyut nyeri mendengar kehilangan demi kehilangan.
Yesus,
Terima kasih sudah menjaga mama, amor, eset di saat saya tidak bisa bersama mereka di rumah.
Terima kasih bahwa saya selalu bisa memeluk mereka, setiap kali saya pulang ke rumah.
Terima kasih, karena mereka selalu menyambut saya dengan kangen. Terutama mama. Kasih mama, umur panjang ya, Yesus. Biar saya mampu membahagiakan mama, hal belum sempat saya lakukan untuk papa.
Terima kasih, Engkau, menaruh saya dalam sebuah keluarga yang menyenangkan. Keluarga yang selalu ada untuk saya. Kami beradu argumen, saling mendiamkan, saling marah, namun tidak pernah sedikit saya merasa ditinggalkan.
Bagi saya, berkat terbesar saya adalah mereka berenam. Papa, mama, goel, amor , eset dan astrid.
Terima kasih, Yesus. Terima kasih.
Jaga mereka selalu. Lindungi mereka, Yesus.
Setiap kali, saya berhasil melewati jaga dengan baik, saya tau...
Di rumah, ibu saya, Sinsi, tidak pernah berhenti memeluk saya dengan doanya.
Satu hal yang saya tau dengan benar,
Semua orang mungkin meremehkan apa yang saya lakukan,
Namun, Sinsi, adalah orang yang senantiasa menyebut nama saya didalam doanya.
Saya, diberkati karena kehadiran beliau dalam hidup saya.
Saya tau, saya tidak bisa memilih dilahirkan oleh ibu seperti apa,
Namun, noke memilihnya dengan tepat.
Dan, Yesus mempertemukan mereka dengan ajaib.
Lalu, kami hadir, menikmati setiap detik yang berlalu dengan kehadiran sinsi dan noke.
Dalam waktu yang berlalu dan seiring waktu yang berjalan,
Tidak ada satu penyesalan yang tersebut untuk mereka yang saya hormati.
Terima kasih, Yesus.
Untuk keluarga yang Tuhan hadirkan.
Mereka membuat saya merasa begitu sempurna sebagai manusia.
Mereka membentuk saya, dengan kasih sayang juga pengajaran2 tentang hidup.
Ayah ibu saya,
Menguatkan setiap sisi lemah saya.
Menyelaraskan makna hidup yang harus saya jalani.
Menyeimbangkan logika dan emosi.
Menanamkan iman dan pengharapan.
Menumbuhkan percaya bahwa segala sesuatu di bawah langit ada waktu Tuhan.
Memberi pilihan2 hidup, namun tidak menggurui.
Saya belajar hidup dari Sinsi dan Noke.
Bahwa, segala sesuatu harus di mulai dengan mengucap syukur.
Kalo noke bilang, mengucap syukurlah senantiasa, baik waktu sukacitamu, baik waktu dukacitamu. Sebab, apa yang kamu alami dalam penantian akan kedatangan Tuhanmu, tidaklah sia2. Kamu menggumuli hidupmu dengan Tuhan yang hidup. Hingga didalam hidupmu, DIA merahmati kamu berpikir dengan baik, bertindak dengan benar, hingga hidupmu menjadi berkat bagi sesamamu. Semua yang kamu lakukan, lakukanlah untuk DIA.
Papa, i miss you. Bulan ke 28, hari ke 852, tanpa papa. Tanpa mendengar suara papa. Tanpa obrolan dengan papa.
Tuhan Yesus, makasih ya.
Untuk semua hal yang Tuhan ijinkan terjadi dan saya berhasil menyikapinya dengan baik,
Terima kasih ya.
Untuk semua hal yang merobek hati, memendam amarah hingga meredupkan maaf, namun saya mampu memahami dengan bijak.Terima kasih ya.
Terima kasih untuk hikmat yang Yesus berikan, hingga saya bisa tetap tertawa sekalipun hal terasa berat untuk
Sejauh yang saya tau, saya selalu ingin menjadi seperti Sinsi.
Sejauh yang saya mau, saya selalu rindu papa melihat semua keberhasilan saya.
Semampu yang saya lakukan,
Saya hanya ingin menjadi berharga di mata Tuhan.
Benyada Remals "dyzcabz"
Dari aku,
Yang selalu mengucapsyukur setiap kali aku mengingatmu.
Kalian adalah berkat yang aku sebutkan pertama pada setiap doa yang terlantun untuk Yesus.
Amin. Saya ikut mendoakan ibu Pdt Sien diberi kesehatan dan umur panjang hingga bisa mengantar ke3 anaknya masuk ke rumah tangganya masing-masing dan hidup bahagia bersama anak cucu mantu nya.
BalasHapus