Langsung ke konten utama

Tentang Noke #75


Papa,
Kaka kangen. Pengen cerita banyak sama papanya.
Benyada kecilnya papa rindu, pa.

Dia mau bilang dia capek, pa. Dia mau kasih tau papa, kalo dia takut pa. Dia, mau bilang banyak hal, papa. 

Dan, subuh ini... dia ngga tau mau nulis apa. 
Dia, hanya mau papa peluk, pa. Sesederhana itu aja, pa.

Karna papa mengerti dia. Papa, ada disaat yang lain pergi. Papa, memahami, disaat yang lain menjauh. 

Dia, mau, papa, pa.

Papa, temanin saya kan? Papa liat saya dari sana kan? Papa, jaga saya'kan, pa?


benyada remals 'dyzcabz'


Ketakutan saya tentang kehilangan papa,
Bukan hanya kehilangan sosok seorang ayah,
Namun, orang yang menjadi "tong sampah"nya saya.

Tempat saya marah, nangis, ngeluh, manja, cengeng, tanpa harus takut menjadi saya.

Laki2 tua itu, menerima saya sebagaimana adanya saya. Memeluk saya, disaat saya meragukan diri saya. Menegakkan kepala saya untuk menghadapi hidup. 

Karna itu, saya tau, dengan papa, saya tidak akan kalah. Karna keyakinan papa membuat saya percaya, bahwa saya mampu. 

Dan, saya kehilangan keberanian saya saat melihat noke tertidur selamanya. 

Dan, saya kehilangan percaya diri saya, saat melihat papa pergi selamanya.

Saya. Separuh saya, luruh bersama dia yang menjadi abu.


8 tahun lalu,

Pasien pertama saya meninggal ketika saya PTT.

Malam itu, saya tidak bisa tidur sama sekali. Di sorong sudah jam 4 pagi. Saya berjalan ke tempat sinyal, subuh loh itu. Saya berjalan sendiri kesana dan menelpon papa.

Saya menangis ke papa. Papa mendengarkan semua racauan saya. Saya memaki ketololan saya. Rasa bersalah saya. Saya menumpahkan semua kesedihan saya untuk papa. Setelah selesai....

Papa papa mau bilang begini untuk nona, dokter bukan Tuhan. Nona boleh menguasai semua ilmu yang nona punya, tapi kalau nona tidak mengandalkan Yesus, nona tidak akan pernah hidup untuk menghidupkan orang lain. 

Dengar papa bilang, satu pasien yang meninggal ini, adalah pelajaran berharga. Dalam melayani orang, nona harus mengangkat hati pada Yesus. Yesus memakai Nona, untuk menolong orang lain, bukan karena nona punya pintar. Tapi, karena Yesus yang mengaruniakan kepandaian untuk Nona. Melayani bukan untuk kehebatan Nona, tapi untuk kemuliaan Yesus yang mengutus Nona ketempat itu.

Jadi, hapus airmata, ini sudah pagi. Nona pulang tidur, besok harus melayani kan? Papa berdoa dengan nona ya? 


Karna Yesus. Untuk Yesus. 

Kenapa Yesus, minjamin papa cuman sebentar, pa?
Kenapa ngga boleh kayak orang lain?
Kenapa ngga bisa lebih lama dikit?

Papa, baik2 disana ya. 😘😔

Papa ngga mau tanya, saya baik2 ngga disini?
Ngga mau tanya, kenapa saya blom tidur?
Ngga mau tau, apa yang buat anaknya papa begitu gelisah?

Apa, saya begitu merepotkan ya, pa? 

Maaf ya, pa. Bahkan ketika papa tidak ada lagi disini, saya tetap aja merepotkan papa. Tetap aja cengeng nyariin papa. 

Kalo kita ketemu lagi, nanti,
Papa harus sehat-sehat terus ya. Biar kita bisa bareng terus. Biar saya bisa ngerepotin papa terus. Biar, saya bisa nemuin papa terus, setiap kali saya pulang ke rumah.

Hidup tidak selalu baik2 saja, pa. 

Saya berkuat dengan semua yang punya untuk tidak menjadi cengeng lagi. Namun, pada beberapa cerita yang saya jalani, hati saya tidak bohong kalo saya rindu papa disini. 

Saya, maunya papa ada. 😔💔

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...