Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

keberagaman

Saya dan keberagaman. Beberapa hari belakangan saya cukup "jengah" karna twitterland ribut tentang logo pelangi pada brand ternama yang sudah puluhan tahun. Unilever. Sebagian dari mereka membunyikan usul pemboikotan. Sebagian lagi cuek dan ada yang membela. Come on, dude. Apa iya pemikiran kita sesempit itu? Apa iya LGBT selalu di lambangkan dengan pelangi? Apa iya kalo berwarna pelangi pasti mendukung LGBT. Okeh, make it clear ya... Saya mendukung LGBT? Tidak. Okey? Saya menghargai hak untuk tetap hidup yang mereka miliki sebagai manusia. Saya boleh tidak sepaham dengan mereka, tapi saya tidak boleh memaksakan kehendak saya secara brutal dan memaksa orang lain mengikuti alur berpikir saya. Paham ya? Saya menghargai keberagaman. Pelangi? Hal yang menakjubkan, warna yang berbeda berpadu padan menjadi keindahan. Ada yang ngga suka liat pelangi? Kamu, menyumpahi, merutuki, menghina, memaki LGBT, apa kamu tau, cerita kenapa mereka seperti itu? Memang bener,...

Maaf ya, Tuhan Yesus🙏

Sore ini, saya duduk dengan mama. Di dalam rumah ya. Bukan di 'kang bakso langganan kita. Ngga juga di Bakmi GM. Ngga juga di food courtnya mall. Di rumah aja. Mama membicarakan tentang Pemilihan PHMJ yang akan berlangsung beberapa hari lagi. Banyak yang bersaing untuk duduk di dalamnya, kenapa? Karna uangnya udah banyak. Udah banyak. Beda ketika mama baru pertama masuk. (*udahlah ya ngga perlu di sebut berapa) Mama bercerita panjang lebar tentang beberapa orang yang datang pada mama dengan rancangan2 mereka. Ada juga yang datang membawa skenario mereka. Ada yang mengajukan calon2nya. Gini ya... di dalam rumahnya Bapak Ihalauw ini, kami dibiasakan untuk diskusi tentang apa aja. Jadi, mama mengajukan beberapa nama untuk saya dan saya memberikan pendapat sesuai dengan kapasitas saya. Apa yang saya tau berdasarkan apa yang terjadi dan mama pernah cerita. Juga berdasar pada persinggungan sengaja maupun tidak orang itu dengan saya. Walaupun akhirnya, mama bilang biarlah, Tuhan Y...

salah satu hari di 2019 #latepost

Rasta menyulut batang rokok terakhirnya ketika Donut tiba-tiba menjatuhkan badannya disebelahnya. Taman Suropati. 23.30 (* oktober 2019) semoga nda salah.... Beberapa pemusik mengadakan live music a.k.a jamming di sini. Menonton musisi jalanan yang suaranya tidak kalah bagusnya dengan si profesional sungguh kemewahan yang sulit diabaikan. Ada amin?  Dan kami terbiasa menikmati malam dengan cara seperti ini.    Rasta mencolek Donut, "kenapa lo?"  Donut : capek bagiin undangan. Kita serentak menoleh kearahnya. Serempak. Hhahhahahahahhaaa....  Saya : undangan ulang tahun? Donut menatap nanar ke arah saya, "nikah, njing!"  Saya menatapnya ngeri dan kaget. Ya iyalah kaget dong, saya mengenalnya dengan baik dan dalam 8 bulan terakhir ini tidak ada sama sekali cowo yang deketin dia. Dia pun tidak sedang flirting dengan siapapun. Lalu kenapa tiba-tiba bisa dia bagiin undangan. Cipta membelokkan duduknya dan menaruh kopinya. Dia menghadap donut yang masi...

Karna kita orang dewasa

Karna kita orang dewasa. Menanggapi rengekkan manja anak dengan agresif tidak menyelesaikan masalah. Iyakan? Memendamkan bahkan mengabaikannya juga tidak menghasilkan apapun, bener ya? Karna kita orang dewasa. Seharusnya, kita menjadi lebih ngayomi, ngangoni, ngalah, mengerti dan memahami perasaan mereka. Apalagi ketika kita sudah menghadiahkan trauma yang mendalam atas keegoisan kita. Anak bukan boneka. Mereka bertumbuh dalam ruang lingkup yang kita cipta dan contohkan. Bagaimana karakternya terbentuk? Mengikuti pola asuh kita. Mengikuti apa yang kita perlihatkan di hadapannya. Mau jadi sebrengsek apapun anak, sebagai orang tua, kamulah panutannya. Mau sebebal apapun anak, sebagai orang dewasa, kamulah penuntunnya. Bila dia kehilangan arahnya, temukan dia. Bawalah dia pulang dengan cara yang benar. Bukan memarahi, menjauh dan memperlakukannya sebagai musuh. Ada saatnya, kita duduk sebagai orang yang sama2 dewasa. Untuk berbicara berbagai hal. Namun, anak selamanya...

saya dan hari itu.

Beberapa malam lalu, badan saya begitu lelah. Capek. Remuk rasanya. Pake hazmat hampir 12 jam. Hupffff... Saya berdiri kelelahan di depan ugd, menunggu jemputan. Rasanya ngga sanggup harus naik KRL lagi bahkan nyetir pun rasanya ngga mampu. Saat saya berdiri di depan UGD, ambulance terus berdatangan membawa pasien baru. This is normal? Hanya beberapa hari dalam sebulan biasanya serame ini. Namun, 3 bulan ini, setiap hari kami seperti berperang melawan covid bangsat ini. Setiap hari ada saja perawat, dokter, lab, ob, admin yang harus off dulu karna menjadi pdp bahkan positif. Capek rasanya. Capek. Aseli, malam itu saya berdiri di UGD, untuk pertama kalinya, sepanjang 10 tahun saya menjadi dokter, saya merasa begitu lelah berada di rumah sakit. Saya tau, ini pekerjaan saya. Saya sangat mencintai pekerjaan ini. Namun, hari itu saya bener2 merasa lelah. Lelah, badan sakit, maag pedes rasanya, kepala nyut2an, paha sampai kaki kesemutan. Sebelum pulang kami wajib mandi di RS. Waji...

Tentang Kami (*yang menua dengan masalah)

You are missing from me, dad. Always. 3 bulan lalu, di suatu malam yang tidak menyenangkan, saya dan Rasta mengantar Rara pulang. Kita baru aja pulang nongkrong dan menemani Rara pulang ke rumahnya. Rumah abahnya.  Ketika kami sampai di depan pagar, Abah sudah menunggu. Mamanya juga.  Abah menyambut Rara dengan sapaan khas mereka. Rara memeluk Abah dan menangis.  Saya? Memalingkan wajah, menyembunyikan airmata saya.  Rasta : nyed, jalan balik? Saya menoleh menatap Rasta, mengangguk. Namun, mama dan abah menahan kami.  Abah menjabat tangan saya dan memeluk saya. "Anak abah udah gede. Udah lupa dia sama soto mie sama kupat tahu ya?"  Saya merangkulnya dan tertawa. " Ngga bah. Mana ada yang nandingin. Ya kan mah?" ucap saya sambil memeluk mamanya.  "YA, Allah, dijah (*maap ini panggilan sayang saya disini), kamu beda banget puan. Manis sangat." Abah mendahului kami ke dalam dan mengeluarkan makanan. Ehm, di rumah rara, kalo di siapin harus di makan. Harus...

Tentang Noke #70

Kenapa profil pic lo masih noke sih? Udah 2 tahun loh. Ada yang belum selesai dengan saya. Ada yang belum kembali pada saya. Sampai hari, Di mana saya menemukan saya, Di hari itu, Saya akan mengganti foto papa. Sampai berapa lama? Entah. Orang mungkin akan berprasangka lain tentang foto noke yang menjadi profil pic saya, pada hampir semua media sosial saya. Namun, saya tidak peduli. Saya masih berduka. Saya kehilangan selamanya. Saya pulang tanpa pernah kembali pada "rumah" saya. Bila saja, ah. Mungkin nanti, hm. Nanti, Benyada Remals "dyzcabz"

orang baik

" Orang baik" Hanya karna dia "orang baik", Tidak lantas perbuatan salahnya di toleransi kan? Hanya karna kamu mengenalnya "baik" Lalu, salahnya dianggap sebuah kekhilafan? Kalo dia orang baik, dia pasti tau, Apa yang benar dan tidak. Dia pasti memahami apa resiko yang harus di tanggung. Kalo dia tau, tapi dia tetap melakukannya. Apa iya, dia "sebaik" itu? Manusia tempatnya salah, khilaf, keliru. (*sepakat) Kalau kamu sudah berpikir berulang kali, bahkan tau bahwa hal itu salah, lalu kamu tetap melakukannya dengan sengaja, itu bukan khilaf, itu niat. Jadi, jangan di bilang orang baik. Walaupun yang baik belum tentu benar. Karna itu saya lebih suka kata "benar". Benar sudah pasti baik, karna tidak ada yang berlindung atau di lindungi. Benyada Remals "dyzcabz" #myrandomthought