Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2019

Another story about this blog.(huufffpphhh....)

  "usi sin, kita baca ceritanya usi dan bung, di blognya." Saya mendengar salah satu pendeta berkata itu pada mama, diacara Pengucapan Syukur 34 tahn melayani. Saya menjauh dan berpura-pura tidak tahu, dengan BLOG yang dimaksud. Mama tersenyum dengan muka bertanya. "bagus ya, aduh aku sampe terharu bacanya. Amor ya, yang nulis?" tanya ibu pendeta itu sambil menoleh pada Amor yang sedang makan. Amor menggeleng. "Blog apa ya?" tanya Mama akhirnya setelah lama, mungkin mama mikir kali ya. Siapa coba yang punya BLOG. I've told you, BLOG ini rahasia. DUNIA SAYA. Ibu pendeta ini terlibat obrolan lain dengan majelis jemaat yang duduk disamping mama. Mama, bercerita dengan pendeta yang lain. Saya? Duduk diam dan mengamati dengan bosan. Saya tidak suka pesta. Sangat menghindari keramaian. "Kak Sin, aku baru tau loh, kalo Bung Noke itu meninggalnya dalam posisi berdoa ya? Aduh, Bung Noke memang hebat betul. Betul-betul manis...

Tentang Noke #45

  Thats surprise me. Anyway Thanks! Saya tidak pernah menyangka akan ada banyak orang yang membaca tulisan "Tentang NOKE" Thats my privacy about my dad. Yang saya tulis di BLOG PRIBADI saya. Hanya saja, saya cukup terkejut ketika menemukan seseorang jemaat yang entah dari GPIB mana, Datang pada saya ketika saya menemui mama di BALI, tempat PST GPIB. Ibu itu menjabat erat tangan saya lalu merangkul saya. Otak saya berputar demikian keras untuk menemukan wajahnya, saya pernah kenal? Saya pernah ketemu? Anggota jemaat papa? Mama? Thats bad, otak saya tidak begitu bagus dalam mengingat nama dan wajah orang. Namun kalimat yang meluncur dari Ibu ini justru mengejangkan saya. "Tulisannya bagus." Saya menatapnya dengan penuh tanya. Tentu saja saya tidak menyangka dia membaca NOTE-NOTE tolol bin bodoh yang saya tulis. Dan saya tidak berharap ada yang membacanya. Well, setiap habis mempostkan sesuatu note, saya jarang mengeceknya. Saya juga ...

Ada AKU disini.

Ada aku disini. Bila dunia menghujatmu dan menghantam kepercayaan dirimu. Bila orang mencecarmu dan menjatuhkan harga dirimu. Bila lawan memporak-porandakan pertahanan terakhirmu untuk berlindung. Ada aku disini. Jangan menyerah pada keadaan. Sebab manusia harus berjuang untuk tetap hidup. Jangan menyerah pada ancaman. Sebab hidup tanpa riak bukanlah sesuatu yang patut dibanggakan. Jangan lari lalu menghindar, bahkan bersembunyi. Itu pengecut. Tidak menyelesaikan masalah. Jangan hingar lalu redup. Hiperbol tidak menjawab segala hal. Aku, disini. Aku ada disini. Dari tempatmu berpijak. Berlututlah dan dengarlah suaraku. Aku menunggumu bercerita didalam desah tangismu. Aku menunggumu kembali, didalam kepongahan raga dan suaramu. Aku ada disini. Selamanya ada disini. Jangan sembunyikan mukamu. Jangan umpatkan lakumu. Aku melihatmu dengan jelas. Waktuku ada untukmu. Aku menunggumu kembali. Kembali pada hakikatmu sebagai seorang manusia. Kembali pada tanah dimana aku menghembus...

Note Random #kesekian

Saya bukan orang yang terbuka. Saya tidak menceritakan hal terburuk, terpahit, terbodoh, terbangsat, untuk sembarang orang. Bila kamu, iya kamu, untukmu, saya mau berbagi cerita itu, artinya kamu cukup "baik" untuk saya percaya. Bila saya, membodohkan diri saya, untuk menangis didepanmu, hmm...kamu, iya kamu, artinya kamu bernilai lebih dibanding yang lain. Mungkin gesture saya tidak banyak bercerita, mulut sayapun rasanya jarang membualkan hal2 manis, tapi bila kamu, didepanmu, saya mau menjadi manusia yang "meminta tolong" ini dan itu, selamat! Kamu sangat spesial untuk saya. Kamu, harus tau, saya bukan seperti kebanyakan orang. Saya tidak "manja" pada sembarang orang. Saya "tidak cengeng" pada semua orang. Saya tidak membuka diri saya untuk dikenal oleh banyak orang. Jika kamu, iya kamu.... Kamu yang paling pertama saya hubungi untuk menceritakan segala hal buruk dan baik, kamu sudah menyentuh "SA Node"-nya saya. Jadi tolong, ...

Note Random #kesekian

Selamat hidup kembali. Ini untukmu, yang padamu, kutitipkan mimpiku. Tentang hidup. Masa depan. Cinta. Cita. Harapan. Perjuangan. Impian. Bahkan hal terabsurd yang tidak diketahui oleh sembarang orang. Terima kasih sudah kembali. Menjadi kamu yang karenamu, aku punya alasan untuk tetap hidup ribuan tahun. Melihatmu tegak didepanku, malam itu... Ada syukur yang kulantunkan perlahan, terima kasih sudah kembali dalam keadaan utuh. Bilapun kamu harus pergi lagi, jangan pernah lupa... Bahwa aku, ada disini, untukmu. Masa depanmu, bukan lagi tentangmu, tentang mimpi gilamu, Ada bagianku, yang harus kamu penuhi. Bagianku, yang melebur menjadi kata KITA. Jangan lupa untuk tetap tersenyum, sekalipun sulit disana. Aku, tidak akan menyerah, tidak akan beranjak, Seperti katamu, kemarin, kamu selamanya disini. Seperti dulu, dan nanti, hingga menua. Jangan pergi lagi. Karna waktu tidak menunggu, bahkan memelankan larinyapun dia enggan. Tetaplah disini. Tinggallah disini. Seperti in...

Dari ku yang ingin berpisah.

Dari ku yang ingin berpisah, Mungkin banyak tanya dari orang terdekat, tentang kandasnya sebuah hubungan yang terlihat juga terasa begitu harmonis. Dude, mesra itu punya ukuran pada masing-masing mata yang melihat, namun terasa tawar pada hati yang tidak lagi merasai. Harmonis yang kupertontonkan bagi kalian, hanyalah cara yang ku ejawantakan untuk menutupi luka yang selama ini menga-nga. Ketika dua hati bersatu, ada dua persepsi yang belajar melebur, bukan untuk menjadi sama, namun untuk menjalani sebuah komitmen dengan lajur yang jelas dan arah yang serius. Akhirnya? Seharusnya menjadi "kita" dalam versi duet. Lalu, beberapa hari yang lalu, ketika aku memutuskan untuk berhenti berjalan dengannya. Semua mata, mulut dan kata menyudutkanku. Akulah si pesakitan itu. Kata mereka, "lo memang paling gampang nyari pelarian.", "Dia jadi korban lo ke berapa?", "Ga cukup nyakitin diri sendiri?", "Apa kurangnya dia? Lo sesempurna itu?" Dan ...

My first time.

Surabaya. 13 Maret. Semalam, mama meminta tolong. Untuk pertama kalinya, mama benar2 serius tentang hal itu. Jarang mama minta tolong tentang sesuatu hal yang berkaitan dengan "teman2 pendetanya". Pdt. Herty Lewakabessy - Da costa telah dimuliakan oleh Yesus. Entah sakitnya apa dan bagaimana, saya tidak terlalu paham. Hanya saja,  begitu tiba2 beliau pulang. Banyak yang mengatakan beliaau serangan jantung. Ada juga yang bilang bahwa sejak konven itu beliau sudah mulai mengeluhkan sesak. Sms mama masuk PK 21.00, tanggal 12 Maret 2019. "Kak mama punya teman baik meninggal. Mama boleh minta tolong, kaka melayat kesana, sebagai wakilnya papa dan mama. Mama kenal baik dengan Pdt. Herty." Lalu mama menelpon dengan segudang cerita nostalgia tentang beliau dengan Tante Pdt. Herty. Sekedar Flashback, ketika konven di Bali, saya sempat bertemu beliau ditangga menuju lift. Beliau bertanya "ini anaknya Bung Noke ya?" Saya mengangguk. Hanya itu, kenangan yang sa...

Just relax,nyet! (*God never do wrong)

Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Jangan panik. Ada Tuhan Yesus. Ada Tuhan Yesus Ada Tuhan Yesus. Ada Tuhan Yesus. Ada Tuhan Yesus. Ada Tuhan Yesus. Ada Tuhan Yesus. Ada Tuhan Yesus. Sampai sejauh ini, Yesus selalu dengan saya. Sampai sejauh ini, tangan Yesus tidak pernah pendek untuk menggapai saya. Sampai sejauh ini, Yesus selalu memeluk saya ditengah badai. Sampai sejauh ini, Yesus menunjukkan kuasanya. Bila bukan Yesus, siapakah saya bisa melalui setiap tahap, sampai sejauh ini. Pertolongannya tepat. Yesus tau, apa yang saya butuhkan. Yesus tau, apa yang saya gumuli dan teriakkan. Apa yang saya tangisi dan minta dengan sungguh padaNYA. Yesus tau. Dan, sampai sejauh ini pula, Yesus menyediakan segala hal yang terlihat mustahil bagi saya. Jadi kenapa, saya mengkhawatirnya hal2 kecil? Bila, Bapa saya yang diatas sana, selalu menau...

Tentang Noke #44 (*the elusive of me)

I miss you so bad, Nok. Can you hear me? Pa, saya memang serandom ini. Im not okay,pa. Seriously, im not. Better than yesterday? Nope. Saya pergi dari kejenuhan ibukota ke pulau dewata untuk "mengaburkan" kecengengan saya tentang papa. Untuk mengembalikan apa yang hilang dalam diri saya, yang seharusnya ada,pa. Nyatanya ditempat ini, saya justru semakin merindukan papa. Dalam sayup-sayup deburan ombak yang saya temui, papa adalah alasan terbesar sampai disini. I still miss you,pa. No one can made me feels better. No one can comfort me, nok. I repeated to you, im not okay, nok! Diantara hijaunya desa dan pemandangan yang saya temui untuk menepi sejenak, nyatanya saya menemukan dirii saya semakin hilang dalam kerinduan tentang papa. Dipinggiran tebing tinggi dengan deru ombak yang mengamuk, ditutup keemasan sunset didepan saya, segelas wine, tidak juga merampas ketidak-berdayaan saya tanpa papa. Sekeras apapun saya berteriak, menangis, marah, papa adalah segala hal yang t...