Langsung ke konten utama

Selamat tambah tua,ben!


Saya masih setia pada kebiasaan saya. Menjauh dari segala hingar bingar "ucapan selamat ulang tahun"
Masih sama seperti tahun2 lalu, hari inipun milik saya. Saya tidak merasa perlu untuk menjawab segala ucapan selamat saat ini juga. Besok juga bisa. Nanti juga boleh.

Selalu saja, setiap kali saya ulang tahun. Saya berada dalam "tugas", saya tidak libur. Walaupun mungkin saja, saya bisa meminta ganti jaga. Tapi, rasanya terlalu "biasa" minta izin karena ada acara yang belum tentu dirayakan. Toh, saya juga tidak merayakan apapun. Perayaan ala saya hanya sebuah traktiran sederhana. Di gultik? Di pizza? Di oh la la? Di Buffet? Atau Pattaya? Klenger? Pisa Cafe? Atau diangkringan pinggir jalan? Hmmm...gimana kalo Martabak Pecenongan Ovomaltin+ Cheese? Atau sederet resto serta kaki lima yang tersedia. Itupun saya lakukan setelah "hari milik saya" berganti menjadi hari-hari biasa.

Selamat tambah tua, benyada!

Menjadi "tua" atau kata yang lebih enak didengarnya "dewasa", walaupun dewasa tidak identik dengan umur juga sih. Hanya saja, bertambah usia, kedewasaan selalu menjadi tuntutan tersendiri.

Dan saya memaknainya, seperti ini...

Bertambah umur artinya hidup tidak lagi dijalanin dengan permainan konyol anak-anak. Bukan menjadi seorang gambler. Harus fokus pada apa yang dicapai. Setidaknya, segala hal yang saya lakukan bukan hanya untuk kesenangan saya. Hidup harus punya tujuan. Supaya syaa tidak bingung saat papa tanya "mau apa kamu dengan hidupmu?" Setidaknya masih ada satu mimpi yang menggantung disana. (*saya harus mencapainya)

Bertambah tua artinya saya wajib mendewasakan cara saya berpikir dalam segala hal. Termasuk dalam membina sebuah hubungan serius. Belum ada target bahwa harus married kapan. Tidak ada paksaan juga harus sekarang. Setidaknya, harus belajar menghargai orang yang ada disisi saya saat ini. Saya harus belajar bahwa hubungan yang baik, harus mendewasakan kedua belah pihak. Bukan hanya dia yang selalu harus mengerti dunia saya. Namun saya juga harus mengerti bagaimana dunianya. Bercermin dari setiap keegoisan saya dimasa lalu, juga begitu banyak catatan penting yang saya tinggalkan. Saya pikir, saya harus belajar caranya mencintai dengan benar. Terkadang ego-nya saya, membuat segala hal terasa kabur. Ya,saya. Saya yang membenci kisah cinta "drama queen" dan memuja "thriler action", membuat setiap orang yang singgah. Mengernyitkan dahinya, "gue dibutuhin ga sih?". Iya, saya. Saya dengan segala kemandirian yang saya miliki. Merasa saya selalu bisa sendiri, tanpa bantuan siapapun. Membuat sebagian dari mereka mundur karena merasa "superioritas" yang saya punya mengecilkan arti mereka. Saya sadar, saya butuh banyak belajar "meminta tolong" saat saya butuh bantuan. Dididik untuk menjadi mandiri membuat saya "terlalu sombong" untuk meminta bantuan. Bahkan pada mereka yang saya inginkan ada untuk saya.

27 tahun, artinya saya sudah wajib punya planning untuk masa depan. Terutama study lanjut yang saya cita-citakan, bukan hanya tentang pasangan hidup, menikah, tapi saya wajib membahagiakan noke dan sin. Membawa mereka berkeliling dunia, diawali darj Eropa. Itu janji saya. Semoga beberapa tahun kedepan bisa diwujudkan ya,ma-pa. 

27 tahun, artinya saya harus belajar menjadi manusia yang berpikir sebanyak mungkin, sebelum mengeluarkan kata2 dan juga melakukan tindakan. Apakah kata yang saya keluarkan beeguna untuk orang lain? Apa akan menyakitkan? Apa hanya memuaskan ego saya? Apa kata2 saya menyerang pribadi orang dan membuatnya terluka? Lebih dari itu, saya benar2 perlu belajar tentang CARANYA MENYAMPAIKAN PENDAPAT, sekalipun itu sebuah kejujuran dan kebenaran, tapi seringkali cara saya salah. Terbiasa mengutarakan apa yang saya tidak suka, apa yang terlihat salah dimata saya, secara frontal, terkadang membuat saya melupakan "budaya etis" dalam berbicara. Susah ya menjadi "tambah tua" banyak yang harus dipelajari. Hahahaaaha... susah? Banget! Saya akan berusaha belajar. 

27 tahun, artinya saya harus mengurangi "drama anak manja" pada papa dan mama. Yup, ill do it. A whole day of my life. Saya bnar2 manja pada mereka. Segala hal harus siap. Harus ada. Harus "sudah diusahain". Hohohohohoho... namanya juga perempuan tunggal, perempuan sulung, kesayangan papa, kakak tertua, dimana semua orang terbiasa mengikuti "maunya saya". Ok,baik...there's no exuced,ben!!! Baiklah, saya akan merubahnya pelan-pelan.

27 tahun, artinya membaca lebih banyak buku. Bertemu lebih banyak orang. Mengambil resiko untuk keluar dari setiap zona nyaman yang saya punya. Berkembang kearah yang lebih baik. Menjalani cara hidup yang lebih sehat. Mungkin sesederhan Work Out tiap bangun pagi. Supaya lebih segar. Walaupun ga bisa ninggalin Choki2 sih. Hahahaaha... 

Rangkumannya sama seperti tahun2 yang berlalu, menjadi manusia yang lebih baik. Dengan segala perbaikkan disetiap sisi yang menurut saya memang perlu diperbaiki. Juga, dengan berbagai catatan kecil pada setiap sisinya.

Saya tidak pernah ingin menjadi sempurna, saya hanya ingin menjadi bernilai lebih a.k.a hebat versi saya. Didalam sebuah kehebatan terletak ketidaksempurnaan yang disempurnakan oleh setiap pembelajaran. Dan saya mau menjadi orang yang harus belajar terus belajar untuk setiap hal baru yang tidak saya mengerti. 

Selamat tambah umur,ben!

Terima kasih untuk setiap orang yang mengingat hari saya. Terima kasih untuk doa dan harapan yang kalian buat untuk saya. Semoga Tuhan mendengarkan apa yang kalian minta atas nama saya. Semoga Tuhan memberkati apa yang sedang yang usahakan dan sudah saya jalankan. 

Tuhan memberkati kita. 

Selamat merefleksikan 26 tahun,ben.
Lalu selamat menjalani hari pertama di umur 27 tahun.

Well, im not yet getting old...
Im 17 years old with 10 years experience #sikap #menolaktua #hahahaha

Benyada Remals "dyzcabz"

Nb : Hidup untuk belajar, karna setiap perhentian dari langkah yang dibuat adalah cermin atas apa yang salah, juga atas harapan yang tertunda serta cita-cita masih mengawang. Belajarlah menjadi kuat, sampai kamu paham apa artinya "menyesal karna tidak mencoba"

Agak kaget loh dapat kejutan semalam ini, dari bapak pendeta, ibu pendeta dan anaknya pendeta, seumur-umur baru kali ini, "dikasi lagi" kejutan. Makasiiiiih... (*tolong abaikan, muka kucel, capek, dan saya masih tetap jaga sampe besok sore) Semangaaaaat,kaaang!!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...