Langsung ke konten utama

God bless you,de'

God bless you,de'

12 desember, 17.20 WIB.

Anak, 13 tahun, 32,5 kg. Datang bersama ibunya. Ibunya terlihat panik. Keluhan demam sudah 2 minggu. Mual. Muntah (-) Nyeri uluhati (+) Os mengeluhkan suka sakit perut kalau malam. Batuk berdahak. Sakit menelan. Sudah berobat namun belum ada perbaikan. Bak dan Bab tidak ada keluhan.
Riw. Asma Bronkiale +, Ayahnya (alm) menderita Leukimia.

PF,TD 110/70, Nd 110/Reguler, RR: 28 kali, Suhu : 38,4 celcius, Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik Tonsil t2-t2 hiperemis, Faring hiperemis, post nasal drip +, Paru wheezing dikedua bagian paru. Rhonki (-), Jantung dalam batas normal. Abd, Supel, Bising usus normal, NT epigastrium, H/L tidak teraba membesar. Defense Muskular (-) Ekstremitas, Akral dingin (-), Sianosis (-), CRT kurang dari 2 detik.

Okeeeh, periksa darah. Walaupun, menurut saya ini karena TFA plus supt. Asma Bronkiale. Tapi, baiklah untuk menyingkirkan diagnosis lain. Iyakan?

Tapi, sebelumnya saya minta di nebu (*uap) dulu. Sambil di nebu, saya ngobrol dengan ibunya. Tiba2 ibunya nangis. Saya kaget juga sih. Ibunya bercerita beliau terkenang alm.suaminya yang meninggal 8 tahun lalu. Sejenak, saya menatap si anak. Entah gimana caranya saya menjelaskan. Namun, saya pikir ada sesuatu yang "membebani" anak ini. Entah apa itu. Ini sih feeling tolol saya aja. Hm intuisi saya.

Setelah hasil pemeriksaan darah keluar. Saya membacanya dan cukup terkejut bahwa hasilnya cukup baik, kecuali sel darah putihnya 18000. Selain dari itu baik. Trombo 309 rb. Hb 13,2g/dl. Eritro 4,3 jt. Widal (-), Hitung jenis dalam batas normal.

Saya memanggil mereka. Saya menatap si Anak.

"De', apa yang ade pikirin sih?"
Anak ini tiba2 menangis. Serius dia beneran menangis. Dia tertunduk dan terisak "kasian mama. Mama capek kerja buat saya dan ade. Saya ngerepotin mama. Kasian mama dok. Mama ngurusin kita"

Duaaaar. Saya terdiam cukup lama. Membiarkan dia mengoceh semaunya. Dia lelah. Dia butuh didengarkan. Dia butuh bercerita tentang perasaannya. Dalem ya? Anak sekecil ini, memikirkan hal sebesar itu. Dia memendam sendiri kegelisahannya. Ketakutannya. Bahkan saat dia merasa sesak nafaspun, dia tidak berani bilang pada ibunya. Dia takut membuat ibu capek. Dia takut ibunya mengeluarkan uang banyak untuknya. Dia takut ibu sedih. Dia takut adiknya tidak ada yang jaga. Sebagai anak sulung, dan anak lelaki, dia benar-benar bisa merasakan bahwa ibunya bekerja sangat giat untuk mereka. Sehingga sekalipun dia sakit, dia bertahan bahwa dia bisa bertahan. Aaahhh, sedihnya!

Setelah dia menumpahkan kesedihannya. Ibunya memeluknya. Menenangkannya. Meyakinkan dia bahwa semua akan baik-baik saja. Menyemangatinya bahwa tugas seorang anak adalah belajar dan berjuang untuk masa depan. Damn!

Entah kenapa, hari ini begitu banyak peristiwa yang melahirkan sejumlah tulisan ini. Fiuuuuuhhhhh.... saya bahkan tidak sanggup berkata apapun. Thats life,de'. Thats family,de'. Mereka yang selalu ada disaat kita jatuh dan terpuruk. Family means no one left behind. Family stay together and forever. Through is bad season while good weather. We'll always be with you, there is family stand for!

Setelah menasehati semampu yang saya bisa dan saya tau. Ibu dan anak itu berjalan pulang. Meninggalkan saya yang terdiam disini.

Setiap hari punya cerita masing-masing.
Ini, cerita saya hari ini. Apa ceritamu?

Psikosomatis. Penyakit psikis yang berakhir dengan sakit fisik atau disertai penyakit fisik. Didalam tubuh yang sehat, terdapat jiwa yang kuat serta pikiran yang cerdas.

Asma Bronkiale. Terlalu senang salah. Terlalu sedih salah. Kecapekkan lebih salah. Minum es2an kambuh. Debu dikit, ditambah cuaca dingin jadi pemicu. Pikiran a.k.a Stress dan emosional memperberat. Bagaimana bila kita belajar untuk mengontrol segala hal dengan "secukupnya" saja?

Kita tau bagaimana tubuh kita, sampai dimana batas maksimal kekuatan kita, kita punya limit yang tidak boleh dilewati. Kita hanya menyusahkan kita, saat kita melewati batas kita. Iyakan?

#angkatmugisichocolatehangat
"Sejauh yang saya tau, hidup tidak pernah seramah ini, tapi Tuhan juga tidak pernah sejahat itu"

Benyad Remals "dyzcabz"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...