Siapapun ada MASANYA
Monday, June 30, 2014
12:01 PM
Beberapa hari belakangan ini, cukup banyak BERITA BERDATANGAN.
Sebagian adalah kabar baik yang MENYENANGKAN untuk dibagikan.
Sebagian lagi kabar buruk…
Entah bagaimana saya harus menyebutnya. Agar tidak terdengar MENGHUJAT KEPUTUSAN TUHAN.
Sebagian kabar itu TIDAK BEGITU BAIK, kalau harus dihaluskan kembali TATA BAHASANYA.
Beberapa orang yang saya kenal dekat. Mengalami sebuah COBAAN…
Orang-orang terdekat mereka DIDIAGNOSA menderita KANKER.
Salah seorang teman baik saya, menelpon saya dan menanyakan tentang HASIL DIAGNOSA dari dokter.
Setelah melalui beberapa tahap pemeriksaan penting. Salah satunya USG dan ENDOSKOPI, akhirnya dokter ahli itu menegakkan bahwa ayahnya terkena KANKER RECTUM. Entah stadium berapa. Saya berharap masih stadium awal. Semoga saja METASTASENYA tidak begitu menyebar dengan cepat.
"Yed. Ko sibuk?"
"tidak. Kenapa?"
"saya mau tanya tentang penyakitnya bapakku, bisa?"
"Ko papa sakit? Kenapa?"
Lalu dia menjelaskan panjang lebar. Tentang KANKER RECTUM itu. tentang perkataan dokter. Tentang prognosisnya. Tentang ayahnya yang tidak pernah mengeluhkan sakit apapun kecuali sembelit. Tentang ketakutannya. Tentang kemungkinan terburuknya. Tentang operasinya.
"Lalu apa yang mau ditanya?" tanyaku pelan
"Jujur yed. Seburuk apa? Kemungkinannya berapa persen?"
"Kanker yang ko sebut tadi, adalah KANKER GANAS pada RECTUM. Seburuk apa? Tergantung pada stadium berapa kita ketahui sekarang. Kemungkinannya berapa? Selalu ada KEMUNGKINAN ditiap tindakan. Sekalipun tindakan itu kita buat untuk menyelamatkan nyawa. Saya pikir, harus diangkat saja dulu kanker ini, lalu dibuat saluran pembuangan baru didinding perut, namanya COLOSTOMI. Mungkin nanti ada pemeriksaan lanjutan untuk melihat ARAH METASTASEnya, entah ke paru, atau hati."
Saya mendengarnya terdiam diujung sana.
"kata dokternya, bapakku masih ada kemungkinan sembuh. Tapi, ada juga kemungkinan buruk,yed. Iya. Dia juga bilang tentang kantong saluran itu. colostomi. Saya takut yed."
Giliran saya yang terdiam.
"Kapan operasinya?"
"Dokternya bilang secepatnya. Ndak boleh lagi ditunda. Takutnya makin besar risikonya. Bapakku belom saya kasih tau. Saya ndak berani,yed. saya ndak tega untuk bilang ke dia."
Ketika anda adalah SEORANG DOKTER, dan keluarga anda SAKIT, lalu anda TAU BAGAIMANA PROGNOSISNYA,
Anda akan ada PADA 1 titik.
DIAM karena takut melihat pada kenyataan, karena ANDA TAU APA YANG SELANJUTNYA MUNGKIN TERJADI.
Atau MENGUATKAN DIRI ANDA, untuk MENERIMA SEGALA HAL yang ANDA TAU "PASTI AKAN TERJADI"
"terus ko bapak gimana sekarang? Ada keluhan apa? Sembelit?"
"biasa saja. Masih kerja seperti biasa. Cuman dia mengeluh perut bagian bawahnya sakit-sakit. Jadi saya kasih saja penghilang rasa sakit. Tapi ndak baik juga toh kalo terlalu sering."
"Kapan kalian bakalan bilang ke bapak tentang sakitnya? Jangan menunda!"
"Lusa, tunggu hasil pemeriksaannya. Nanti dokternya yang bakalan cerita ke bapak. Saya ndak tega,yed. Ko tau kan, gimana rasanya ketika ko tau betul apa yang terjadi, tapi ndak sampe hati unntuk kasi tau, hal yang paling buruk mungkin menunggu,yed!"
Saya menghela nafas berat.
Saya sungguh-sungguh berharap.
Saat semua PELAYAN MEDIS, berjuang untuk memperbaiki STATUS KESEHATAN PASIEN mereka,
Bisakah TUHAN memperhitungkannya, dengan MENJAGA KESEHATAN KELUARGA kami?
Bisakah TUHAN melihat KERJA KERAS KAMI, dengan MENJAUHKAN segala hal yang jahat daripada KELUARGA KAMI?
Agar FOKUS KAMI benar-benar tidak terbagi!
Ah, salah TUHANKAH ini?
"Yed? Kalo sa bapak pake kantong itu, trus bagaimana?"
"Ya? Apanya yang gimana?"
"Kegiatan dan aktivitasnya. Bisa normal?"
Kita sama-sama tau, bahwa KETIKA FUNGSI ORGAN yang NORMAL sudah dibuang atau DIPAKSA GANTI dengan YANG SEHARUSNYA BUKAN TUGASNYA. Masihkah akan normal seperti sedia kala?
"Ti, mungkin kalo bilang sama seperti saat masih ada ANUS, saya pikir ngga. Ko bener-bener harus jaga makannya. Ko harus batasin asupan makannya. Makanlah yang bergizi, buah, sayur, kurangin daging2. rawat kantongnya jangan sampe kotor dan malah jadi infeksi. Kita sama-sama tau, apa itu colostomi? Dinding perut yang dibuat sebagai ganti saluran pembuangan'kan? Jadi bener-bener dikontrol makannya. Bisa makan yang ko bapak suka. Tapi jangan sampe melebihi kapasitasnya. Aktivitas normal? Saya pikir boleh-boleh aja. Yang terpenting diatas segala hal ini, kondisi psikologis pasiennya. Ko dan keluargamu HARUS MEMBESARKAN HATINYA, bahwa tidak akan ada yang BERUBAH SETELAH INI, kecuali dia harus hidup dengan KANTONG yang nempel diperutnya. Ko bener-bener harus melihat dan merawat dengan baik. Ingat, segala kemungkinan selalu ada. Bahkan ketika dokter bilang hanya 1% pun, selalu ada kemungkinan!"
"itulah,yed. Saya berusaha untuk kuat dan tegar untuk bapak dan mama. Tapi ndak bisa yed. Susah. Ko tau kan, gimana rasanya kalo orang yang kita sayang, sakit dan kita serasa begitu tolol untuk mengerti apapun. Saya takut yed."
"Sabar,ti. Sabar dan kuat. Saya berdoa semoga TUHAN menjaga ko bapak. Semoga ini hanya stadium awal. Tidak ada metastasenya. Bahkan setelah dioperasi semuanya kembali baik. Ko harus kuat. Saya tau, mungkin terlalu mudah untuk saya bicara karena saya tidak ada diposisimu. Tapi kalo ko menunjukkan ko sedih didepan bapakmu, dia pasti jauh lebih sakit. Kadang saat kita sakit, kita ingin melihat orang-orang disekitar kita jauh lebih KUAT & TERSENYUM RINGAN, setidaknya KITA TAU SEMUA SEDANG BAIK-BAIK SAJA."
"makasih ya yed. Makasih banyak. Saya ndak tau mau cerita disapa."
Saya pikir dia akan mengakhiri pembicaraan kami. Nyatanya dia masih terdiam diseberang sana.
"Yed, seandainya metastase itu nyata. Mungkin umur bapakku ndak lama lagi ya?"
Umur? Nafas? Hidup?
Bukankah itu HAK TUHAN?
Apa HAK KITA, sekalipun DOKTER untuk MEMPERTANYAKAN itu?
Atau MEMVONIS itu?
"seandainya KEMUNGKINAN TERBURUK itu terjadi. Bukannya itu HAK TUHAN untuk menentukan? Kapan dan bagaimana bapakmu pulang?"
"ko taukan saya orangnya penakut sekali. Saya takut hadapin kenyataannya. Saya takut, kalo ternyata ini sudah stadium lanjut."
"ko lupa? Kalo kita hanya DOKTER. Kita bukan TUHAN. Kita hanya mendiagnosis dan menentukan prognosis berdasarkan KEILMUAN kita. Tapi semua hal tentang HIDUP dan NAFAS dan WAKTU, itu MILIK TUHAN,kan? Sekalipun hal terburuk harus ko hadapi, ko harus tetep KUAT untuk BAPAK. Ingat,ti… masih ada mamamu. Ko pikir, cuman ko doang yang takut dan hancur kalo sesuatu yang buruk terjadi? Lalu mamamu?"
"iya yaaa… masi ada mama. Tapi kadang, saya pikir… mama tidak begitu sedih. Dia justru terlihat lebih santai dari kita."
"Kata siapa? Memangnya sedih itu harus selalu dengan MENANGIS? Memangnya orang sedih harus SELALU TERLIHAT SEDIH?
Ko mama harus kuat! Bagaimanapun DIA BUKAN TIDAK SEDIH. Dia hanya belajar untuk MEMAHAMI KEADAAN ini. Dia juga pasti mikirlah, kalo dia sedih… gimana dengan ko bapak? Lalu, dia masih punya kalian yang juga harus dikuatkan. Bukannya seorang ibu itu selalu hebat… karena dia berhasil menyamarkan senyum dibalik tangiskan? Dia selalu ingin segala hal berjalan dengan baik, sekalipun mungkin saja dia adalah yang paling tersakiti. Kehilangan suami yang sudah 44 tahun bersama. Itu ndak mudah, ti. Apalagi dimasa tua mereka, tiba-tiba dapat kenyataan ini."
"iya yaaa. Sa mama memang begitu. Dia tidak biasa kasi tunjuk kesedihannya. Dia selalu tertawa dan marah. Hanya dua itu saja. Makanya kemaren, pas bapak sakit. Dia masih sempat-sempatnya sukur-sukuri bapakku, karena terlalu melawan kalo dibilang. Merokok. Kopi. Ndak pernah suka makan sayur dan buah. Makannya tuh selalu yang enak-enak."
"namanya juga orang tua,ti. Ko ingatkan sa papa? Yang sa cerita gimana susahnya suruh dia berenti merokok? Berenti coca cola? Dan teh manis?" kami sama-sama tertawa.
"Itulah. Yed, sudah dulu nah. Nanti kalo sa bingung-bingung sa telpon ko lagi ya."
"okeeeh. Dengan senang hati."
Beberapa hari berselang. Mama menelpon saya, lalu menceritakan salah seorang teman dekatnya terkena KANKER GINJAL stadium lanjut. Bahkan sudah metastase ke HATI. Jadi sudah tidak ada kemungkinan di operasi. Hanya minum obat sejenis kemotherapi. Untuk memperlambat regenerasi selnya tapi tidak membunuhnya.
Cukup ngerikan? Semua orang yang saya kenal dengan baik, hidup dengan baik, menikmati hidup secara BERKECUKUPAN bahkan LEBIH, diantara rutinitasnya terrselip kenyataan bahwa mereka MEMILIKI SEL yang ABNORMAL yang TUMBUH dengan BAIK bahkan MENGGANGGU ORGAN VITAL lainnya, nama kerennya KANKER!
Apa yang salah?
Cara mereka MENSYUKURI BERKAT TUHAN?
Terlalu banyak makan enak dan tidak sehat?
Mengikuti jadwal-jadwal yang padat sehingga LUPA KESEHATAN?
Terbawa ARUS LIFE STYLE dengan ROKOK dan BEER?
Atau… menjadi KETURUNAN yang KEBETULAN "PEMBAWA" sel kanker?
Apapun ketidak patuhan yang mereka buat, atau kekhilafan yang mereka lakukan sehingga KANKER itu bisa BERSEMAYAM didalam tubuhnya. Saya prihatin. Saya sangat sedih.
Sedih,
Karena mereka adalah orang yang saya kenal.
Mereka adalah orang yang baik secara pribadi.
Lalu mereka adalah kesayangan orang-orang terdekatnya…
Mereka adalah seorang AYAH, KAKAK, ADIK, OM, MERTUA, KAKEK, TEMAN, SAHABAT…
Saya begitu MIRIS melihatnya,
Bahwa suatu saat MUNGKIN SAJA saya diposisi mereka.
Melihat KENYATAAN PAHIT tentang DIAGNOSA DOKTER untuk orang-orang tersayang.
Entah bagaimana mengatakannya…
Tapi saya selalu merasa TAKUT dan BODOH, bila itu TENTANG ORANG-ORANG yang SAYA SAYANG…
Jika mereka sakit. Saya tidak pernah berani untuk mengobatinya.
Jawaban saya hanya "periksa ke dokter,ma." atau "ya udah, ayo ke dokter,pa"
Ada sesuatu yang BERTERIAK DISUDUT HATI saya,
Saya takut. Saya takut ketika saya menanganinya lalu salah.
Saya takut emosi saya lebih besar daripada rasio saya,
Sebab yang terbaring sebagai pasien itu adalah JANTUNG HATI SAYA.
Mungkin sebagian orang akan berkata…
Biasa aja kok nanganin orang tua sendiri atau keluarga sendiri.
Tapi bagi saya…
Ketakutan itu selalu ada!
Saya tau saya bisa melakukannya. Tapi saya tidak mau untuk melakukannya.
Sama seperti TEMAN SAYA,
Dia juga seorang dokter.
Namun saat melihat ayahnya didiagnosa KANKER RECTUM.
Dia juga hanya bisa pasrah.
Dia begitu ketakutan.
Dia tau apa yang akan terjadi selanjutnya. Bagaimana perkembangannya?
Tapi… yang dia lakukan hanya DIAM dan MENUNGGU sama sepertti AYAHNYA.
Bila suatu waktu nanti sesuatu yang buruk harus terjadi,
Saya tidak meminta apapun TUHAN,
Saya tidak akan memintamu UNTUK MEMPERHITUNGKAN APAPUN kebaikkan yang telah saya lakukan,
Sehingga SESUATU yang BURUK itu bisa kau ANGKAT lalu pindahkan untuk yang lain,
Saya hanya memintaMU,
MENGUATKAN saya, memberikan KEIKHLASAN untuk menghadapinya…
Menganugerahkan KETEGARAN berlapis-lapis,
Mendatangkan KESABARAN berlipat ganda,
Untuk menghadapinya!
Sebab papa pernah bilang…
"hidup yang benar dalah MENGUCAP SYUKUR, baik dalam keadaan SUSAH maupun SENANG.
Baik ketika hasil panenmu melimpah ataupun saat badai memporak-porandakannya,
HIDUP yang BENAR, adalah menerima APA yang TUHAN IZINKAN TERJADI.
Bukan hanya untuk KESENANGAN yang TUHAN hadirkan,
Namun SAAT AIRMATA TUHAN jatuhkan.
Karena TUHAN tidak pernah MENJANJIKAN PELANGI yang terbit.
TUHAN menjanjikan PENYERTAANNYA dalam setiap HAL yang TUHAN BUAT.
Karena APAPUN yang TERJADI dalam HIDUP KITA, TUHAN ADA disana, bahkan sebelum KITA BERSERU memanggilnya"
Untuk semua orang,
Yang sedang menghadapi sebuah kenyataan tidak menyenangkan.
Saya harap, kalian bisa melaluinya dengan tenang dan tegar,
Jangan pernah lupa, bahwa TUHAN itu ADA!
Bahkan saat MANUSIA SEPINTAR DOKTER pun,
Mengatakan dibatas mana HIDUPMU akan berhenti,
Ingatlah TUHAN itu HIDUP!
Dan setiap manusia mempunyai WAKTUNYA sendiri.
Siapapun tidak akan mengetahuinya. Kecuali TUHAN.
Semua dibawah langit ini adalah HAK TUHAN untuk mengaturnya.
Kewajiban kita hanyalah MENYEMBAH dan MENYSYUKURI apa yang TUHAN buat,
Karena TUHAN itu BAIK.
Maka semua yang TUHAN kerjakan dan lakukan adalah BAIK.
Bila TUHAN, mengirimkan ujian untuk kau hadapi,
TUHAN pasti sudah menyiapkan HADIAH yang PANTAS kau terima.
Bukankah HUJAN dan PELANGI adalah satu paket?
2 juli
Hari dimana, saya takut. Suatu saat MUNGKIN SAJA, saya berada diposisi MEREKA.
Benyada Remals "dyzcabz"
25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak! 5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...
Komentar
Posting Komentar