Langsung ke konten utama

Postingan

Tentang Noke #78

papa, papa pasti tau, kita berdua punya banyak kesamaan ya? Tulisan yang bagus salah satunya. dan, saya... sangat suka menggambar hal-hal absurd seperti diatas. Pada jam-jam jaga yang krusial dan ada pasien yang harus saya observasi, saya harus melek sampai pagi.  Menggambar adalah salah satu hal yang mewaraskan saya agar tetap terjaga. Semalam, saya kangen papa.  Kangen banget. Sebenarnya, setiap kali kangen papa, saya selalu mendengarkan lagu-lagu kesukaan papa. Termasuk lagu ambon, yang saya hindari itu. hahhahahahhahhahaa... Semalam tidak ada pasien yang di observasi sih. Semua baik.  Hati saya yang tidak baik-baik saja. Saya kangen ngobrol sama papa. Pada malam-malam tenang, dimana saya bisa menemukan beliau duduk dikursi malasnya. Pada malam-malam dimana saya bisa memeluknya setelah pulang jaga. Pada malam-malam dimana saya bisa mendengar papa bertanya tentang hari saya. Pa, anak perempuannya lagi cengeng. Dia kangen sama papanya. dan, dia menyadarkan dirinya, papan...

Saya sebel, kalo...

  bagi beberapa orang yang mengenal saya, mukanya Yedijah tidak berubah.  Masih sama seperti SMA dulu. Sebagian lagi yang saya temui secara tidak sengaja ataupun dengan perjanjian, selalu menanyakan "Kuliah dimana? Sudah semester berapa?" Bahkan ketika kami bertiga berdiri didepan, disejajarkan, saya selalu terbaca sebagai anak ke-2. Alias, muka saya tidak terlihat setua USIA saya.  well, im goin on 32... Lo ngga bangga dibilang "terlihat muda?" Jujur? Ngga! Ga bangga sama sekali. Malah saya merasa risih ketika saya selalu dibilang, masih terlihat seperti SMA. Atau, ketika orang mengira saya masih kuliah FK, padahal saya sudah 10 tahun menjadi dokter. Saya tidak semuda itu dan saya tidak suka dilihat "jauh lebih muda", sekalipun mungkin memang terlihat seperti itu. Setelah FBnya mama lama vakum, kemaren saya dan mama pergi untuk membeli Memory Cardnya. Lalu, mama dan saya selfie, untuk dimasukkan dalam FBnya.  Tidak berapa lama, tiba2 Kak Ivan (*Pdt. Ivan ...

Tentang Noke #77

Papa, Tau kan, saya ngga bisa dilarang? Papa, Mengertikan kalo saya mau, saya harus dapat. Papa, Pasti senyum kalo ada, iyakan, pa? Ketika mereka meminta tolong untuk ikut berperang melawan coronces bangke ini, dan... Benyadanya papa mengiyakan. Benyadanya papa, Membuat keputusan bahkan tanpa bertanya pada siapapun. Dia selalu begitu kan pa? Papa selalu bilang "mau punya mau", tapi papa tidak pernah melarang saya. Papa memberi keleluasaan untuk saya memutuskan apa yang saya mau, membiarkan saya menjalaninya lalu mengajarkan saya setiap pilihan ada resikonya. Setiap keputusan2 penting dalam hidup saya, papa disana. Bukan untuk membantah, namun menimbang. Bukan untuk melarang, namun membijaki, melihat pilihan2 lain dari sudut pandang papa. Thats why i love him. Papa tau, Ketika malam itu saya bilang ke mama, amor, eset, bahwa saya akan masuk wisma atlet, mereka terdiam. Amor marah, pa. Mama pasrah. Eset? Dia cuman senyum. Mereka tau, keputusan saya tidak bisa dibantah. Saya yan...

cerita di ujung senja september

Melihat begitu banyak kehilangan di depan mata, Saya harus bersyukur karena Yesus menjaga kami. I dont know why. This morning, i feel so low. Lepas jaga. Lalu, semalam ada 3 pasien plus. Papa, mama, opa, oma, adik, kakanya menjerit histeris. Saya bahkan tidak sanggup melihatnya. Bukan, saya tidak kuat melihatnya. Dan pagi ini, berjalan menuju ruang dekon untuk ganti. Mata saya terasa panas. Bersamaan dengan keringat yang mengucur deras. Airmata saya luruh didalamnya. Hati saya ikut berdenyut nyeri mendengar kehilangan demi kehilangan. Yesus, Terima kasih sudah menjaga mama, amor, eset di saat saya tidak bisa bersama mereka di rumah. Terima kasih bahwa saya selalu bisa memeluk mereka, setiap kali saya pulang ke rumah. Terima kasih, karena mereka selalu menyambut saya dengan kangen. Terutama mama. Kasih mama, umur panjang ya, Yesus. Biar saya mampu membahagiakan mama, hal belum sempat saya lakukan untuk papa. Terima kasih, Engkau, menaruh saya dalam sebuah keluarga yang menyenangkan. Kel...

hargai keberadaanmu

Percakapan saya dan elkhesed Eset ....kak, ko tau ngga, sa pu teman tuh dia cerita ternyata tes ***** ini ada calo soal. Katanya sih begitu. Saya mengangguk tanpa menanggapi. Eset ....kalo gitu nilainya tinggilah ya. Gilak. Bagus juga ya. Saya menatap eset. "Bagian mananya yang ko anggap bagus?" Eset ....ya nilai tinggi kan luluslah kak. Bagus kan? Saya ....denger ya, ketika ko beli soal dan jawaban, nyontek, atau beli nilai, itu sama aja ko merendahkan harga dirimu. Nilai dirimu. Buat saya, orang2 seperti itu tidak menghargai kemampuannya dan merendahkan otaknya sebagai manusia. Saya? Tidak akan melakukan itu hanya untuk jadi yang terbaik. Yang membedakan kita dengan binatang adalah akal budi. Caranya kita mengasihi Tuhan Yesus salah satunya adalah dengan menggunakan akal budi kita  set. Bukan membuatnya menjadi remeh, hanya demi memenangkan sesuatu. Eset tepuk tangan. Gilaaaaaaaak, ko aseli sih, kak. Aseli... sa salut sama ko. Saya menatap jengah ke arah nyemcil ini. Saya ....

absurd

Plis, stop it,  nyed. Jangan bilang lo...jatuh cinta sama dia? Jangan. Jangan. Jangan. Ngga ya. Ngga.  Nyed, plis... lo ngga sebego itu kan? Buat seriusin mimpi tolol yang tiba2 ada? Hm? Lo tau dia, tapi ngga kenal. Iyakan? Nyed, plis. Plis. Dont.  Subuh ini, secangkir kopi hitam tidak mampu melenyapkan bayangan seseorang yang hanya 3 kali saya temui dalam kenyataan, dan lalu tiba2 muncul tanpa permisi dalam mimpi saya. Fck. Lalu, 3 mggu belakangan, bayangannya hidup dalam pikiran waras saya.  Saya, memikirkan dia. Bangkek! Geblek. Otak gue emang ngga ada rebes-rebesnya. Mimpi diseriusin, goblokkan? Dan, dalam rutinitas saya, mimpi tentangnya mampu menerbitkan senyum tolol diwajah lelah saya. Taik!  Yesus, plis...  Gimana bisa sih, manusia yang saya temui beberapa kali, bisa2nya muncul dalam mimpi? Ngga kenal2 banget gitu. Ngga deket juga. Ngomong aja mgga pernah. Ngefans pun nggaaaa.  Ah sinting nih gue. Fvck. Argh! Gilak!!!! Benyada Remal...

Tentang Noke #76 (utang terbesar saya)

Utang terbesar saya untuk Noke. Alasan setiap orang bersyukur, selalu berbeda-beda. Ada yang mensyukuri kelulusan, namun ada yang menangisi kegagalan. Iya ya? Di masa PSBB ini. Disaat pandemi global melanda seluruh dunia, hingga pemerintah menetapkan work from home dan school from home, sebagian orang memprotes kebijakan ini, sebagian lagi ada yang bersyukur. Saya? Termasuk sebagian orang yang bersyukur akan school from home. Kenapa? Karna, saya bisa mengawasi eset dengan ketat di rumah. Ngapain lo awasin, kan dia udah gede, udah kuliah gitu! Eset adalah tanggung jawab saya, utang terbesar saya pada papa. Hal yang selalu saya pikirkan dan gumuli dalam tiap doa saya. Dengan kuliah dari rumah, saya bisa memantau, eset tidak telat datang ke kampus. Memastikan seluruh tugas2nya dikumpul tepat waktu dan tidak tercecer. Kayaknya lo udah lebai deh, nyed. Eset, udah terlalu tua untuk lo awasi terus2an. Bener, tapi bagi saya, selamanya dia adalah adik yang butuh di awasi...