Langsung ke konten utama

Tentang Noke #78


papa,

papa pasti tau, kita berdua punya banyak kesamaan ya?

Tulisan yang bagus salah satunya.

dan, saya... sangat suka menggambar hal-hal absurd seperti diatas.


Pada jam-jam jaga yang krusial dan ada pasien yang harus saya observasi,

saya harus melek sampai pagi. 

Menggambar adalah salah satu hal yang mewaraskan saya agar tetap terjaga.

Semalam, saya kangen papa. 
Kangen banget. Sebenarnya, setiap kali kangen papa, saya selalu mendengarkan lagu-lagu kesukaan papa. Termasuk lagu ambon, yang saya hindari itu. hahhahahahhahhahaa...

Semalam tidak ada pasien yang di observasi sih. Semua baik. 

Hati saya yang tidak baik-baik saja. Saya kangen ngobrol sama papa. Pada malam-malam tenang, dimana saya bisa menemukan beliau duduk dikursi malasnya. Pada malam-malam dimana saya bisa memeluknya setelah pulang jaga. Pada malam-malam dimana saya bisa mendengar papa bertanya tentang hari saya.

Pa, anak perempuannya lagi cengeng. Dia kangen sama papanya.

dan, dia menyadarkan dirinya, papanya tidak lagi ada, bahkan sudah 2 tahun berlalu, sejak hari itu.

Saya, semenyedihkan itu ya?

Papa tau ngga, saya bener-bener semandiri ini sekarang. Saya cuci baju sendiri, pa. Bahkan ketika semua detergen membuat kulit tangan saya iritasi. Saya tidak bisa mengeluh dan marah untuk siapapun. Saya memendamnya sendiri, pa.

bahkan, ketika pulang jaga dan makanannya ngga bisa dimakan lagi, pa. Saya belajar menahannya, pa. Saya terlalu capek untuk turun memesan gofood, pa. Saya maunya ada papa, yang nganterin. Saya maunya ada pengantar makanan setia saya. Saya bahkan tidak tega menyuruh eset, pa. Dia sedang sibuk dengan tugas dan utsnya. 

Pada malam-malam lain, dimana saya begitu lapar dan benar-benar tidak bisa makan makanan yang disediakan, karena sudah basi. Papa tau? Saya ngemil choki-choki, astor lalu tidur, pa. Oh, ada roti sobek coklat, pa. Saya bertahan dengan baik'kan?

karna seandainya papa saya ada, saya hanya tnggal telpon beliau. Lalu sesibuk bagaimanapun, papa saya selalu ada untuk saya. Dia akan memastikan saya baik2 saja. 

Saya masih semanja itu ya, pa?

tapi, saya belum bisa merepotkan siapapun, selain papa. Karna, hanya papa yang ngga ngomel sekalipun  saya sangat merepotkan. Beli ini itu, cariin ini itu. 

Mereka disini, melihat saya sebagai seorang senior, pa. Kebanyakan dari dokter2 yang jaga dengan saya adalah mereka yang baru lulus. Mereka melihat saya sebagai sosok yang mandiri, bijak dan cukup disegani. 

Mereka ngga tau'kan, pa? Yedijahnya noke, semanja itu ke papanya.

Papa, tau ngga... Ada hari-hari yang begitu melelahkan disini, pa. Ada. Dan, saya butuh ceritain kekesalan saya ke papa. Saya butuh mewaraskan emosi saya dengan mendengar nasehat papa. 

Ada hari dimana, saya harus menghadapi pasien-pasien yang unik dan cukup menguras emosi, pa. Biasanya, papa akan mendengarkan semua cerita itu. Kita duduk berdua, atau bermobil berdua, pa. 

Papa, tau...

Suatu malam, saat eset mengantar saya balik ke sini. Saya berjalan melewati Pos Jaga. Tiba-tiba, saya ingat... Bila nokenya saya masih ada, beliau akan menggandeng saya masuk dan memastikan saya sampai dikamar dengan selamat. Lalu, menitip saya pada orang-orang disini (*seolah-olah saya masih anak kecil). 

dan, mata saya terasa panas, pa. Moment2 dimana saya merasa papa begitu berlebihan untuk saya, nyatanya sesuatu yang begitu saya rindukan hari ini. 

Papa, saya kangen. 

Saya menggambar nama papa dan berusaha tidak menangisinya. Berusaha terlihat baik-baik saja. 

Papa saya, Noke namanya, beliau satu=satunya orang yang tidak pernah melupakan saya dalam segala rutinitasnya. Yang selalu memastikan saya baik-baik saja, bagaimanapun sibuknya beliau Yang tidak marah, dengan semua hal ribet yang minta.

Papa yang akan bilang "nona pu baju kotor? papa ambil ya, biar nanti bibi cuci aja dirumah, supaya nona jangan capek ya."  Padahal, apa capeknya sih cuci baju, nyed. Kecuali baju selesai jaga, wajib langsung cuci. 

atau, "nona abis jaga? ada makanan? mau papa bawa apa? papa beli mcd? sama nona pu eskrim ya? iya, nona?" Padahal, saya bisa aja turun beli makanan atau gofood. 

atau, "jajanan masih ada? nona pu coklat ada? Papa ada beli coki-coki sama coklat2, nanti pulang dari gereja, papa bawa ke nona ya?" Bahkan ketika itu sampe jam 4 pagi. Papa saya, akan memastikan saya dapat, apa yang saya mau.

Bagaimana bisa, saya berhenti merindukannya? 

apa mengikhlaskan, artinya tidak boleh lagi merindu?

Saya berusaha berdamai dengan kekosongan yang saya hidupi. Saya mewaraskan langkah saya agar tetap hidup setelah kepergian papa. Bahkan, ketika setengah saya tidak lagi mampu saya pulangkan disini. 

Papa, saya akan berusaha baik-baik saja tanpa papa. 

Saya tidak akan merepotkan orang lain, pa... kecuali amor dan eset. Tidak lagi, semanja dulu dengan apapun yang saya hadapi. 

Sampai sejauh ini, papa akan melihat bagaimana saya berkuat sendiri, pa. 

Yesus menguatkan saya, pa. dan, di setiap malam, dimana rindu untuk papa menjadi sebuah tangisan memilukan, saya berlutut pada Yesus, pa. Agar Yesus bilang pada papa, saya kangen papa. Supaya, Yesus menjaga papa disana. Memang tidak langsung mengurangi kesedihan saya, namun setidaknya saya tau, Papa berada ditempat yang selama ini papa inginkan. Bersama Bapa di surga.


Maaf ya, pa. Bahkan sampai papa sudah tidak lagi disni, saya masih saja merepotkan papa.

Kami semua baik-baik saja, pa. Papa jangan khawatir. Sekalipun saya sedang tidak dirumah, saya selalu memastikan mama, amor, eset selalu baik2 saja, pa. Selalu. Seperti yang saya janjikan untuk papa. Saya akan memastikan mereka selalu baik2 saja, seperti yang biasanya papa lakukan, pa.

Anak perempuannya papa hanya sedang rindu,

juga lelah, sedikit bosan juga,

lalu, dia butuh pelukan hangat papanya,tempat terbaik untuk menangis dan mengeluh disaat segala sesuatu berjalan tidak seperti yang dia inginkan, pa.


Benyada Remals "dyzcabz"

Begitu banyak hari yang terasa berat setelah papa pergi.

Saya tau, hidup harus dijalani, tidak perlu dinasehatin berulang kali. Saya tidak bodoh.

Hanya saja, pada beberapa hari dimana saya merasa kehilangan diri saya,

saya membutuhkan laki-laki tua itu, disisi saya, beliau yang menjaga saya, memeluk saya, suara beratnya mengandung nasehat yang begitu ingin saya dengarkan. 

dari semua hal yang saya kangen tentang papa,

yang membuat saya begitu kehilangan adalah momen dimana papa menatap saya dan lalu tanpa banyak kata, saya mampu menangisi apa yang tidak bisa saya tangisi didepan siapapun.

Yesus sangat mencintai saya, saya tau itu. Yesus menempatkan saya, pada orang tua yang begitu menyenangkan dan mencintai saya. Mereka bisa menjadi teman, sahabat, lawan debat dan orang tua. Mereka adalah paket lengkap yang Yesus berikan untuk membentuk saya menghadapi hidup.

Untuk itu, mereka adalah kekayaan yang saya sebutkan dalam setiap doa syukur, yang selalu saya naikkan pada Yesus.

Saya mengucap syukur pada Yesus, setiap kali saya mengingat kalian. Noke, Sinsi, Goel, Amor, Elkhesed, Astrid. 
























 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...