Langsung ke konten utama

Saya sebel, kalo...

 bagi beberapa orang yang mengenal saya, mukanya Yedijah tidak berubah. 

Masih sama seperti SMA dulu.

Sebagian lagi yang saya temui secara tidak sengaja ataupun dengan perjanjian, selalu menanyakan "Kuliah dimana? Sudah semester berapa?"

Bahkan ketika kami bertiga berdiri didepan, disejajarkan, saya selalu terbaca sebagai anak ke-2. Alias, muka saya tidak terlihat setua USIA saya. 

well, im goin on 32...

Lo ngga bangga dibilang "terlihat muda?"

Jujur? Ngga! Ga bangga sama sekali. Malah saya merasa risih ketika saya selalu dibilang, masih terlihat seperti SMA. Atau, ketika orang mengira saya masih kuliah FK, padahal saya sudah 10 tahun menjadi dokter.

Saya tidak semuda itu dan saya tidak suka dilihat "jauh lebih muda", sekalipun mungkin memang terlihat seperti itu.

Setelah FBnya mama lama vakum, kemaren saya dan mama pergi untuk membeli Memory Cardnya. Lalu, mama dan saya selfie, untuk dimasukkan dalam FBnya. 

Tidak berapa lama, tiba2 Kak Ivan (*Pdt. Ivan Dynamika), beliau dulu tinggal dirumah sebelum masuk menjadi Vikaris dan akhirnya diteguhkan sebagai Pendeta GPIB. Jadi, beliau sudah seperti kaka saya. Beliau menelpon mama, lalu bilang "Tante Sin, kaka itu sudah semester berapa itu anak? Kenapa kayak masih SMA saja" Mama tertawa. Saya? Jengkel.

Di kali lain, 3 tahun lalu, ada rombongan dari GPM ambon yang datang untuk cari dana di jakarta. Rombongan terrsebut nginap di rumah kita, papa masih ada waktu itu. Ketika ada acara sambutan buat mereka, papa meminta saya datang untuk ikut melihat budaya Ambon. Yeah, papa selalu bangga ketika itu tentang AMBON. Selesai acara, salah satu Oom datang ke papa, lalu papa mengenalkan saya dan... DAAAAN... Istrinya nyeletuk "Kuliah dimana nona?" Saya, saat itu sudah 7 tahun meninggalkan perkuliahan. Dengan senyum setengah meringis, saya menjawab "sudah kerja, tante". Tante itu membalas dengan senyuman "ooo, tante pikir masih kuliah di kedokteran." 

Pulang di rumah, saya cerita dengan sebal ke papa. Tau ngga reaksi bapaknya saya gimana? Karna, Nona keliatan muda sayang. Jadi, orang2 pikir, Nona itu masih ES-EM-A. Saya melotot jengkel ke arah papa, "APA SIH. ES-EM-A! PAPA YANG BENER AJALAH. UDAH DOKTER PAPA!" Papa tertawa geli sambil mengelus kepala saya. Saya? Jengkel.

Kali lain laagi, saat acara ulang tahun pernikahan Papa dan Mama, selesai acara kita berdiri untuk berjabat tangan dengan tamu2 yang hadir. Ngga cuman satu orang loh, yang ngira AMOR itu anak pertamanya dan dialah yang kuliah FK. ckckckkckckckck... Bahkan, ada satu bapak, bisa-bisanya beliau bilang gini ke Amor "ooo, ini ya, yang dokter, tugas dimana dok?" Eset udah ketawa geli. Saya berdiri disebelahnya amor dengan tampang "males". Amor hanya senyam-senyum begok!

Bahkan di kali lain, mereka akan bertanya begini "Yang pertama yang laki-laki ya?" Memang sih, kalo disejajarin dengan amor, MUKA SAYA jauh banget dari kesan"kakaknya amor" hahhahahahahhahahaa... Saya memang lebih terlihat muda dari amor. Ngga tau kenapa, GENETIK kali ya? Seperti papa dan mama yang tetap terlihat "menarik" di usia senja. hahahahhahahhaahhaaa...

Sekali dua kali, mungkin terdengar kocak, konyol lucu, tapi kalo keseringan, lama2 menjengkelkan juga kan?

Dan, ketika saya masuk untuk jaga di Wisma Atlet ini, saya jaga dengan angkatan 2013. Kebayang ya saya TUA BANGET. hahahhaahhahahhaaa... 

Tapi kocaknya, mereka menyangka KITA SEUMURAN. KITA SEANGKATAN.

Ada yang bertanya begini...

A : Lo anak mana, dok?

Saya : Ukrida

A: Oooo, temen gue si ****** anak ukrida angkatan 2013, kenal ngga? 

Saya : saya udah ngga kuliah tahun itu.

A: Oh, maaf, kak. Kakak angkatan berapa?

Saya tertawa. "2005"

A menatap bingung kearah saya. "Kak, serius lo? Masak lo 2005? Beneran? Aseli ya, gue mikir kita seangkatan. LO ngga keliatan lebih tua, kak."

Saya hanya diam tanpa ekspresi. "OH..."

Kali lain lagi, ah...udahlah... terlalu banyak kali lain, kali lain yang ceritanya mirip. Dikira masih KULIAH, dikira masih baru lulus SMA, Baru selesai KULIAH. BASI BANGET!

Kenapa lo marah sih, nyed?

Marah sih ngga ya, risih aja. Saya tidak suka dikira muda. Saya jauh lebih suka tidak dinilai dari muka dan menebak berapa umur saya. Tidak, saya tidak sensitif masalah umur. Kamu bertanya, saya akan menjawab dengan jujur. Tidak ada masalah dengan berapapun umur saya. Hanya saja, saya sangat risih, bila kamu berkata saya jauh lebih muda. 

Bagi sebagian orang itu pujian. Bagi saya, itu annoying! 

Sama seperti kalo ada yang memuji Papa ganteng, saya emosi! hahahahahhahaaa... LO SAKIT SIH, nyed!

Kalo mereka memuji mama, saya biasa aja sih. Tapi kalo mereka bilang PAPA GANTENG, MENARIK, AWET TUA, saya akan langsung jawab "Papa udah tua, jelek, ngga ada gantengnya" hahhahahhahahah... Kalo saya jawab itu, Papa hanya diam dan melirik saya. Thats it.

Karna saya benci dilihat dari fisik. Saya tidak suka menilai dari apa yang memang sudah ada dari sana, tanpa usaha, bahkan bagi sebagian orang, itu merupakan anugerah dari semesta.


dari saya,

yang tidak suka dianggap lebih muda.

dari saya,

yang tidak pernah suka di puji apapun tentang "look" saya.

dan dari saya,

yang tidak pernah merasa bahwa saya "tidak sejelek itu"


Call me ashole, or stubborn. Whatever you named it.

Saya, tidak suka dibilang lebih muda, atau dikira seperti itu.

karna untuk sampai pada saya yang hari ini, saya hidup dalam usia-usia itu.

Usia-usia itu menempa saya, membentuk saya, membenturkan saya pada realita-realita hidup yang saya jalani. HIngga ketika, ada yang menganggap saya "masih semuda itu", rasanya seperti meremehkan tahun-tahun hidup yang sudah saya jalani.

Saya tidak pernah keberatan menjadi tua, karena seperti itulah hidup harus dijalani.

Bukan tentang umur yang bertambah, lalu raga yang menua, namun seharusnya dalam raga tuamu, kamu harus menjadi jauh lebih berhikmat dalam setiap langkahmu.

Ragamu bisa saja tua, tapi semangatmu harus muda selamanya. Umurmu boleh saja bertambah banyak, namun seyogyanya harus diikuti dengan laku yang bijak.


ini terakhir ya,

dari saya, yang tidak pernah peduli bagaimana orang melihat saya di mata mereka.



I woofffff you, Sinsi. My all. Pdt. Ny. Fransien Ihalauw - Hukom. Nonanya Noke dan anaknya Noke. 

Pernah ada yang bilang begini untuk kita bertiga...
Amor itu mukanya Noke seutuhnya. Eset itu ikut Opa ucu waktu muda. Yedijah? Gabungan dari Noke dan Sinsi. 

Mungkin karena itu, saya bisa ngamuk sehebat papa, namun saya bisa melucu sekocak mama. 


Benyada Remals "dyzcabz"

NB : dan untuk semua orang yang mengenal saya dari kecil, lalu setiap bertemu selalu menyebut "aduh udah besar ya?", cuman mau bilang.... "ini udah 2020, bukan 1998"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

25 Facts about me

25 facts about me Ini salah satu chalenge yang agak menatang bin unik, karena saya harus benar-benar mengenali siapa dan bagaimana saya. Memang hanya sebuah keisengan saja, tapi tetap saja, membuat saya berpikir cukup keras untuk ini... And, this is it... 25 fact about me : 1. Saya adalah sulung dari 5 bersaudara, namun tunggal perempuan dari 3 bersaudara, kedua adik perempuan saya meninggal. Dirumah semua memanggil saya Kakak, bahkan yang lebih tua dari saya. (*kocakkan?) 2. Saya lahir di Salatiga, tumbuh dan berkembang di berbagai kota, palembang, surabaya, makasar, namun sebagian umur saya, dihabiskan di Metropolitan. Hmmm,,,,tapi saya Ambon! 3. Saya menghabiskan waktu luang saya dengan nulis, denger musik, baca buku, but almost novel my fave reading. Hohoho... 4. Hal yang tidak pernah salah buat saya adalah CHOKI-CHOKI, karena teman terbaik sekaligus musuh teeberat saya (*sometimes) Yep, Im chocofreak!  5. Saya suka bertualang kemana saja. Apalagi kepegunungan. T...

Obsesi YANG SALAH!!!

Obsesi yang salah! Saturday, September 25, 2010 6:15 AM Mungkin aku harus mengatakan BAHWA aku PEREMPUAN yang sangat beruntung! Dengan segala keterbatasan yang aku miliki,aku mampu memikat hati siapa saja. Aku mampu mendiamkan,ANJING HERDER!<loh kok=""></loh> ************************************************************** Kenapa aku mengatakan AKU BERUNTUNG??? Disatu sisi,aku dicintai oleh seorang lelaki yang nyaris sempurna. Dia memiliki ketampanan dan kemapanan yang menjadikannya sebuah OBSESI yang diminati oleh setiap HAWA. Kecuali aku! Aku benci COWO! Mereka adalah makhluk egois yang tidak pantas dicintai. Mereka lebih baik untuk dicampakkan. Tidak ada toleransi untuk rasa benciku pada makhluk terkutuk itu. Aku membenci mereka. Sangat membenci mereka. Entah untuk alasan apa! Tapi,AKU MEMBENCI COWO. Sampai DIA datang… Membuatku runtuh dari KESOMBONGANku yang menilai bahwa akulah yang paling benar tentang segala hal. Dia menamp...

I am a proud sister!!!

I am a proud sister!!!! First thing first... Congratz, Melf! Calon Sp.B menunggu waktu aja sih. Pembicaraan tentang sekolah lagi itu sudah ada beberapa tahun ke belakang, sejak PTT, well kita udah hampir 8 tahunan jadi dokter. Mulai dari dokter ptt di pedalaman, hingga magang di RSUD, hingga akhirnya menetap dan menjadi PNS di RSUD Kota Sorong lalu di angkat menjadi Kepala IGD (*melf) Jadi saya mengerti betul, bahwa kakak saya sangat menginginkan "sekolah" lagi. Sama saya juga. Tapi, usia epit adalah batas rawan. Kenapa? Dia udah 33, tahun ini, 34. Sedangkan batas usia yang di tetapkan itu 35 tahun. Jadi saya mengerti betul, kenapa dia berjuang dan berusaha sekuatnya untuk masuk PPDS. Mungkin ada banyak yang akan bertanya, ngapain sih ngotot jadi ppds atau sekolah spesialis. Toh udah dokter, ngga capek sekolah lagi. Well, tergantung caramu memandang sebuah "nilai" dari gelar yang tersemat. Untuk kami, menjadi Spesialis bukan hanya tentang "keuntungan...