Langsung ke konten utama

Postingan

Kenapa "Tentang Noke?"

Kenapa "tentang Noke" Ada beberap orang yang pada akhirnya bertanya pada saya, kenapa saya harus menuliskan "tentang Noke". Kenapa saya menceritakan hal2 tentang papa setelah beliau pergi. Sebenernya, sejak lama saya menulis banyak hal tentang papa. Tentang perdebatan kita, tentang obrolan singkat kita, family time kita, tentang pemilihan sinodenya papa waktu itu, tentang banyak hal. Jadi kalo dibilang baru nulis tentang Noke disaat beliau pergi, itu keliru. Papa tau kok, saya menulis tentang dia. Dia pernah menerbitkan salah satunya di FBnya. Kenapa tentang Noke? Saya ingin mengabadikannya. Saya ingin membingkaikan kenangan2 saya bersama beliau. Cerita saya tentang beliau. Mungkin bahasa yang tepat, membingkai noke dari kacamata saya . Tentang Noke adalah separuh jiwa saya yang luruh bersama kepergian Noke. Saya membuatnya, supaya setiap kali saya merindukan ayah saya, saya punya "tempat kembali" dimana itu hanya milik saya. Tulisan ini tidak say...

Tentang Noke #42 (*Kekallah Kenangannya)

24 Januari Noke, pertama saya harus protes! Karna papa ngga ada, saya harus merangkap jadi sopir pribadi mama. Plus asisten. Hut GPIB Ekklesia Kalibata ke 48 tahun. Mama mendapat undangan, sebagai wakil papa yang pernah menjabat sebagai KMJ disana tahun 1991-1992 . Waktu itu umur papa 35 tahun, saya masih 3 tahun dan mama sedang mengandung Amor. Thats why, kenapa nama Amor itu "Ekklesi" (*Benni Amor Salutavi Ekklesi) dia lahir disitu. Di Ekklesia Kalibata, dan Papa menamakannya dengan kata itu, Sang Penyelamat Gereja. Keren ya? (*Dari namanya seolah dari awal papa tau, amor adalah penerusnya) Ekklesia yang tetap seperti dulu. Gedungnya. Bentuknya. Sama seperti dulu. Kembali pada jemaat tempat papa pernah melayani dulu sama seperti Nostalgia. Menyelami kenangan beliau disana. Saya (*dengan sangat terpaksa dan berat hati), siapa yang bisa menolak bujukan mama. Iyakan pa? Apalagi kalo mama udah buat muka susah. "Aduh mama pergi sendiri ya?" ,"Ga ada yang bisa...

Tentang Noke #41 (*ga sepenting itu) 😂

Ketemu dengan beberapa teman pendeta Noke & Sinsi, lalu yang senior memperkenalkan bahwa ini keluarga "pendeta Ihalauw". Sejenak pendeta junior ini termangu, (*mungkin dia ngga tau kali siapa itu Ihalauw) dan tersenyum canggung ke arah mama. Sate Sabang. "Kok dia bisa ngga kenal papa?" Eset "Ya karena bapakmu memang ga harus dikenal seantero GPIB nyem" saya "Seenggaknya dia pernah dengerlah" eset masih ngotot Mama tersenyum mendengarnya. "Sepanjang saya tau, ga ada orang di GPIB yang ngga kenal Ihalauw." Eset Amor tertawa. "Ya berarti pengetahuanmu ndak panjang,nyem. Buktinya dia ngga tau. Dan lagi ndak penting kayaknya, untuk semua manusia di ekosistem GPIB harus tau bapakmu. Bapakmu ga seterkenal itu,nyem. Bapakmu bukan Presiden, yang wajib diketahui. Paham?" Eset ngedumel. Hell, ya.... Saya pikir, tidak semua orang di GPIB perlu tau Noke. Iyakan? Saya juga ngga peduli bahwa mereka kenal atau tidak. Jadi, kal...

Ada syukur dalam kehilangan.

Beberapa hari lalu, saya mendengar berita yang cukup menyedihkan, salah satu anggota jemaat mama, di Imanuel Depok, sakit. Beliau adalah teman "seperjalanan papa", kenapa? Sama2 DM, sama2 keras kepala buat ngga mau cuci darah, sama2 seneng makan enak. Tapi, Oom Frans jauh lebih bisa dibujuk untuk mau HD, dan bulan ini adalah bulan ke 11 beliau menjalani Haemodialisa. Saya ingat betul, suatu sore, sepulang dari menjenguk beliau di RS Hermina Depok, Papa bersikeras bahwa beliau tidak mau dicuci darahnya, "biarin aja, toh sama juga, mati juga akhirnya", kenapa? Karena papa melihat Oom Frans kala itu. Padahal papa adalah salah satu orang yang ikut membujuk beliau untuk mengikuti saran dokter. Lucu ya? Tapi kali ini ceritanya lain, Oom Frans sudah Uremic Syndrome pada stadium yang tidak bisa dan tidak mampu ditoleransi lagi oleh ginjalnya yang drop. Hingga racunnya sudah naik ke otak. Kesadarannya terganggu. Bahkan apneu pada beberapa kali. Ditambah dengan infeksi di ...

Lost in word.

Lost in word,Nok. I miss you. I miss you so bad. Saya tidak bisa mengontrol hati saya untuk tidak merindukan papa. Saya bisa mengarahkan otak dan pikiran saya untuk melawan rindu dengan menyibukkan diri. Tapi hati saya? Sulit,pa. Sulit dan saya tidak tahu bagaimana caranya untuk mengatakan pada hati saya, jangan merindukan dia yang sudah pergi. I just miss you. "Bila ada cinta yang benar2 menyentuh inti jantungmu, rasanya mustahil untuk meniadakan kehadirannya bahkan ketika otakmu membeku dan lidahmu kelu. Hati? Ceritanya lain. Tahukah kamu tanda dasar kehidupan? Jantungmu yang berdenyut. Bila kamu, menaruh nama seseorang disana, sehebat apapun kamu membeku dan mengeraskan inginmu, hatimu tidak bisa kamu hindari. Hatimu akan selalu menuntunmu pada rindu yang keluar setiap kali, namanya kamu sebut. Kenangannya kamu ingat. Kamu bisa menghilangkan memory, tapi kamu tidak mungkin mengelabui rasa." Dan, saya... Selamanya akan selalu merindukan beliau. Perjalanan ini timpang...

Our Habbit.

Natal Sinode, 9 januari. Sion Jakarta menjadi Tuan Rumah, untuk acara yang cukup "bergengsi" itu, bagi beberapa orang itu sebuah penghormatan. Kenapa? Ya karena yang bernatalan adalah para "petinggi" Sinode. Yang berhajat adalah orang2 yang terbilang penting dalam ranah organisasi ber-GPIB. Wew ya? Mama sudah mewanti2 kita untuk menemani beliau. Tapi dasarnya kita, kita ngga pernah setertarik itu untuk "muncul" dan "menghadiri" acara2 seperti itu. Kenapa nyet? Well, tanya aja sama yang di guci. Beliau jarang melibatkan bahkan memaksa kita ikut dalam acara2 gereja. Palingan beliau hanya "buang suara", "ada yang mau temani papa?" Kalo kita menggeleng, ya udah, Nokenya diam aja. Beliau hanya menggandeng Sinsi dan selesai masalah. Noke tidak membiasakan kita untuk harus ikut tampil diberbagai acara, well saat inipun, kita udah ada kesibukkan masing2. Jadi, mengikuti acara natal sinode, bukan prioritas penting saat ini dan tid...

Also me.

Also me. Ketika saya benci dengan orang, tidak ada hal apapun yang bisa dan mampu membuat saya "memaafkan" orang itu. Bahkan ketika orang itu meminta maafpun, rasanya tawar. Yup, ive told you, im a vengefull person. Kehilangan sobota itu, membuat seminggu ini menjadi kacau. Saya uring2an. Mood swing. My mood need reconstruction immediately. No, i dont need my Noke. Papa bahkan tidak bisa menenangkan saya. I need my mood booster. Urgent. And, here i am. In the middle of knowhere, in the arms of my peeps. My support system. My toxic. Ah apalah itu. "Jadi buku yang mana sih, yang ilang? Coba kamunya cerita ke akunya" Saya menyandarkan kepala saya pada bahu gempalnya Mbul. Kok rasanya masih "nyelekit" ya, bahkan setelah 5 hari berlalu. Dan kenapa, semua orang berpikir, "yaudah sih, hanya buku kok.", "Yaudah nanti kita cari lain", "coba cek di sagung seto", dan kalimat2 yang lain. Seolah saya, terlalu berlebihan hanya "...