Langsung ke konten utama

Postingan

TERIMA KASIH untuk BARISAN PARA MANTAN...

‎ Ini bentuk terima kasih, sekelompok manusia berotak dan berhati, yang masih menunjukkan rasa hormatnya pada mantan-mantan yang MUNGKIN belum sanggup untuk digantikan...  Atau bahkan sudah tergantikan, karna mereka yang memaksa untuk gantiin atau digantiin! Terima kasih, karena pernah hadir dan ngajarin gue apa artinya mabok terhormat. Dan tetep ngejagain gue saat gue limbung. Respect! Makasih karena dari lo, gue beneran tau bahwa cinta bukan tentang JATUH CINTA tapu tentang GALAU BERKEPANJANGAN melebihi nyanyian TK kasih ibu sepanjang masa. Makasih buat lo, iya lo. Lo yang pernah nyium gue dan nembak gue didepan banyak orang. Tapi, lo juga orangbyang sama brengseknya, yang bilangbdidepan semua orang bahwa DIA JAUH LEBIH BAIK DARI GUE.  Makasih buat anda, yang bahkan tidak pernah melihat saya secara nyata. Yang hanya menggunakan saya ketika anda butuh teman dan duit. Anda buat saya belajar, bahwa CINTA MENJADI LOGIKA YANG NYATA, saat uang berbicara. Thats suck whe...

Why you gonna be so rude? (*sometimes)

Somepeople never grow, evolve or better themselves. I no longer chill with people like this, In life, i can only speak from perspective of my experiences. As I grow older and wiser I have been learning more about the world, this affects my opinions and decsions day to day. Once you make an observation, you have an obligation to make decisions, based on the new informations. Yet some people will still behave in the same negative manner, as they did all those years ago. Some of the reasons that people dont evolve: They dont read books! They are trying to copy celebrities. They can stop smoking, drinking, taking drugs and eating sh*t foods. The revel in their ignorance. They dont question anything. They arent humble enough to learn from somebody else with more experience. They believe everythings the media tell them. They are in spiritual battle and dont want to objectively analyse themselves. Some  of the reasons people evolve : They experience some sort of life chan...

Story about being lonely

Story about being lonely Suatu senja dirumah sakit. Jam berkunjung sudah dimulai. Semua teman, kerabat, kenalan, mulai berdatangan. Saya memilih menghindar. Turun ke kafetaria dilantai satu. Masuk lalu memilih pojok kanan yang teehindar dari keramaian. Saya menepi. Dan mengendurkan urat syaraf serta ketegangan otot tubuh saya Chococino. Chocolava. Perpaduan komplit! Saya menikmati 2 dessert istimewa ini dengan tenang. Sampai dia tegak didepan saya. Melepas earphone saya. Mengambil cangkir saya. Menegak setengahnya. Lalu tanpa pwrmisi duduk dengan santai didepan saya. Gerald. Seseorang yang dulu "mungkin" saya abaikan... Papa dan mamanya berteman baik dengan papa. Cukuplah untuk membuktikan bahwa KAMI akrab, pada waktu itu. Saya tersenyum menatapnya. Senyumnya seringan biasa. Dia terlihat lebih rapi. Dewasa mungkin ya? Katakanlah begitu. Saya memanggilnya Gege. Agak aneh sih, untuk sebutan seorang cowok. Namun, dia tidak pernah memprotesnya. "Ngapain disini,non...

My Stubborn (* the bad habbit that always i adore)

Hari ini, saya dan amor berdebat sengit. Panjang. Lama. Lebar. Keras. Saya tidak bisa dikalahkan dan disalahkan. Saya terlalu keras untuk dilawan. Amor membela diri. Sebenarnya masalah sepele. Benar-benaf sepele. Tentang saya yang lupa brapa pastinya uang yang papa kasi. Lalu saya kira amor yang sembunyiin. Sepele ya? Saya yang tidak bisa menarik kata-kata saya saat marah. Saya yang begitu selfish karena semua selalu mengalah untuk saya. Ya,saya!  Mama dan eset hanya menonton. Hingga akhirnya mama melapor pada papa. Bagaimanapun, papa yang bisa memutuskan siapa yang benar. Karena papa yang memberikan uang itu. Fine, amor benar. Saya salah. Tapi, ego saya yang kelewat keras untuk dibantah. Membuat tingkah saya sangat jelek. Mengunci rapat mulut saya untuk meminta maaf dari amor. Saya kakak. Saya sulung. Saya selalu didengar. Ngejengkelin ya,saya? Setelah berbicara dengan papa, saya masuk kamar. Saya jengkel. Saya sebal. Lebih tepatnya saya malu, bagaimana bisa saya salah dan sa...

Menunggu...

Hari ini, 15 Juni... Eset akan kembali kerumah sakit untuk kontrol. Janjian ketemu dengan dokter bedah plastiknya. Menunggu. Yaaah, kita kembali menunggu. Apa hasilnya? Bagaimana prosesnya? Apa eset akan langsung diopname? Atau masih harus menunggu lagi. Berapa lama? 2minggu lagi? 1 minggu lagi? Atau mungkin 4 mingu lagi? Rencananya, hari ini eset akan d CT SCAN 3 dimensi untuk melihat lagi perkembangan rahangnya yang patah. Serta menilai keberhasilan "KUNCIAN MULUT" yang eset jalani selama 5 minggu ini. Saya tidak ikut mengantar, hanya mama dan amor. Saya kerja. Walaupun begitu, saya ikut deg-degan bagaimana hasilnya eset? Gimana nanti, apa yang terjadi? Apalagi selanjutnya? Tadi malam, kita ber-3 masuk gereja... Saat nyanyian  setelah pengakuan dosa berkumandang, saya terenyuh mendengarnya. Dari kunkungan duka kelam, Ya Tuhanku, 'ku datanglah, Masuk terangMu bebas senang, 'ku datang padamu, Dari beban kesakitanku masuk ke dalam kekuatanMu, Dalam derita aku...

Saya mengucap syukur untukMU

‎ Hai,kamu... Aku baik-baik saja. Lanjutkan hidupmu. Hai,kamu... Kamu yanh disana. Kamu yang sedang merancangkan cerita baru tentang masa depan. Bahagiaku untukmu. Aku mendengarkan berita bahagia ini, Dari beberapa orang yang memang sengaja ingin aku mendengar tentangmu, Aku tidak pernah bertanya tentangmu, Hak-ku sudah ku kembalikan. Rasanya terlalu sibuk bila aku masih harus bertanya. Kamu memang harus maju kedepan, Menemukan seseorang.  Melanjutkan kisah yang tertunda, Karna stuck pada orang yang salah! Hai,kamu dan pasanganmu... Doaku selalu untuk kalian. Agar rencana indah yang aku dengar itu dapat menjadi realita, Aku tulus mendoakanmu, kalian berdua. Semoga kebahagiaan selama tinggal bersama kalian, Dan saat nanti kalian mengucapkan janji setia didepan altar, Ingatlah untuk selalu saling menjaga, saling mengerti, saling melengkapi, Dan jangan lupa, bahwa butuh perjuangan panjang untuk saling menemukan hingga akhirnya saling berhenti untuk mencari...

I love this post...

Saya begitu menyukai postingan ini, saya men-sharekan ini beberapa waktu lalu saat eset sudah pulang dirumah. Saya, amor dan eset sedang duduk menikmati sorenya kota metropolitan. Bukan disebuah kafe mewah nan elit. Hanya didepan rumah. Amor serius dengan bacaannya, dan gooddaynya. Eset dan saya, memainkan gadget kami, sambil menyeruput jus sehat, yang saya buat. Mama dan papa lagi pergi pelayanan. Bukankah bahagia itu, sangat sederhana? Sesederhana kami duduk dan bercerita tentang semua kejadian belakangan ini, Mengingatkan apa yang terlewatkan oleh si bungsu. Sesederhana, ungkapan syukur bahwa kami masih bisa seperti ini... Berkumpul.tertawa. bercanda. Saling menertawai. Saling menjaga. Saling mengingatkan. Semua orang bertanya, kenapa amor dan saya, menangis begitu hebat saat eset kritis, Saya dan amor menjawab "karena adik kami cuman dia. Kami tidak pernah bayangkan rasanya tanpa dia. Apapun akan kami usahakan agar eset masih disini" "Bahkan, kalau perlu mel...