Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2024

menertawakan moment penting (*my bad habbit)

Si paling suka ketawa Tidak ada hal yang begitu berat, yang akan membuat saya berhenti menertawakan sesuatu. Sombong banget nyed I know. Selama saya hidup, pukulan2 terberat saya tuh ketika saya mundur 2 bulan dari pelantikan dokter karna ngga lulus IKM dan saat papa meninggal . Selain itu, ngga ada yang seberat ini. Dan semoga semua yang akan datang nantinya, akan terlalui dengan baik. Nah, pada pukulan2 terberat yang saya hadapi itu, tetap aja ada celah untuk menertawakan sesuatu. Ada aja gitu yang membuat saya bisa tertawa. Aneh? Bagi sebagian orang iya, nyed. Tapi, bagi orang yang mengenal saya, mereka paham, saya adalah manusia yang selalu tertawa dan menertawakan keadaan.  Saya bisa jadi manusia paling menyebalkan saat marah. Namun, saya juga mampu menjadi manusia paling menenangkan di kala situasi genting, karna saya bisa menghandle "kegentingan" itu dengan menertawakannya.  Waktu papa meninggal ya gitu. Saya sedih. Nangis. Tapi, ada moment dimana saya, amor, eset dan...

sebuah keterbiasaan yang bobrok

Hal ini selalu di dengung2kan pada beberapa tahun belakangan ini. Di teriakkan oleh para pemangku kebijakan dan juga orang2 yang ikut di dalam sebuah sistem pendidikan. Salah ngga? Ngga. Ngga ada yang salah ataupun benar di dalam perkara "ini". Karna tujuannya bukan untuk mempertontonkan siapa yang benar atau siapa yang dipojokkan. Sistemnya yang harus di ubah.  Kalo saya boleh bertanya, apa anak2 yang dibesarkan dengan penuh "keramah tamahan" bahkan "tanpa bentakan", tanpa sabetan sabuk, tanpa cubitan dan pukulan, apakah mereka akan jauh lebih tangguh? Oh atau harus diganti, apakah mereka akan jauh lebih mampu beradaptasi?  Pada zamannya saya, salah ya salah. Tidak ada "excused" tentang hal ini. Kamu salah, kamu layak di hukum. Dan bentuk hukuman bisa berbagai macam. Iyakan? Tapi apa esensinya? Saya dibentuk menjadi manusia yang paham, bahwa segala sesuatu ada aturannya. Tidak bisa mengikuti maunya saya. Tidak juga melawan aturan hanya karna kek...

Tentang Noke #89

  lama banget ya, ngga menulis kembali tentang Noke-nya saya.  Kapan ya terakhir?  Nok, rasanya terlalu banyak hal yang berteriak di kepala saya. Segala hal rasanya harus diprioritaskan. Sampai kadang, saya lupa, seperti papa bilang... saya hanya seorang manusia yang bisa lelah. Dan boleh untuk merasa lelah. Iyakan? Pulang liburan kemaren, adalah pulang liburan terlama sejak saya pindah ke solo. Biasanya, saya hanya 3-4 hari, paling banyak juga 5 hari. Pulang dadakan juga palingan 2 hari aja.  Menemani mama merapikan tamannya, saya dan mama bercerita tentang waktu itu, pa. Masih ingat ngga, perdebatan panjang saya dan papa? Bukan perdebatan aja sih, lebih ke "berantem" ya? hahahaahahahaaa... Papa masih ingat ngga ya? Harusnya masih ya. Ingetkan, pulang dari Ancol untuk pertemuan2 konyol yang papa ikuti. Pertemuan2 menjelang sidang sinode? Hahahahhahaaa... Pertemuan absurb dan ngga jelas! Ya iyalah, ngga jelas, karena disana semua berkumpul hanya untuk mendengarkan id...

Sinsi dan Taman kecilnya

  Ibu saya, Sinsi. Beliau sangat suka dengan segala jenis tanaman. Mulai dari bunga sampai tanaman hias yang berupa daun-daunan. Noted, sangat suka.  Papa juga sih, mungkin karena itu juga ya, mereka berdua sangat cocok. Sama-sama suka tanaman. Jadi, ketika kita membangun rumah, salah satu syarat yang kita minta adalah mama memiliki space untuk "hobby" nya.  Space itu ada di teras depan, teras belakang dan teras samping. Tempat mama menghabiskan waktu kosongnya untuk menata kembali tanaman-tanamannya. Tangan mama sangat "dingin". Apapun yang beliau tanam, pasti akan tumbuh dengan baik. Serius, beneran akan tumbuh dengan sangat baik.  Papa saya juga begitu. Beliau sangat senang menata rumah dan tanaman-tanaman hiasnya, apalagi anggrek. Dan entah kenapa, papa tuh bisa banget gitu menata rumah yang awalnya terlihat biasa banget, menjadi bagus dan elegan. Banget. Sampe orang-orang yang datang aja kagum. Dikiranya itu semua barang-barang mahal, padahal ngga. Kebanyakan b...

Sejauh apa, solo merubah saya...

sejauh mana, Solo mengubah saya... ini bukan sebuah penilaian pribadi aja, namun beberapa orang di sekeliling saya menyadari hal ini. Bahkan beberapa dari mereka secara langsung bertanya pada saya. Saya pikir, saya adalah salah satu manusia yang sangat amat tidak suka basa basi. Tidak suka menegur orang asing. Tidak suka terlalu "keep in touch" dalam beberapa hal. Saya adalah kesan dari sebuah arogancy yang tertanam dengan sangat baik. Hal itu sudah terangkum dengan bagus, pada setiap pertemuan dengan orang-orang asing.  Ya, saya memang selalu di cap sombong. Arogan? Tidak ramah.  Namun, berada di Solo adalah cerita lain dari sebuah perjalanan panjang saya. Solo adalah salah satu kota yang begitu kental budaya "ramah tamahan" khas Indonesia. Bisa dibayangkan dong? Bagaimana saya, si manusia yang "tidak suka menyapa" ini harus hidup dalam keseharian yang cukup membuat "energinya terkuras". Pada bulan-bulan pertama di Solo, saya beneran melatih dir...

oh, hai, APRIL...

  hi, april... terima kasih untuk kejutan menyenangkan dan liburan panjang yang sungguh saya butuhkan. kapan ya terakhir kali saya beneran menikmati liburan di rumah? Beneran liburan tanpa harus mikirin banyak hal2 yang memberatkan otak saya? Juni tahun lalu ya? Sepertinya.  dan disinilah yedijah, menikmati hidupnya dengan secangkir coklat hangat dan roti bakar coklat kejunya tamsur. Menikmati liburan yang saya maksud itu adalah bangun siang tanpa ada embel2 apapun. Tidak ada tugas yang memberatkan dalam hal apapun juga. Pokoknya saya dirumah dan menikmati waktu dengan mama.  Bangun tidur sesuka hati. Muka bantal dan sarapan bersama mama. Jalan2 dengan elkhesed dan mama. Jajan sore dengan mama. Nonton bioskop dengan mama dan elkhesed. Ketemu dengan my fave peps. Ah, Yesus makasih banyak ya, untuk semua berkatnya. Terima kasih untuk kebaikkannya.  wait, saya nulis ini, karena apa ya? Oh, ya, karena maret saya terlewati begitu saja. Aseli, saya bodoh sangatlah. Bisa-bi...