Papa, lapor...
Besok saya pulang ke jakarta. Subuhnya kita ke Ambon.
Udah cukup ya 5 tahun kita menunda, kepulangan papa ke Ambon. Saatnya mengembalikan papa.
Malam ini, harusnya saya mulai packing. Tapi, rasanya berat, pa. Berat dan malas. Banget. Saya malas banget packing. Hupffhhhh...
Ini liburan?
Nope, ini lebih ke saying goodbye forever ke papa. Tidak ada lagi "bentuk" papa yang bisa terlihat. Kalo orang lain punya makam papanya, saya? Saya tidak punya apapun, pa.
Saya hanya mampu merindukan papa dalam sebuah memory.
Dan beberapa hari belakangan ini tuh, emosi saya naik turun pa. Mood swing saya kian parah. Sakit kepala saya kian menjadi. Sangat. Rasanya pengen marah. Pengen ngeluh. Pengen nangis. Pengen semuanya.
Tapi ke siapa. Mau salahin siapa. Mau buat apa juga? Memang semuanya harus dijalanin, nyed.
Papa pasti ngga nyangka, sekeras apa saya membentak diri saya sendiri. Sekeras apa, saya menampar ego saya untuk meredam semua emosi saya. Papa pasti ngga akan percaya, anak perempuannya sudah merubah banyak hal, pa. Kecuali satu, rindunya untuk papa.
Diantara semua dateline yang entah kenapa tiba2 muncul dan lalu setumpuk kerjaan yang memang harus diselesaikan. Dan terus ditambah lagi, beberapa kerjaan diberikan. Dan lalu, persiapan2 sekolah.
Papa tau, ngga? Saya melewati itu semua dengan mengikuti alirannya. Marah sih. Sebel sih. Capek sih. Pada akhir hari yang berat, saya cuman bisa ngadu ke Yesus sambil ngomel. Sambil nangis. Sambil uring2an.
Hahahahahahahahahaaaaa... saya banget ya, pa?
Pulang jaga. Marah2 karna beberapa hal. Trus dibuatin coklat panas. Trus tidur2an sambil baca sampe papa pulang. Trus nanti ngadu ke papa tentang hal2 yang menjengkelkan. Hahahahahahahaahaa... btw, gw bangke banget ya?
Rasanya tidak ada yang bisa menghadapi keajaiban saya.
Seperti malam ini, pa. Papa tau ngga harusnya saya packing. Tapiiii, yang saya lakukan apa? Make up. Saya lebih ke dandan. Lama deh rasanya ngga make up yang seniat itu. Padahal beli ini itu terus untuk make up.
Papa tau kan, packing bukan keahlian saya. Biasanya mama dan babs. Saya? Cuman naruh aja baju mana yang dibawa. Nyed, lo selumpuh itu? Hahahahahahahahaaa... thats why i told you dude, my middle name is kukang.
Liburan? Ngga pa. Walaupun ada banyak rencana mau kesini dan kesana saat di ambon, nyatanya ngga lagi se menyenangkan itu.
Saya tidak se-excited itu untuk ke Ambon. Ya, saya tau, disana banyak tempat2 wisata bahkan di rumah Tua Ihalauw di Nolloth itu bagus banget pantainya. Belakang rumahnya Opa itu langsung laut. Menyenangkan ya? Harusnya.
Saya ke sana, untuk mengucapkan selamat tidur, papa. Dan, untuk hal sesederhana itu, merontokkan seluruh isi kepala saya.
Papa, doain kita ya. Semoga segala sesuatunya lancar. Berjalan dengan baik.
Yesus tolong ya, sertai perjalanan pergi, pulang dan selama kita di sana.
Yesus, boleh request ngga? Semoga saja, perjalanan ini menjadi perjalanan yang menyenangkan untuk dijalani.
noted : hasil make up dadakan karena males packing. Kadang ya, yedijah tuh suka flight of idea kok. Btw, lipstick gw onpoint ya? Satu hal yang selalu saya suka dari semua foto saya, mata saya. I dont know, but i love my bubling eyes. (*mata belo dengan tatapan galak)
🤣😂🤣😂🤣😂
Dan nanti nih, dia bakalan ketiduran. Trus packingnya justru nanti "last minute" banget...
Karna, kepepet tuh selalu ada yang ajaib!
*puter music kenceng2*
*peluk vanki*
Perjalanan paling jauh yang saya tempuh adalah memulangkan papa.
Dan nanti, perjalanan paling sunyi yang harus saya hadapi adalah berjalan menuju Altar.
Berbahagialah kamu, yang masih bisa memeluk ayahmu dan ibumu. Yang masih bisa mendengar ceramahnya, marahnya, dan semua hal yang mungkin menyebalkan.
Saya kasih tau ya, ketika mereka tidak bisa lagi kamu peluk, kamu akan menyadari bahwa duniamu tanpa mereka yang kamu hormati, seperti pulang tanpa pernah kembali.
Hargailah hidupmu bersama mereka yang masih terpeluk, sebelum Tuhan mengambil kembali miliknya, setelah lama meminjamkannya untukmu.
Nyed
Dan sampai detik ini, saya selalu merindukan papa.
Komentar
Posting Komentar