......saya lagi melow
Akreditasi sudah selesai. Kerja keras kita, terbayar lunas dengan predikat Paripurna. Lulus dengan mulus. Untuk sebuah balai kesehatan, yang berdiri bertahun lamanya, lalu berubah menjadi sebuah Rumah Sakit Umum Pusat, sebuah predikat Paripurna yang disandang itu bukan sebuah wacana kosong loh.
Dan, saya ada didalam perubahan itu. Saya ikut dalam usaha merubah balai itu menjadi sebuah RSUP. Hingga, saat akreditasi itu selesai, tanpa catatan penting. Tanpa perlu ada yang diperbaiki, dan hasilnya paripurna, jujur ya.... Saya terharu.
Biasanya, saya orang yang sangat cuek. Kerjanya cuman datang, jaga, periksa pasien dan pulang. Namun, disini, saya seperti menemukan rumah. Tempat saya berdiri dan bernaung. Sebosan apapun ceritanya, rumah adalah rumah. Dia tempat saya dibesarkan. Tempat saya belajar mawas diri. Tempat saya, "lahir" tanpa predikat apapun yang melekat pada saya.
Saya, besar di tempat ini. Saya, "lahir" sebagai seorang saya, dengan segala kurang lebihnya, ditempat ini. Bagi saya, Tuhan meletakkan saya, pada tempat yang tepat.
Saat mendengar hasilnya baik, saya pulang ke kosan dan menangis haru. I know, it's silly. Tapi, saya tau, sekeras apa saya bekerja. Saya tau, sehebat apa lembur demi lembur yang harus saya hadapi. Saya harus tetap jaga igd, tapi saya harus menyelesaikan laporan demi laporan. Saya harus tetap mengerjakan audit klinis, verif ranap dan cp bulanan harus berjalan. Tugas di subkomite mutu tetap harus berjalan, monev bagian2 unit yang jadi tugas saya. Memastikan story board ada. Mengingatkan tentang inm, indikator mutu prioritas dan yang lainnya. Belum lagi, bagian igd, sebagai dokter jaga, harus hafal tentang segala seluk beluk IGD. Melelahkan tapi juga menyenangkan.
Saya, tidak perlu diajarkan tentang tanggung jawab. Saya memahami dengan baik, bahwa setiap tugas yang diberikan, harus dikerjakan sebaik-baiknya, semalas apapun saya.
Saya bertahan dan saya melewatinya dengan baik. Cheers. *Angkatbeer
Saya mengucap syukur, kami melewatinya dengan baik.
Ketika surveyor nya keluar dari IGD, selesai telusur, saya langsung berdiri dan tepuk tangan. Saya mengucapkan terima kasih pada karu IGD, beliau menjelaskan dengan sangat amat baik. Sehingga, segala sesuatu dilewati dengan benar.
Dari dulu ya, setiap kali saya selesai melakukan sebuah tugas dan hasilnya bagus. Saya ngga pernah suka menerima hadiah apapun. Bagi saya, saya bekerja bukan untuk reward itu. Namun, saya menikmati setiap proses itu. Karna didalam proses itu, saya jauh lebih mengenal diri saya. Bahwa saya, tidak akan menyerah sampai pada akhirnya. Thats me.
Ngga tau ya, mungkin udah habbit aja. Ini udah dari dulu banget. Saya tidak pernah menerima reward. Sekalipun itu sebagai bentuk apresiasi untuk saya. Saya selalu berpikir, tugas ya emang harus dikerjain aja. Namamu ada ditugas itu, artinya kamu bertanggungjawab untuk menyelesaikan dengan benar.
Seperti contoh audit klinis kemenkes utk 9 topik layanan primer. Saya mengerjakannya dengan benar, tanpa harus terlihat dengan banyak orang. Lembur kerja itu udah biasa. Tinggal di RS sampe menjelang malam itu udah cerita lama.
Sekali lagi, tugas harus diselesaikan dengan benar. Thats my point.
Makasih ya, Tuhan Yesus....
Makasih sudah meluluskan saya ditempat ini. Makasih sudah meletakkan saya disini. Tempat dimana, tidak ada yang mengenal siapa saya. Tidak ada yang akan menjudge saya hanya karena saya anak si A, cucunya si B, keponakannya si Z. Saya berdiri, diatas kaki saya sendiri. Saya memulainya bersama Yesus disini, dari nol, tanpa bantuan siapapun, kecuali Tuhan saya.
Hingga, saat semua pekerjaan saya, menghasilkan sesuatu yang baik untuk RS ini, saya tau, Yesus membentuk saya dengan luar biasa disini.
Saya melewati setiap musim yang melelahkan, kadang meruntuhkan semangat, kadang meredupkan hati, kadang merengut kewarasan, namun tidak pernah sedetikpun, saya merasa kalah. Karna saya tau, Yesus memeluk saya dengan caranya. Yesus selalu punya cara untuk menguatkan saya.
Hingga hari dimana saya merasa kalah, saya tidak akan menghancurkan saya, karna ajaran ayah ibu saya menjadi penjaga langkah saya, dan Yesus, selamanya menjadi alasan utama, saya harus melakukannya dengan benar.
Im home, nok.
Rumah yang membuat saya belajar. Rumah yang mendewasakan pijakan saya. Rumah tempat saya bernaung dan berteduh. Rumah tempat saya tumbuh dan berkembang. Rumah tempat saya berkarya.
Rumah itu adalah RSUP.
Bila dulu, saya merasa begitu terpaksa harus bekerja ditempat ini. Saya merasa begitu sedih berpisah dengan mama. Saya jauh dari Jakarta.
Namun, hari ini, saya mengucapsyukur, karna Yesus membuat segala sesuatu indah pada waktunya.
Saya berhasil, membawa diri saya sejauh ini, dan saya bangga, bahwa sejauh ini, saya berjuang dengan semua hal yang saya miliki sendiri.
Perjalanan masih panjang. Mimpi besarnya belum selesai.
Sabar ya, satu-satu ya, non.
Benyada Remals "dyzcabz"
Ada hari dimana saya membenci keadaan ini. Saya meracau dan berpikir kembali tentang keputusan ini.
Ada hari dimana segalanya terlihat riweh dan saya kehilangan makna untuk tetap disini.
Ada hari yang berjalan dengan begitu biasa dan kosong, hingga saya merasa bias.
Ada hari dimana saya merasa begitu malas untuk harus berangkat jaga. Rasanya dateline ini membunuh saya perlahan.
Namun dari sekian banyak hari itu, saya selalu nenemukan diri saya mampu menertawakannya dengan baik.
Saya bertahan dengan baik.
Iyakan, pa?
Papa, anak perempuannya, tidak lagi semanja dulu. Tidak juga cengeng lagi.
Seperti yang selalu papa katakan,
"Tuhan menguatkan nona untuk menjalani mimpi yang nona doakan. Tuhan akan bekerja dengan caranya. Tuhan akan memenuhi, apa yang selalu nona minta. Tapi, dengan caraNYA. Karna itu, untuk segala sesuatu ada waktunya. Nona boleh minta, tapi tidak boleh memaksa. Sebab, Tuhan punya cara, DIA menetapkan setiap langkah orang2 yang berseru kepadanya."
Ada amin?
Komentar
Posting Komentar